Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MASYARAKAT DESA ANGKASAWATI, ANGKASAWATI
Jurnal PUBLICIANA Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Tulungagung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.2 KB)

Abstract

Masyarakat pedesaan akan berbeda dengan masyarakat kota gaya hidup, pandangan hidup, perilaku termasuk kelembagaan masyarakat dan kepemimpinannya.Begitu juga struktur sosial, proses sosialnya, mata pencaharian, pola perilaku juga berbeda dengan masyarakat kota. Sistem mata pencaharian masyarakat pedesaan tak lepas dari perkembangan kebudayaan masyarakatnya. Pergeseran dari pertanian ke sektor jasa dan perdagangan merupakan fenomena yang  layak. Tak terelakan dalam kehidupan masyarakat desa.Demikian pula sering iita jumpai mata pencaharian di desa makin bervariasi sementara kultur  dan tata nilai serta daya dukung lahan cenderung tetap.Bergitu juga budaya dan sistem religi masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Untuk itulah masyarakat desa selalu menarik untuk didalami.
PENINGKATAN POTENSI SUMBER DAYA APARATUR DAERAH Angkasawati, Angkasawati
Jurnal PUBLICIANA Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Tulungagung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.936 KB)

Abstract

Menjadikan aparatur yang professional dalam rangka menunjukkan kapasitas, identitas serta potensi tersembunyi yang ada dalam setiap aparatur menjadi bahan pemikiran yan penting dalam peningkatan potensi sumber daya manusia khususnya dipemerintah daerah pada saat ini. Aparatur dituntut untuk mampu memaksimalkan kapasitas potensial yang dimilikinya, kemudian diaplikasikan secara langsung kedalam tugas pokok dan fungsi mereka sebagai sosok customer atau pelayan yang responsive terhadap keinginan, keperluan atau kebutuhan para pelanggannya baik internal maupun eksternal.Era reformasi membawa perubahan yang tidak kalah besarnya terutama bagi pemerintah selaku eksekutif, sebagai lembaga pelayanan masyarakat, pemerintah atau birokrasi menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat yang diakomodir oleh institusi politik melalui lembaga legislatif dengan masyarakat riil yang secara langsung menerima dan menikmati pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Tidak seperti era sebelumnya dimana birokrasi dengan mudah mengendalikan dua kekuatan tersebut, maka kini sebaliknya birokrasilah yang berada dalam kendali dan pengawasan keduanya.Implementasi UU No. 22/1999 mengenai Pemerintah Daerah memiliki implikasi serius bagi pelayanan publik didaerah. Peningkatan tuntutan publik  harus disertai dengan peningkatan kapasitas daerah dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya. namun demikian yang paling utama dalam menentukan kapasitas daerah adalah kemampuan sumber daya manusia antara lain: adanya aspek kepemimpinan yang cukup tinggi, adanya motivasi kerja pegawai yang cenderung baik, adanya komitmen terhadap pekerjaan yang cukup tinggi. 
PERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Angkasawati, Angkasawati
Jurnal PUBLICIANA Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Tulungagung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.594 KB)

Abstract

                                                    ABSTRAKPenyalahgunaan narkoba dapat terjadi pada siapa saja. Bagi sebagian masyarakat tentu penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba memiliki nilai bisnis yang tinggi. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masaanak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.Narkoba adalah singkatan dari Narkotika Psikotropika dan bahan Adiktif lain, adalah obat bahan atau zat yang jika masuk dalam tubuh berpengaruh pada fungsi tubuh, terutama otak. Narkoba termasuk bahan adiktif karena menimbulkan ketergantungan dan tergolong zat psikoaktif, artinya berpengaruh pada kerja otak dan mengubah perilaku pemakainya.Melihat perkembangan pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tanah air yang merisaukan dan merupakan ancaman serius terhadap kelangsungan hidup bangsa dan masa depan bangsa, diperlukan  perhatian dan tindakan yang sungguh-sungguh dari semua pihak secara terpadu dan berkesinambungan.BNN merupakan lembaga pemerintah non structural yang bertanggung jawab dan berada dibawah Presiden yang bertugas melaksanakan pencegahan dan pemberantasan narkoba dengan membentuk satuan tugas yang terdiri dari unsur-unsur instansi pemerintah terkait. Dengan adanya BNN Kabupaten merupakan langkah tepat untuk menanggulangi penyakit di dalam masyarakat akibat penyalahgunaan narkoba secara lebih kompleks.Pencegahan atau upaya-upaya dilakukan antara lain dengan penyuluhan/sosialisasi baik dikalangan pelajar dan mahasiswa. Program tersebut dilakukan untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Pencegahan dan pemberantasan narkoba tentunya membutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat dimulai dari kalangan birokrasi, dunia pendidik, tokoh agama/masyarakat luas. Semua itu sesuai dengan keberadaan Inpres 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.
PARTISIPASI PEMUDA DALAM KARANG TARUNA DESA (Studi di Desa Ngubalan Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung) Angkasawati, Angkasawati
Jurnal PUBLICIANA Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Tulungagung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.456 KB)

