Andi Muhammad Multazam
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, Makassar

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERSIAPAN MENGHADAPI DAN MANAJEMEN KEBERSIHAN MENSTRUASI REMAJA PUTRI BAGI GURU SEKOLAH DASAR A.Muhammad Multazam; Burhanuddin Burhanuddin; Nurmiati Muchlis
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.9965

Abstract

Ditemukan masih tingginya anak yang beranjak remaja pada perempuan yang masih belum siap menghadapi menstruasi (Erdian, 2021), selain itu banyak yang masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang rendah dalam manajemen kebersihan. Selain itu, masalah lain yang dihadapi yaitu masih adanya sekolah yang memiliki guru yang pengetahuan dan keterampilannya rendah dalam memberikan edukasi kepada siswa dalam menghadapi dan manajemen kebersihan menstruasi remaja putri. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah 1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Siswa Ssekolah Dasar perempuan khususnya kelas lima dan Kelas enam tentang upaya menghadapi menstruasi pertama dan manajemen kebersihan menstruasi melalui pelatihan, 2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Guru SD khususnya kelas 5 dan Kelas 6 SD tentang upaya menghadapi menstruasi pertama dan manajemen kebersihan menstruasi melalui pelatihan dan 3) Meningkatkan keterampilan untuk melakukan edukasi kepada Siswa untuk guru SD kelas 5 dan 6. Mitra dalam kegiatan ini adalah guru di UPTN SD No 9 Kalukue di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari mitra setelah adanya pelatihan. Diharapkan perlu adanya kegiatan yang sama yang ditujukan kepada siswa remaja putri secara langsung. Lokasi penelitian di UPTN SD No 9 Kalukue Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep.
Analisis Unsafe Action dan Unsafe Condition dengan Kecelakaan Kerja pada Awak Kapal Penyeberangan Bira-Pamatata Juniarsih Jamil; Fatmawaty Mallapiang; Andi Muhammad Multazam
Journal of Muslim Community Health Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v4i1.1285

Abstract

Latar Belakng: Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang banyaknya kasus kecelakaan kerja di atas kapal yang 80% disebabkan oleh Human error dan sisanya oleh kondisi kapal yang tidak laik layar dan cuaca yang tidak terduga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan unsafe action dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada awak kapal penyeberangan Bira-Pamatata. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan metode cross-sectional study. Sebanyak 48 responden berpartisipasi dalam penelitian ini yang diambil secara total sampling. Data bersumber dari hasil kuesioner berdasarkan informasi dari awak kapal penyeberangan Bira-Pamatata. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji regresi binary logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kecelakaan kerja yang terjadi pada awak kapal Penyeberangan Bira - Pamatata berupa terperosok, terpeleset, terjepit, tersayat/tergores, tertimpa benda jatuh, dan tersandung. Unsafe action berhubungan secara signifikan dengan kecelakaan kerja (p=0,013 < 0,05). Sementara unsafe condition tidak berhubungan dengan kecelakaan kerja pada awak kapal penyeberangan Bira-Pamatata (p=0,703 > 0,05). Kesimpulan: Dalam penelitian ini adalah bahwa unsafe action berhubungan dengan kecelakaan kerja sedang unsafe condition tidak berhubungan dengan kecelakaan kerja. Sebagai saran, sebaiknya memberikan informasi dan edukasi terkait unsafe action khususnya penggunaan APD saat bekerja dan terkait unsafe condition terutama pemasangan rambu-rambu bahaya pada tempat yang berisiko terjadinya kecelakaan kerja pada awak kapal maupun kecelakaan pada penumpang kapal penyeberangan.
The Effectiveness of Palu Mayor Regulation Number 19 of 2020 concerning the Implementation of Discipline and Law Enforcement of Health Protocols as an Effort to Prevent and Control Covid 19 in Palu City Andi Muhammad Rifqi Ismulail; Fatmah Afrianty Gobel; Arman Arman; Andi Muhammad Multazam; Muhammad Kidri Alwi; Reza Aril Ahri
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v4i1.1510

