Suria Darwisito
Universitas Sam Ratulangi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Development Strategy Of Hygienic Fish Marketing In Samudera Fishing Port of Bitung Resya Ika Firmansyah; Rene Charles Kepel; Suria Darwisito; Rose O.S.E. Mantiri; Vivanda O.J. Modaso; Deiske A. Sumilat; Suzanne L. Undap
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 8 No. 2 (2020): ISSUE JULY-DECEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.8.2.2020.29694

Abstract

Hygienic Fish Marketing (HFM) is one of the functional facilities at the fishing port provided to facilitate the marketing of fishery products. The right development strategies of HFM must take into account the potential, opportunities, constraints, and problems.  The objectives of this research are (1) to determine the condition of utilization percentage analysis of fish resources landed at HFM and to analyze the level of facility utilization at HFM, and (2) to arrange strategies and recommendations for the development of HFM at PPS Bitung. The research method used to analyze catch prediction data for the next 10 years was arithmetic analysis. Analysis of utilization percentage was used to find out the level of facility utilization at HFM.  Analysis of the development strategy of HFM at PPS Bitung used SWOT matrix analysis and QSPM analysis.  The projection of fish catch landed over the next 10 years will increase by 24.77% per year, which is predicted to be 83,549.40 tons in 2029.  The level of facility utilization is categorized as good with a value of 71.22%, that utilization level of HFM runs optimally.  Based on the analysis using the SWOT matrix and QSPM analysis, it was found that the priority strategies are the main choices in the development of HFM at PPS Bitung which increase the operational capacity of loading docks and port ponds.Keywords: TPI hygienic, Development Strategy, Internal, and External FactorAbstrakTPI Higienis merupakan salah satu fasilitas fungsional di pelabuhan perikanan yang disediakan untuk memfasilitasi kegiatan pemasaran hasil perikanan.  Strategi pengembangan TPI Higienis yang tepat harus memperhitungkan potensi, peluang, kendala, dan permasalahan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) mengetahui kondisi sumberdaya ikan yang didaratkan di TPI Higienis dan menganalisa tingkat pemanfaatan fasilitas di TPI Higienis dan (2) menyusun strategi dan rekomendasi pengembangan TPI Higienis PPS Bitung.  Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa data prediksi hasil tangkapan selama 10 tahun kedepan adalah analisa aritmatik. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas TPI Higienis, digunakan analisis persentasi pemanfaatan. Analisa strategi pengembangan TPI Higienis PPS Bitung menggunakan analisa matriks SWOT dan analisa QSPM. Proyeksi hasil tangkapan yang didaratkan selama 10 tahun kedepan mengalami kenaikan sebesar 24,77% pertahun sehingga pada tahun 2029 produksi diprediksi sebesar 83.549,40 ton. Tingkat pemanfaatan fasilitas masuk dalam kategori baik dengan nilai 71,22% sehingga tingkat pemanfaatan TPI Higienis berjalan optimal. Berdasarkan hasil analisa menggunakan matrik SWOT dan analisa QSPM didapatkan prioritas strategi yang menjadi pilihan utama dalam strategi pengembangan TPI Higienis di PPS Bitung yakni meningkatkan kapasitas operasional dermaga bongkar dan kolam pelabuhan.Kata kunci: TPI Higienis, Strategi Pengembangan, Faktor Internal dan Eksternal
IDENTIFIKASI JENIS DAN KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA DI RATAAN PERAIRAN SEKITAR DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Millenia S. Lawere; Erly Y. Kaligis; Frans Lumuindong; Suria Darwisito; Medy Ompi; Noldy F. G. Mamangkey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.53706

