Desa Muara Madras berada di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Indonesia. Secara fisiografi lokasi penelitian ini berada pada zona perbukitan barisan yang merupakan punggungan dengan orientasi Barat Laut-Tenggara dan kemenerusan jalur cincin gunung api (ring of fire). Keberadaan manifestasi mata air panas membuktikan bahwa aktivitas geotermal terjadi di daerah tersebut. Secara geologi lokasi penelitian berada di selatan Komplek Gunung Api Masurai dengan batuan penyusun terdiri dari lava andesit hulusimpang, breksi andesit hulusimpang, dan breksi vulkanik kuarter. Terdapat struktur sesar berarah Barat Laut-Tenggara yang diperkirakan mengontrol aktivitas manifestasi. Hal ini menunjukkan keberadaan manifestasi air panas ini dikontrol oleh aktivitas vulkanik dan tektonik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia fluida mata air panas bumi. Hasil analisis fisik diperoleh temperatur permukaan sebesar 43º celcius, TDS 920 ppm, dan DHL 1696 µm/cm. Uji geokimia diperoleh parameter Ca2+: 34.18 mg/L, Mg2+: 0.7 mg/L, K+: 13.06 mg/L, Na+: 125.79 mg/L, Fe3+: 0.01 mg/L, Li+: 0.55 mg/L. Hasil uji ini menunjukkan bahwa mata air panas di Sungai Mantenang merupakan fluida air klorida sulfat dan dari ploting pada diagram segitiga anion Cl, HCO3, SO4 adalah mature water. Kesetimbangan reaksi dari analisis kation dari sampel fluida manifestasi panas bumi Sungai Mantenang diperoleh pada Partial Equilibrium. Dari hasil analisis geokimia ini dapat diprediksi temperatur fluida mata air panas di bawah permukaan dengan menggunakan analisis geotermometer, diperoleh perkiraan temperatur pada kondisi reservoir adalah 1720 celcius.