Abstract

Background: The Increasing Cases of the Covid 19 Pandemic to Indonesia, As a form of emergency response, the Palu City Government of Central Sulawesi Province stipulated Palu Mayor Regulation number 19 of 2020 concerning the implementation of discipline and law enforcement of health protocols as an effort to prevent and control corona virus disease 2019. The purpose of this study is to Analyze in Depth the Effectiveness of Palu Mayor Regulation Number 19 of 2020 concerning the Implementation of Discipline and Law Enforcement of Health Protocols as an Effort to Prevent and Control Covid 19 in Palu City based on input, process and output factors. Method: This study used qualitative design, informants came from the Health office, and the people of Palu City. Data collection was conducted through observation, in-depth interviews and document review. The informants in this study were the Head of the Legal Section and the Head of the Health Promotion Section of the Health Office and the community of Palu City, Central Sulawesi Province. Results: BBased on input factors, including socialization and participation, funding, the target of law enforcement of health protocols has run well, then process factors such as the implementation of health protocols and sanctions, monitoring and evaluation, coaching and supervision then output factors such as implementing and complying with health protocols are still not running optimally. Conclusion: Inputs, processes and outputs do not run in accordance with Palu Mayor Regulation Number 19 of 2020 because they are less firm and binding and coercive in the field and there are still communities, both individuals and business actors, who violate rules related to the implementation of discipline and law enforcement of health protocols. The suggestion is to be more assertive and remain consistent in providing education and awareness to the public in implementing health protocols, especially in the city of Palu.
Strategi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Beerencana Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Mengikuti Program Keluarga Berencana di Kota Makassar: Strategy of the Office of Population Control and Family Planning to Increase Community Participation in the Family Planning Program in Makassar City Susilawati Susilawati; Andi Muhammad Multazam; Haeruddin Haeruddin; Reza Aril Ahri; Een Kurnaesih; Fatmah Afrianty Gobel
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v4i1.1521

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis strategi Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana terhadap penguatan keterlibatan masyarakat dalam program KB Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif murni, yaitu penulis ingin mendeskripsikan dan menganalisis pendekatan pengendalian penduduk dan pelayanan KB untuk penguatan keterlibatan masyarakat dalam program KB di Kota Makassar. Wawancara, observasi, dan telaah dokumen merupakan metode pengumpulan data. Peneliti mewawancarai kepala dinas, kepala bagian pengendalian, dan kepala subbagian kependudukan dan keluarga berencana di Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota Makassar di Provinsi Sulawesi, serta ibu-ibu yang telah mengadopsi KB. Prosedur pengolahan dan analisis data adalah analisis kualitatif yang terdiri dari lima tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perumusan kebijakan menggambarkan bahwa derajat perumusan sudah dilakukan dengan baik setiap tahunnya, (2) Implementasi program, khususnya a. aspek sosialisasi, menurut temuan penelitian yang berkaitan dengan teori strategi, dilihat dari dimensi pelaksanaan sosialisasi, peningkatan keterlibatan masyarakat dalam program KB tampaknya cukup efektif jika diukur dari jumlah peserta yang terlibat dalam KB aktif, b. pengendalian penduduk, dan Sesuai dengan temuan penelitian terdahulu, pemasangan program pengendalian dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program KB. 3. Evaluasi dan Pengawasan Dalam hal evaluasi dan pemantauan keterlibatan masyarakat dalam program KB, statistik menunjukkan relatif tinggi, dengan rata-rata 68% menggunakan KB dan sisanya 32% tidak menggunakan KB.
HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PUSKESMAS TANRALILI KABUPATEN MAROS TAHUN 2022 Nur Hidayah M; Syamsu Alam; A. Muhammad Multazam
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.19735

