Alamanda Maulidya Adireza
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Representasi Androgini Dalam Film Pendek Kado (Analisis Semiotika Roland Barthes) Alamanda Maulidya Adireza; Agus Aprianti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.781 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.9895

Abstract

Era globalisi menjadi sebuah pengaruh besar dalam kehidupan manusia sekarang, salah satunya dalam cara berpakaian serta berpenampilan yang disesuaikan dengan jenis kelaminnya. Permasalahan perbedaan gender laki-laki maupun perempuan di masyarakat telah mengakar kepada budaya patriaki. Dengan adanya kontruksi itu gender didefinisikan sebagai bentuk keyakinan kepada seseorang dalam memilih dan menjalani peran gender maskulin serta feminin yang telah menjadi hal umum dalam kehidupan sosialnya. Seiring dengan berkembangnya zaman nilai mengenai gender mengalami perubahan yang disadari bahwa maskulinitas serta feminitas merupakan dua sifat yang saling melengkapi untuk dapat mencapai keutuhan diri seseorang, hal tersebutlah yang disebut Androgini. Terkait dengan fenomena tersebut, salah satu film pendek Kado yang menampilkan gender androgini dalam tokoh Isfi yang merepresentasikan maskulin saat bertemu teman laki-lakinya dan feminin saat bertemu teman perempuannya. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada representasi androgini dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang terbagi menjadi 3 yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menemukan bahwa representasi androgini secara makna denotasi ditampilkan melalui tampilan serta sifat maskulin. Secara makna konotasi terepresentasi ungkapan ekspresi serta dialog Isfi yang mengiginkan diterima dan tidak di diskriminasi karena tampilannya. Secara makna mitos terepresentasi saat di tampar oleh ayahnya bahwa perempuan haruslah memasak.