p-Index From 2020 - 2025
0.835
P-Index
This Author published in this journals
All Journal J-CEKI
Mariantji Kilasaduk
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Kristen, Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peran Guru Agama Kristen Dalam Membentuk Karakter Kristiani Pada Generasi Millenial Di Sekolah Menengah Agama Kristen Kupang Mariantji Kilasaduk; Simon Kasse; Ezra Tari
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 1 No. 5: Agustus 2022
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v1i5.760

Abstract

Masalah dalam penelitian ini dimulai dari hasil observasi peneliti pada karakter generesai millenial saat ini. Tujuan dari penelitian ini yakni : Tujuan penelitian yaitu pertama untuk mengetahui peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam membentuk kerohanian dan karakter generasi. Kedua untuk mengetahui apa saja nilai-nilai karakter kristiani yang ditanamkan oleh guru Pendidikan Agama Kristen pada generasi millenial di Sekolah Menengah Agama Kristen-Kupang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan beberapa teknik yaitu observasi dan wawancara dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Cara kerja dan teknik analisis data secara objektif dan deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa kelebihan dari generasi millenial memiliki rasa ingin tau yang besar, dan ada banyak bentuk keunggulan dari generasi millennial baik agresif dan ambisius sikap kritis,mempunyai peran di bidang pendidikan,suka mencapai hal yang baru dan mampu beadabtasi di dunia luar. Kekurangan generasi millenial pada zaman sekarang tentu harus bekerja keras dalam membimbing dan menanamkan eitutude yang baik pada generasi penerus bangsa, sebab generasi millenial mudah terpengaruh oleh teknologi. Nilai-nilai karakter kristiani, ditanamkan oleh guru Pendidikan Agama Kristen dalam membentuk kerohanian dan karakter. Pertama, tentang membentuk kerohanian mengalami ketidak pedulian dengan kegiatan pembinaan kerohanian.