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan budaya organisasi terhadap kinerja Puskesmas Tanralili. Metode penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan “cross sectional study”, Hasil penelitian ini menunjukkan pada jalur model 1: variabel inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detail, orientasi terhadap tim memiliki nilai sign < 0,05 yang berarti berhubungan terhadap budaya organisasi di Puskesmas.  Variabel perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi individu, agresivitas dan stabilitas memiliki nilai sign. 0,009 < 0,05 yang berarti tidak berhubungan terhadap budaya organisasi di Puskesmas. Pada jalur model 2: Variabel inovasi dan pengambilan resiko, orientasi individu dam budaya organisasi memiliki nilai sign. < 0,05 yang berarti berhubungan terhadap kinerja pengelolaan Puskesmas. Variabel perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi terhadap tim, agresivitas dan stabilitas memiliki nilai sign. 0,785 > 0,05 yang berarti perhatian terhadap detail tidak berhubungan terhadap kinerja pengelolaan Puskesmas. Kesimpulan: Inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi individu, orientasi terhadap tim, agresivitas, stabilitas berhubungan secara langsung terhadap kinerja melalui variabel intervening budaya organisasi Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambah faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja pegawai seperti motivasi, promosi, lingkungan kerja dan lain-lain.
Manajemen Pengelolaan Infus Whitening Dalam Pandangan Islam Di Klinik X Makassar: Management of Whitening Infusion Management in Islamic View at Clinic X Makassar Selvi Dian Ningsi; Andi Rizki Amelia; Andi Muhammad Multazam
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1593

Abstract

Abstrak Latar belakang: Infus whitening atau infus pemutih, menjadi salah satu metode yang populer dalam perawatan kulit untuk mencapai warna kulit yang lebih cerah dan merata. Metode perawatan ini digunakan oleh dokter kecantikan untuk memberikan vitamin C, glutation, kolagen, dll, secara langsung melalui pembuluh darah. Tujuan: Studi ini bertujuan mengetahui tujuan penggunaan obat dan proses infus whitening ditinjau dalam pandangan islam. Metode: Penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, studi pustaka. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan kategori informan biasa, informan kunci dan informan pendukung. Hasil: Penelitian ini memberikan gambaran tentang praktik pengelolaan infus pemutih di Klinik X Makassar termasuk tujuan penggunaan, prosedur pelaksanaan dan kebijakan yang diterapkan. Analisis manajemen mencakup aspek keamanan, efektivitas, serta peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan. Sementara itu, perspektif Islam diintegrasikan untuk mengevaluasi kesesuaian praktik ini dengan nilai norma etika Islam terkait kesehatan dan kecantikan. Kesimpulan: Jika tujuan dari infus whitening adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atau memperbaiki kondisi kulit yang bermasalah, dan tujuannya positif, dapat dianggap halal. Namun, jika tujuannya untuk meniru standard kecantikan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh dianggap penting. Jika prosedur infus whitening tidak membahayakan kesehatan, dapat dianggap lebih dapat diterima. Abstract Background: Whitening infusion, also known as whitening infusion, has become a popular method in skin care to achieve a brighter and more even skin tone. This treatment method is used by beauty doctors to administer vitamin C, glutathione, collagen, etc., directly through the veins. Objective: This study aims to determine the purpose of using the whitening infusion process medication from an Islamic perspective. Method:This research is a qualitative method with a descriptive research approach. Data collection was carried out by interviews, documentation, literature study. There were 8 informants in this study in the categories of ordinary informants, key informants and supporting informants. Results: This research provides an overview of the practice of managing bleach infusions at Clinic X Makassar including the purpose of use, implementation procedures and policies implemented. Management analysis includes aspects of security, effectiveness, as well as the roles and responsibilities of various parties involved in the management process. Meanwhile, an Islamic perspective is integrated to evaluate the suitability of this practice with Islamic ethical norms regarding health and beauty. Conclusion: Phealth and beauty principles are permitted as long as they do not violate the basic principles of Islamic teachings. If the aim of the whitening infusion is to increase self-confidence or improve the condition of problematic skin, and the aim is positive, it can be considered halal. However, if the goal is purely to imitate beauty standards that are not in accordance with Islamic values, it needs to be considered further. In Islam, maintaining a healthy body is considered important. If the whitening infusion procedure does not harm health, it can be considered more acceptable.
Analisis Tindakan Indikator Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik dan Peserta Prolanis Terkendali pada Kapitasi Berbasis Kinerja di Klinik Pratama Makmur Jaya: Analysis of Non-Specialistic Outpatient Referral Indicator Measures and Controlled Prolanis Participants on Performance-Based Capitation at the Makmur Jaya Pratama Clinic Andi Muhammad Multazam; Andi Nurlinda; Ahmad Azmul Asmar Irfan
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1676