Abstract

Echinoderms are very important in marine ecosystems and are useful as a component in the food chain. Echinoderms can be detritus eaters, herbivores, carnivores and omnivores. This research was conducted for 2 weeks. The methods used are the cruise method and the quadrat transect method. The roaming method is carried out at 2 stations with data collection that is 100 m long. Next, data collection using the quadratic transect method was carried out by drawing a 10 m long transect line and placing a quadratic plot in a zig-zag manner next to the transect line. There were 5 plots observed measuring 1m x 1m with a plot distance of 2 m. Determining the distance of each station is 50 m from the first transect line and other transect lines. The results of research on the waters of Tambala Village that were obtained as a whole included four classes, namely Asteroidea, Holothuroidea, Echinoidea, and Ophiuroidea with a total of 8 types. Based on data analysis using the quadratic transect method, it was obtained: at station I H' = 1.067, the highest species density of Echinometra mathaei was 6.4 ind/m2 and the relative density was 55.49%, while at station II it was obtained H'= 0.831, the density the highest species Ophiocoma erinaceus was 15.53 ind/m2 and the relative density was 54.56%.Keywords: Echinoderms, Diversity, Abundance of species ABSTRAKEchinodermata sangat penting di dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satukomponen dalam rantai makanan. Echinodermata dapat bersifat sebagai pemakan detritus, herbivora, carnivora dan omnivora. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu. Metode yang digunakan adalah metode jelajah (cruise method) dan metode transek kuadrat. Metode jelajah dilakukan pada 2 stasiun dengan pengambilan data yaitu sepanjang 100 m. Selanjutnya pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat dilakukan dengan menarik garis transek sepanjang 10mdan diletakkan plot kuadrat secara zig-zag di samping garis transek. Plot yang diamati sebanyak 5 buah yang berukuran 1m x 1m dengan jarak plot 2 m.Penentuan jarak tiap stasiun yaitu berjarak 50 m dari garis transek pertama dan garis transek lainnya.Hasil penelitian pada perairan Desa Tambala yang diperoleh secara keseluruhan meliputi empat kelas yaitu Asteroidea, Holothuroidea, Echinoidea, dan Ophiuroidea debngan total 8 jenis. Berdasarkan analisis data menggunakan metode transek kuadrat, maka diperoleh: pada stasiun I H’ = 1,067, kepadatan spesies tertinggi Echinometra mathaei sebesar 6,4 ind/m2 dan kepadatan relative sebesar 55,49% sedangkan pada stasiun II diperoleh H’= 0,831, kepadatan spesies tertinggi Ophiocoma erinaceus sebesar 15,53 ind/m2 dan kepadatan relatif sebesar 54,56%.Kata Kunci: Echinodermata, Keanekaragaman, Kelimpahan jenis
STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PANTAI DESA BUDO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Hery A. Lengkong; Billy Th. Wagey; Calvyn F.A. Sondak; Suria Darwisito; Erly Y. Kaligis; Silveste.r B. Pratasik
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54985

Abstract

This research was conducted on the coast of Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency, North Sulawesi from March to December 2021. This study was conducted to determine the condition of seagrass beds on the coast of Budo village. The purpose of this study was to determine the types of seagrass and the structure of the seagrass community on the coast of Budo village. The observations found four species of seagrass namely, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, and Syringodium isoetifolium. The status of seagrass beds on the coast of Budo Village is classified as less rich/unhealthy with a closing value of 38.19%. It is known that the highest importance value index of seagrass is in the seagrass species Thalassia hemprichii and the lowest is Syringodium isoetifolium. Thus, the seagrass species Thalassia hemprichii on the coast of Budo village is a type of seagrass that acts as a stabilizer for the seagrass ecosystem in these waters. Keywords: Seagrass, LineTransect, Community Structure, Budo Viilage ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di pantai Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara pada bulan Maret sampai Desember 2021. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi padang lamun yang ada di pantai desa Budo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis lamun dan struktur komunitas lamun di pantai desa Budo. Hasil pengamatan ditemukan empat spesies lamun yaitu, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, dan Syringodium isoetifolium. Status padang lamun di pantai Desa Budo tergolong pada kondisi kurang kaya/kurang sehat dengan nilai penutupan 38,19%. Diketahui bahwa indeks nilai penting lamun tertinggi pada jenis lamun Thalassia hemprichii dan terendah Syringodium isoetifolium. Dengan demikian jenis lamun Thalassia hemprichii di pantai desa Budo merupakan jenis lamun yang berperan sebagai penstabil ekosistem padang lamun di perairan tersebut. Kata kunci: Lamun, Transek garis, Struktur komunitas, Desa Budo
ESTIMASI KANDUNGAN KARBON SERASAH DAUN MANGROVE RHIZOPHORA spp. DI HUTAN MANGROVE DESA WORI, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA Ekarisma Rerung; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Suria Darwisito; Carolus P. Paruntu; John L. Tombokan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54986

