Angka Kematian Ibu di Bantul tahun 2021 mencapai 374,1 tiap 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target nasional yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab AKI adalah adanya kelompok ibu hamil yang beresiko. Salah satu upaya Dinas Kesehatan Bantul menurunkan AKI yaitu meluncurkan kader ‘Srikandi’ yang berperan mengidentifikasi ibu hamil terutama bumil beresiko di wilayahnya. Kapanewon Pleret termasuk wilayah dengan jumlah ibu hamil beresiko paling banyak dan beberapa tahun ini terdapat kematian ibu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Efektivitas Peran Kader ‘Srikandi’ Dalam Pemantauan Ibu Hamil Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu (di Wilayah Pleret Kabupaten Bantul). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana efektivitas peran kader ‘srikandi. Pengambilan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan informan sejumlah 9 kader srikandi, 8 ibu hamil, 3 bidan penanggungjawab Kalurahan, 1 Kepala Puskesmas dan 1 Dinas Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kader ‘srikandi’ sudah menjalankan peran melakukan pendataan ibu hamil, kunjungan rumah, pembagian makanan tambahan, pelaporan dan edukasi. Kader mendapatkan dukungan baik dari keluarga, masyarakat, puskesmas, Kalurahan, PKK, pemerintah daerah. Upaya peningkatan efektivitas peran kader ‘srikandi’ dengan pertemuan, pembinaan, peningkatan kapasitas kader melalui workshop, pelatihan, forum kader kesehatan, pelibatan kader, reward dan regulasi. Namun masih ada hambatan seperti kurangnya jumlah kader, rangkap tugas kader, reward belum optimal serta keterbatasan pengetahuan kader. Sehingga dibutuhkan upaya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat untuk aktif melaporkan bumil baru, Puskesmas dalam peningkatan kapasitas kader, Kalurahan dalam fasilitasi dan dana, Kapanewon, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) dalam pembinaan, Pemerintah serta organisasi profesi dan swasta