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kapitasi Berbasis  Kinerja (KBK) merupakan penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.  Terdapat 3 indikator yaitu Angka Kontak (AK, target >150 permil), Rasio Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS, target <2%), dan Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT, target >5%). Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengkaji tindakan pencapaian RRNS dan RPPT pada KBK di Klinik pratama Makmur Jaya, karena belum terpenuhinya kedua indikator tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuasi kualitatif. Terdapat 6 informan pada penelitian ini, yaitu 1 informan kunci, 3 informan utama, dan 2 informan tambahan. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data, verifikasi. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan   terdapat kendala pencapaian pada (1) input  (man) yaitu petugas Klinik Makmur Jaya tidak megetahui secara spesifik bahwa RRNS dan RPPT termasuk dalam program KBK, kedisiplinan pada entry data, (machine) terdapat alat pemeriksaan penunjang yang belum tersedia dan (method) belum adanya pedoman khusus yang dimiliki Klinik Makmur Jaya.  (2) Pada process  terdapat kendala untuk mencapai RNNS seperti pasien belum sembuh setelah diberikan penangana awal di klinik sehingga perlu dirujuk, masih banyak pasien yang langsung meminta untuk dirujuk, rujukan kebanyakan dilakukan oleh dokter pengganti.  Kendala pada proses RPPT diantaranya peserta prolanis tidak aktif mengikuti kegiatan prolanis karena alasan pribadi, masih banyak pasien yang menyangkal kondisi DM atau hipertensi sehingga tidak mau diperiksa, masih banyak yang mengira reminder melalui Whatsapp sebagai pesan tubian (spam) atau bahkan penipuan. ABSTRACT Background: First Level Health Facilities may adjust their capitation rates in an effort to improve service quality, in accordance with performance-based capitation (KBK). This adjustment is predicated on the fulfillment of service commitments that represent agreed-upon individual health service indicators. Contact Rate (AK, target >150 per mil), Outpatient Ratio for Non-Specialized Cases (RRNS, target <2%), and Controlled Prolanis Participant Ratio (RPPT, target >5%) are the three indicators set forth. The objective of this research was to assess the performance of controlled prosthetic patients in performance-based capitation and the outpatient ratio for non-specialized cases at the Pratama Makmur Jaya Clinic. Objective: These two metrics had not been fulfilled thus far, and the purpose of this study was to determine their adherence. Method: This study employs a quasi qualitative methodology. The study included a total of 6 informants, comprising 1 key informant, 3 main informants, and 2 other informants. Data analysis employs an interactive approach that includes data reduction, data presentation, and verification. Results: The study revealed several hindrances to obtaining optimal input. Firstly, the employees did not know the specifics that RRNS and RPPT are included in the KBK program. Moreover, there was a lack of discipline in data entry by the individuals involved. Secondly, there was a dearth of available inspection tools to support the process. Lastly, the Makmur Jaya Clinic lacked particular recommendations to facilitate the input procedure.  Another finding is that during the process, there were challenges in obtaining RRNS. Some patients did not recover after receiving initial treatment at the clinic and needed to be referred. Additionally, there were many patients who directly requested to be referred. The majority of referrals were made by substitute doctors.  Challenges in the RPPT process involved Prolanis participants who were not actively engaging in Prolanis activities due to personal reasons. Additionally, there were numerous patients who refused to acknowledge their condition of Diabetes Mellitus or hypertension and consequently declined to undergo examination. Furthermore, many patients mistakenly regarded reminders sent via WhatsApp as spam messages or even fraudulent.
Analisis Kepatuhan Pembayaran Iuran Peserta BPJS Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dalam Pemanfaatan Layanan Kesehatan di Kelurahan Bosso Tahun 2023: Analysis of Contribution Payment Compliance of Non-Recipient Wage BPJS Participants (PBPU) in Utilizing Health Services in Bosso Village in 2023 Andi Muhammad Multazam; Andi Dindha Batari Ramadhani; Fairus Prihatin Idris
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1693

