Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN EFISIENSI PENATALAKSANAAN APENDISITIS AKUT PADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN PASIEN UMUM (STUDI KASUS DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL) Widiyantara, Agus Tri; Dewi, Arlina
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol 5, No 1 (2016): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: BPJS PBI’s participants patients that a part of National Health Insurrance have financing with prospective payment system, while general patient use fee for service., To avoid losses, the hospital must manage patients more efficiently in the prospective payment system than the fee for service with strict quality control and control of costsMethods: The type of research is a quantitative research using secondary data.  Population is BPJS PBI’s patient and general patients who experiencing uncomplicated acute appendicitis and action appedictomi. There are 60 respondent. Analyses test using independent t test and Mann-Whitney test.Results and Discussion: BPJS PBI’s participants patient’s length of stay are shorter than general patients (p <0.001). The management cost of BPJS PBI participant patients are lower and significantly different than public patients at the component cost of the drugs (p <0.001), the cost of a physicians examination (p = 0.012), the cost of accommodation (p <0.001), the cost of BMHP (p <0.001), supporting examination (p = 0.023) and total cost (p <0.001). There is no differences of operating costs. BPJS PBI’s participants care costs are lower than public patients but there was no significant difference (p = 0.487).Conclusion: Based on the length of stay and cost management in appendicitis procedures, BPJS PBI’s participant patients more efficient than general patients.Keywords: efficiency, length of stay, costs
Efektivitas Peran Kader ‘Srikandi’ Dalam Pemantauan Ibu Hamil Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu (Di Wilayah Pleret Kabupaten Bantul) Witisnasari, Dita; Rindu, Rindu; Widiyantara, Agus Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.10989

Abstract

Angka Kematian Ibu di Bantul tahun 2021 mencapai 374,1 tiap 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target nasional yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab AKI adalah adanya kelompok ibu hamil yang beresiko. Salah satu upaya Dinas Kesehatan Bantul menurunkan AKI yaitu meluncurkan kader ‘Srikandi’ yang berperan mengidentifikasi ibu hamil terutama bumil beresiko di wilayahnya. Kapanewon Pleret termasuk wilayah dengan jumlah ibu hamil beresiko paling banyak dan beberapa tahun ini terdapat kematian ibu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Efektivitas Peran Kader ‘Srikandi’ Dalam Pemantauan Ibu Hamil Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu (di Wilayah Pleret Kabupaten Bantul). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana efektivitas peran kader ‘srikandi. Pengambilan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan informan sejumlah 9 kader srikandi, 8 ibu hamil, 3 bidan penanggungjawab Kalurahan, 1 Kepala Puskesmas dan 1 Dinas Kesehatan. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa kader ‘srikandi’ sudah menjalankan peran melakukan pendataan ibu hamil, kunjungan rumah, pembagian makanan tambahan, pelaporan dan edukasi. Kader mendapatkan dukungan baik dari keluarga, masyarakat, puskesmas, Kalurahan, PKK, pemerintah daerah. Upaya peningkatan efektivitas peran kader ‘srikandi’ dengan pertemuan, pembinaan, peningkatan kapasitas kader melalui workshop, pelatihan, forum kader kesehatan, pelibatan kader, reward dan regulasi. Namun masih ada hambatan seperti kurangnya jumlah kader, rangkap tugas kader, reward belum optimal serta keterbatasan pengetahuan kader. Sehingga dibutuhkan upaya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat untuk aktif melaporkan bumil baru, Puskesmas dalam peningkatan kapasitas kader, Kalurahan dalam fasilitasi dan dana, Kapanewon, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) dalam pembinaan, Pemerintah serta organisasi profesi dan swasta