Abstract

Mangroves play an important role in supporting life in coastal and marine areas. As plants that live in marine and land areas, mangrove forests transfer various kinds of nutrients both on land and into the sea. Decreasing area of mangrove forests leads to a decrease in mangrove litter production. Mangrove litter has a function as a carbon sink and storage. The purpose of this study was to determine the percentage of carbon content (C) and estimate the amount of carbon stored in the leaf litter of mangrove Rhizophora spp., in the mangrove forest of Wori Village, Wori District, North Minahasa Regency. The Litter-trap method (litter trapping net) was used in this study. Litter collection was carried out for 28 days in 12 litter-traps measuring 1x1 m2. All litters trapped in the litter-trap were weighed in their wet and dry weight, then analyzed in the laboratory to determine the carbon content. Based on the results of the analysis, the total average percentage of carbon content in mangrove litter 25.93% C, and from the estimation results, the average carbon content (C) in the litter is 19.99 tons/ha/year. Keywords: Mangrove, Litter, Litter-Trap, Carbon Content, Wori Village ABSTRAK Mangrove merupakan ekosistem yang berperan penting dalam mendukung kehidupan di wilayah pesisir dan kelautan. Sebagai tumbuhan yang hidup di wilayah laut dan darat, hutan mangrove mentransfer berbagai macam nutrien baik ke darat maupun ke laut. Berkurangnya luasan hutan mangrove menyebabkan produksi serasah mangrove juga berkurang. Serasah mangrove memiliki fungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase kandungan karbon (C) dan Mengestimasi jumlah karbon yang tersimpan pada daun serasah mangrove Rhizophora spp., di hutan mangrove Desa Wori, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Litter- trap (jaring penangkap serasah). Pengumpulan serasah dilakukan selama 28 hari dalam 12 Litter-trap yang berukuran 1x1 m2 . Seluruh serasah yang terperangkap di dalam litter-trap di timbang berat basah dan berat keringnya, kemudian dilakukan analisis di Laboratorium untuk mengetahui kandungan karbon. Berdasarkan hasil analisis didapatkan total rata-rata persentase kandungan karbon serasah mangrove yakni sebesar 25,93 % C, serta dari hasil estimasi didapatkan rata-rata kandungan karbon (C) pada serasah sebesar 19,99 ton/ha/tahun. Kata Kunci: Mangrove, Serasah, Litter-Trap, Kandungan Karbon, Desa Wori
KAJIAN SIMPANAN KARBON PADA BIOMASSA MANGROVE DI PESISIR DESA TATENGESAN KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA Tirsa Lumbu; Antonius P. Rumengan; Carolus P. Paruntu; Suria Darwisito; Medy Ompi; Stephanus Mandagi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55001

Abstract

Mangroves are referred to as coastal forests or brackish forests, coastal forests which mean forests that live in coastal areas (coastal) which are influenced by tidal areas and coastal land. Mangroves have an important role in the absorption and storage of carbon, the amount of carbon contained in a tree is influenced by the ability of the tree to absorb carbon from the environment by the process of photosynthesis or known as the sequestration process. The purpose of this study was to identify the types of mangroves on the coast of Tatengesan and determine the carbon storage in the biomass of mangrove trees on the coast of Tatengesan. Data collection on mangrove tree vegetation was carried out in 3 transects, on the left, right and middle of the mangrove ecosystem on the Tatengesan coast. The transects were drawn perpendicular from the sea to the coast according to the thickness of the mangroves at the site. One transect has three quadrants, with a size of 10 m x 10 m. For how it works, the transect is pulled 100 m from the sea to the beach, then the quadrants are measured 10 m x 10 m using a plastic rope as a marker, and the quadrant positions are placed randomly and for 25 m intervals. The results of this study provide information that there are 3 types of mangroves, namely Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Bruguiera gymnorhiza, the value of mangrove biomass content ranges from 69.2 - 118.61 tons/ha, and the value of carbon storage in mangrove biomass. ranged from 32.52 to 55.75 tons/ha. Future research is expected to obtain time series data on the amount of carbon stored in a certain time period. Keywords: Biomass, carbon, mangrove, Tatengesan ABSTRAK Mangrove disebut sebagai hutan pantai atau hutan payau, hutan pantai yang berarti hutan yang hidup di daerah pantai (pesisir) yang dipengaruhi oleh daerah pasang surut air laut dan daratan pesisir. Mangrove memiliki peranan penting dalam hal penyerapan dan penyimpanan karbon, besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam satu pohon dipengaruhi oleh kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan dengan proses fotosintesis atau yang dikenal dengan proses sequestration. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove di pesisir Tatengesan dan mengetahui simpanan karbon pada biomassa pohon mangrove di pesisir Tatengesan. Pengambilan data pada vegetasi pohon mangrove dilakukan sebanyak 3 transek, pada bagian kiri, kanan dan tengah ekosistem man grove di pesisir Tatengesan. Transek ditarik tegak lurus dari arah laut ke pantai sesuai ketebalan mangrove di lokasi. Satu transek terdapat tiga kuadran, dengan ukuran 10 m x 10 m. Untuk cara kerjanya, transek ditarik sejauh 100 m dari laut ke pantai, kemudian kuadran diukur 10 m x 10 m dengan menggunakan tali plastik sebagai penanda, dan untuk posisi kuadran diletakkan acak dan untuk intervalnya 25 m. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jenis-jenis mangrove ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Bruguiera gymnorhiza, nilai kandungan biomassa mangrove berkisar antara 69,2 – 118,61 ton/ha, dan nilai simpanan karbon pada biomassa mangrove berkisar antara 32,52 – 55,75 ton/ha. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperoleh data time series jumlah simpanan karbon dalam suatu periode waktu tertentu. Kata kunci: Biomassa, karbon, mangrove, Tatengesan