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia dijalankan oleh BPJS Kesehatan, bertujuan meningkatkan kesadaran hidup sehat. Namun, masih terdapat tantangan dalam kepatuhan membayar iuran, terutama pada peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Berdasarkan data BPJS Kesehatan pertanggal 30 Juni 2023 tercatat sebanyak 257.375.800 jiwa telah menjadi peserta BPJS Kesehatan dan sekitar 12,13% merupakan peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Kecamatan Walenrang Utara memiliki 1 Kelurahan dan 10 Desa. Dari data sekunder yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 4.511 jiwa Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang terdaftar di Kecamatan Walenrang Utara, peserta terbanyak ada di Kelurahan Bosso dengan total peserta sebanyak 774 jiwa. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh faktor social structure, health beliefs, dan perceived dengan kepatuhan pembayaran iuran peserta BPJS Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dalam pemanfaatan layanan kesehatan di Kelurahan Bosso. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional. Total sampel adalah 110 responden. Hasil: Ada pengaruh yang signifikan social structure, health beliefs, dan perceived terhadap kepatuhan pembayaran iuran BPJS bagi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan nilai P sebesar 0,000 < α (0,05), serta variabel yang paling dominan memiliki pengaruh adalah health beliefs dengan nilai P < 0,25. Saran: Pihak BPJS Kesehatan perlu melakukan pendekatan komunikatif yang lebih efektif dengan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), terutama dalam menggali dan memahami kebutuhan masyarakat serta memberikan informasi yang lebih jelas dan komprehensif tentang pentingnya kepatuhan pembayaran iuran. ABSTRACT Background: The National Health Insurance (JKN) program in Indonesia, run by BPJS Kesehatan, aims to increase awareness of healthy living. However, there are still challenges in compliance with paying contributions, especially for Non-Recipient Workers (PBPU) participants. Based on BPJS Health data dated June 30, 2023, there were 257,375,800 people who had become BPJS Health participants and around 12.13% were Non-Recipient Workers (PBPU) category participants. North Walenrang Sub-district has 1 Kelurahan and 10 Villages. From the secondary data obtained, it shows that of the 4,511 Non-Recipient Wage Worker (PBPU) participants registered in North Walenrang Sub-district, the most participants are in Bosso Village with a total of 774 participants. Objective: To analyze the influence of social structure, health beliefs, and perceived factors with compliance with payment of contributions for BPJS Non-Recipient Workers (PBPU) participants in utilizing health services in Bosso Village. Method: This study is a quantitative study with a cross sectional design approach. The total sample was 110 respondents. Results: There is a significant influence of social structure, health beliefs, and perceived on compliance with payment of BPJS contributions for Non-Recipient Workers (PBPU) participants with a P value of 0.000 < α (0.05), and the most dominant variable that has an influence is health beliefs with a P value < 0.25. Suggestion: BPJS Kesehatan needs to take a more effective communicative approach with Non-Recipient Wage Worker (PBPU) participants, especially in exploring and understanding the needs of the community and providing clearer and more comprehensive information about the importance of contribution payment compliance.
Pengaruh Intervensi Pendidikan Gizi Masyarakat Dalam Pencegahan Primer Stunting di Wilayah Kecamatan Mehalaan Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Indonesia: The Influence of Community Nutrition Education Interventions in Primary Prevention of Stunting in the Mehalaan District, Mamasa Regency, West Sulawesi, Indonesia Nikmat Muslimin; Andi Muhammad Multazam; Fairus Priharin Idris
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1724