Abstract

ABSTRAKKarang Taruna sebagai organisasi non pemerintah yang memiliki misi untuk membina dan mengembangkan potensi pemuda sehingga dapat tercipta pemuda yang memiliki potensi kepribadian yang baik. Karang Taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri. Khususnya generasi muda yang ada di desa.Sesuai dengan Undang-undang Nomor 77 Tahun 2000 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Partisipasi pemuda sering diartikan keikutsertaan dan kesamaan dalam suatu kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung ikut berperan/terlibat di dalam kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi pemuda dalam Karang Taruna desa sebagai wujud keikutsertaan peran pemuda/pemudi di dalam kegiatan Karang Taruna.masalah yang diteliti adalah 1)partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna desa dilihat aspek pengelolaan program, 2) Program penghambat dan pendukung partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna desa di desa Ngubalan Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung.Metode penelitian yang dipakai adalah metode peneliti diskriptif kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data yaitu tringaluasi sumber. Teknik analisa data adalah diskriptif kuantitatif dengan tahap sebagai berikut : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian yang diperoleh adalah : 1) partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna desa dilihat aspek pengelolaan program menggunakan tiga tahap partisipasi yaitu partisipasi dalam perencanaan; partisipasi dalam pelaksanaan dan partisipasi dalam evaluasi kegiatan. 2) Faktor yang menghambat partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna yaitu : keterbatasan waktu dari indivisu/para pemuda pemudi dan rasa kurang percaya diri untuk menyalurkan potensi yang dimiliki, sedangkan faktor yang mendukung yaitu besarnya dukungan dari masyarakat dan pemerintah desa dalam program Karang Taruna.ABSTRACTKarang Taruna as a non-government organization that has a mission to foster and develop the potential of youth so that young people can have good potential. Karang Taruna grows on awareness and sense of social responsibility from the community and for the community itself. Especially the younger generation in the village.In accordance with Law Number 77 of 2000 concerning the Youth Guidelines. Karang Taruna is one of the social organizations that is recognized for its existence in the implementation of social welfare. Youth participation is often interpreted as participation and similarity in an activity both directly and indirectly. Direct participation plays a role / is involved in the activities carried out. Youth participation in the Karang Taruna village is a manifestation of the participation of youth / youth in the Karang Taruna activity.the problems studied were 1) youth participation in the village youth organization program viewed aspects of program management, 2) inhibiting program and supporting youth participation in the village youth organization program in the village of Ngubalan, Kalidawir District, Tulungagung Regency.The research method used is descriptive quantitative research method, the technique of data collection is done by means of interviews, observation and documentation. The validity of the data used is data triangulation, namely source valuation. Data analysis technique is descriptive quantitative with the following stages: data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing.The results of the research obtained were: 1) youth participation in the village Karang Taruna program viewed aspects of program management using three stages of participation namely participation in planning; participation in implementation and participation in evaluation of activities. 2) Factors that inhibit youth participation in the Karang Taruna program are: time constraints of youth / young women and a feeling of lack of confidence to channel their potential, while the factors that support that are the large support from the community and village government in the Karang Taruna program.
The Impact of Modernization on Social and Cultural Values: A Basic Social and Cultural Sciences Review Angkasawati, Angkasawati
International Journal of Education, Vocational and Social Science Vol. 3 No. 04 (2024): November, International Journal of Education, Vocational and Social Science( I
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijevss.v3i04.1228

Abstract

Modernization has profoundly influenced social and cultural values across the globe, shaping societies in ways that often challenge traditional norms and practices. This article examines the impact of modernization on social structures, cultural identity, and community relationships, with a focus on the fundamental theories of social and cultural sciences. It explores how technological advancements, urbanization, and globalization contribute to shifts in values such as individualism, materialism, and social cohesion. By analyzing case studies and existing literature, the study evaluates the consequences of these changes on various aspects of life, including family dynamics, community engagement, and cultural heritage. The findings highlight the need for critical reflection on the effects of modernization, advocating for the preservation of cultural identity while embracing beneficial aspects of modernity. Ultimately, this article aims to provide insights into the complexities of modernization and its implications for social and cultural values.
Poverty Reduction Evaluation Through the Program Looks Down on Poverty Problems (Gertak) in Trenggalek District, East Java PURNAWATI, Laily; ANGKASAWATI, Angkasawati; WAHYUDI, Andri
International Journal of Environmental, Sustainability, and Social Science Vol. 4 No. 4 (2023): International Journal of Environmental, Sustainability, and Social Science (Jul
Publisher : PT Keberlanjutan Strategis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38142/ijesss.v4i4.581

Abstract

Poverty is a problem faced in all regions in Indonesia as well as in the Trenggalek district. To overcome this poverty problem, the Trenggalek district government has one breakthrough, namely by changing the paradigm from just a program to a poverty alleviation movement abbreviated as GERTAK. Because overcoming poverty cannot only be done by providing aid programs but the most important thing is to change the thinking of these poor people themselves so that they are willing and able to change. To research poverty reduction evaluation in the Trenggalek district, a qualitative descriptive approach was used. Data sources are obtained by direct observation of the field and interviews with predetermined sources. The validity of the data is obtained through the triangulation method. The results obtained that poverty reduction through the GERTAK program can be felt and accepted by the community. Although in its implementation there are still obstacles such as changing regulations and still low awareness of the poor themselves.