p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Max F. J. Mantik
Universitas Sam Ratulangi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mekanisme Terjadinya Hiperbilirubinemia pada Bayi Berat Lahir Rendah Grasia P. Gerungan; Rocky Wilar; Max F. J. Mantik
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44319

Abstract

Abstract: Hyperbilirubinemia is frequently found in newborns, especially in low birth weight (LBW) infants (less than 2,500 g). Hyperbilirubinemia is an increase in bilirubin higher than 5 mg/dL which clinically manifests as icterus. This study aimed to evaluate the relationship between LBW and the incidence of hyperbilirubinemia as well as the underlying mechanism. This was a literature study. Article searching used databases of Pubmed and Google Schoolar and the keywords were Hyperbilirubinemia AND Low birth weight NAD Neonatal Jaundice. The results showed a relationship between LBW and the incidence of hyperbilirubinemia. There were increases of hemoglobin, heme catabolism, and destruction of bilirubin due to liver immaturity, impaired liver function and perfusion and bilirubin conjugation ability, less of albumin as the transportation protein and uridine diphosphate glucuronyltransferase (UDP-GT) to convert indirect bilirubin to direct bilirubin in the liver. In conclusion, there is a relationship between low birth weight and hyperbilirubinemia that occurs due to liver immaturity, impaired liver function and perfusion, and less of albumin and UDP-GT enzyme. Keywords: hyperbilirubinemia; low birth weight; neonatal jaundice Abstrak: Hiperbilirubinemia merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir terlebih bayi dengan berat lahir rendah (<2.500 gram). Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar bilirubin serum >5mg/dL yang bermanifestasi klinis berupa ikterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian hiperbilirubinemia dan mekanisme terjadinya. Jenis penelitian ialah suatu literature review. Pencarian artikel menggunakan Pubmed dan Google Schoolar dengan kata kunci Hyperbilirubinemia AND Low birth weight AND Neonatal Jaundice. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan antara BBLR dengan kejadian hiperbilirubinemia. Terdapat peningkatan jumlah hemoglobin, katabolisme heme dan penghan-curan bilirubin yang terjadi antara lain karena imaturitas hati yang belum optimal mengkonju-gasikan bilirubin, terganggunya fungsi dan perfusi hati serta kemampuan mengkonjugasi bilirubin, rendahnya kadar protein albumin sebagai transportasi dan enzim uridin difosfat glukoronid transferase (UDP-GT) untuk mengonversi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk di dalam hati. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan antara BBLR dengan hiperbilirubinemia yang dapat terjadi karena imaturitas hati, terganggunya fungsi dan perfusi hati, serta kurangnya protein albumin dan enzim UDP-GT. Kata kunci: hiperbilirubinemia; low birth weight; neonatal jaundice
Peran Nutrisi terhadap Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Anak Aurellia M. Salangka; Max F. J. Mantik; Praevilia M. Salendu
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44322

Abstract

Abstract: Iron deficiency anemia is the most common nutritional deficiency problem worldwide, especially in developing countries such as Indonesia. The highest prevalence was found in late infancy and early childhood due to the growth process and nutritional factors. This study aimed to evaluate the role of nutrition in iron deficiency anemia in children aged less than five years. This was a literature review study. The results showed that children aged less than five years suffering from iron deficiency anemia were associated with several factors, as follows: not being given exclusive breastfeeding, giving cow milk compared to iron-fortified formula milk, not consuming heme source foods (meat, legumes, green-leafy vegetables), and the habit of consuming tea. In conclusion, nutritional factors play an important role in iron deficiency anemia in children. Keywords: nutrition; iron deficiency anemia; children under five years of age Abstrak: Anemia defisiensi besi menjadi masalah defisiensi nutrisi yang paling banyak dijumpai di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi anemia defisiensi besi tertinggi didapatkan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak oleh karena proses pertumbuhan dan juga faktor nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran nutrisi terhadap kejadian anemia defisiensi besi pada anak yang berusia kurang dari lima tahun. Jenis penelitian ialah suatu literature review. Hasil penelitian mendapatkan bahwa anak berusia kurang dari lima tahun dan menderita anemia defisiensi besi dihubungkan dengan faktor tidak diberikan ASI eksklusif, pemberian susu sapi dibandingkan susu formula yang diperkaya zat besi, tidak mengonsumsi makanan sumber heme (daging, kacang polong, sayuran yang berwarna hijau tua), dan kebiasaan mengonsumsi teh. Simpulan penelitian ini ialah faktor nutrisi berperan penting dalam kejadian anemia defisiensi besi. Kata kunci: nutrisi; anemia defisiensi besi; anak usia kurang dari lima tahun