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis intervensi pendidikan gizi masyarakat melalui kelas ibu hamil, kelas ibu balita dan pemberdayaan masyarakat. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang memiliki baduta umur 0-24 bulan dan data yang terkumpul dianalisis secara univariat,dan bivariat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa analisis univariat, jumlah balita stunting sejumlah 22 orang (30.1%) dan balita normal sejumlah 51 orang (69.9%). Analisis bivariat memakai uji chi-square dengan hasil yaitu intervensi pendidikan gizi melalui kelas ibu hamil dengan p- palue 0,027 dan kelas ibu balita terhadap pencegahan primer stunting didapatkan nilai p-value 0.000 (α<0.05) artinya ada pengaruh intervensi pendidikan gizi terhadap pencegahan primer stunting melalui kelas ibu hamil dan kelas ibu balita dan variabel pemberdayaan masyarakat dengan nilai p-value 0.492 (α<0.05) artinya tidak ada pengaruh intervensi pendidikan gizi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan primer sunting. Dalam penelitian ini simpulkan bahwa intervensi pendidikan gizi masyarakat melalui kelas ibu hamil dan kelas ibu balita merupakan variabel yang berpengaruh dalam pencegahan primer stunting. Pendampingan suami dan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan ibu mengikuti kelas ibu hamil dan ibu balita, meningkatkan sosialisasi kepada pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dalam rangka mendapatkan dukungan terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kecamatan Mehalaan. Abstract This research aimed to analyze community nutrition education interventions through classes for pregnant women, classes for mothers of toddlers, and community empowerment. This type of research is quantitative with a cross-sectional approach. The population of this study were mothers of toddlers aged 0-24 months and the data collected was analyzed univariately and bivariately. The results of this study showed that in univariate analysis, the number of stunted toddlers was 22 people (30.1%) and normal toddlers were 51 people (69.9%). Bivariate analysis used the chi-square test with the results, namely nutritional education intervention through pregnant women's classes with a p-value of 0.027 and toddler mothers' classes on primary prevention of stunting, with a p-value of 0.000 (α<0.05), meaning there was an effect of nutritional education intervention on primary prevention. stunting through classes for pregnant women and classes for mothers under five and the community empowerment variable with a p-value of 0.492 (α<0.05), meaning there is no effect of community nutrition education interventions through community empowerment in primary prevention. In this study, it is concluded that community nutrition education interventions through classes for pregnant women and classes for mothers of toddlers influence the primary prevention of stunting. Assistance from husbands and families to increase mothers' compliance in attending classes for pregnant women and toddler mothers, increasing outreach to local government, community leaders, religious leaders and traditional leaders in order to get support for health services in the Mehalaan sub-district area.
Implementasi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone Andi Muhammad Multazam; Andi Tripea Maharani Padjalangi; Reza Aril Ahri
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1730

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian untuk menganalisis implementasi penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone. Jenis penelitianyang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran informasi mendalam tentang penerapan suatu program, aktivitas, kejadian dan proses secara mendalam untuk mengetahui sejauh mana implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) diterapkan. Data primer diperoleh dengan triangulasi teknik pengumpulan data, wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini ada 6 informan yaitu 1 informan kunci dan 6 informan biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 di Puskesmas Kahu sudah berjalan sesuai dengan aturan yang ada, namun masih terdapat hambatan dalam pelaksanaan surveilans penyakit tidak menular, perlindungan khusus, serta dalam penelitian dan pengembangan, terlihat dari hasil wawancara ke enam informan. Rekomendasi untuk pihak Puskesmas untuk lebih aktif dalam mensosialisasikan dan melakukan penyuluhan tentang penyakit tidak menular serta memperkuat kerjasama dengan lintas program melalui upaya promosi kesehatan dengan melibatkan petugas promosi kesehatan dan pengelola penyakit tidak menular. Abstract The research aims to analyze the implementation of non-communicable disease control based on Minister of Health Regulation Number 71 of 2015 at the Kahu Community Health Center, Bone Regency. The type of research used in this research is descriptive qualitative to get an in-depth description of information about the implementation of a program, activity, event, and process in depth to find out the extent of implementation of Minister of Health Regulation Number 71 of 2015 concerning Management of Non-Communicable Diseases (PTM). applied. Triangulating data collection techniques, in-depth interviews, observation, and documentation obtained primary data. There were 6 informants in this study, namely 1 key informant and 6 regular informants. The results of the research show that the implementation of Minister of Health Regulation Number 71 of 2015 at the Kahu Community Health Center has been running following existing regulations. However, there are still obstacles in implementing non-communicable disease surveillance, and special protection, as well as in research and development, as seen from the results of interviews with six informants. Recommendations for the Community Health Center to be more active in socializing, providing education about non-communicable diseases, and strengthening collaboration with cross-programs through health promotion efforts involving health promotion officers and non-communicable disease managers.