I Dewa Ayu Made Budhyani
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TATA RIAS TARI GANDRUNG DI ERA MODERN warsaditha aprila arista dita; Made Diah Angendari; I Dewa Ayu Made Budhyani
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 14 No. 2 (2023): VOCATIONAL EDUCATION ON TOURISM, FASHION AND BEAUTY
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppkk.v14i2.62628

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan tata rias Tari Gandrung Lombok yang membahas tentang (1) tata rias wajah, rambut, busana dan aksesoris, (2) makna dan fungsi tata rias. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Tahun 1994, tata rias wajah yang digunakan penari Gandrung yaitu rias wajah sehari-hari yang menggunakan alas bedak, bedak tabur, eyeliner, alis, blush on dan lipstik. Rambut diikat pada puncak kepala, digulung dan dipasangkan gelungan. Baju yang digunakan sebatas pergelangan tangan dan menggunakan sabuk lilit. Menggunakan gelungan yang dihiasi dengan bunga kamboja asli, pasek gelung dan gempolan. Tahun 2022, penari menggunakan tata rias wajah panggung dengan menggunakan foundation coverage, bedak tabur, bedak padat dan shading, eyeshadow kontras dan mencolok, eyeliner dan alis yang tajam dan bulu mata, menggunakan blush on, lipstik serta highliter. Penataan rambut menggunakan teknik kepang kemudian dihairspray. menggunakan baju lengan sebatas siku dan stagen. Gelungan dihiasi dengan bunga kamboja palsu, pasek gelung dan gempolan dari bunga palsu atau benang. (2) tata rias Tari Gandrung Lombok memiliki makna dan fungsi tersendiri. Tata rias Tari Gandrung memiliki makna melambangkan wanita kuat dan tegas serta mampu menjaga diri. Fungsi tata rias wajah Tari Gandrung sebagai penambah daya tarik penari pada saat pementasan. Penataan rambut berfungsi agar rambut terlihat rapi. Gelungan yang berfungsi sebagai mahkota penari. Busana berfungsi sebagai penutup aurat. Gonjer berfungsi sebagai penambah estetika dan pendukung gerakan tari. Gelungan berfungsi sebagai penutup rambut penari.
Identifikasi Kain Tenun Loloan Di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembana, Bali Enjang, Yulianti; Agus Mayuni; I Dewa Ayu Made Budhyani
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 14 No. 3 (2023): VOCATIONAL EDUCATION ON TOURISM, FASHION AND BEAUTY
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Jenis motif pada kain tenun Loloan di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali (2) Komposisi motif yang dihasilkan pada kain Tenun Loloan di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa. (1) Jenis motif yang disajikan diimplementasikan pada kain tenun loloan terdiri dari : (a) Motif Tumbuh-tumbuhan yang meliputi: motif pot-potan, motif pucuk rebung, motif bunga rumput, motif delima manis, motif bunga kangkung, (b) Motif Geometris meliputi: motif wajik, motif wajik liris, motif bintang kurung, motif irisan dodol, motif keplok-keplok, (c) Motif Kombinasi meliputi: motif bintang kurung kombinasi delima manis, motif delima manis kombinasi keplok-keplok, motif wajik liris kombinasi pot-potan. (2) Komposisi motif yang dihasilkan pada kain tenun loloan meliputi kedalam (a) komposisi simetris dan pola serak seperti: (motif pot-potan, motif bunga rumput, motif delima manis, motif wajik, motif wajik liris, motif bintang kurung, motif irisan dodol, motif keplok-keplok), (b) komposisi pola pinggiran seperti: (motif pucuk rebung), (c) komposisi sentral seperti: (motif bunga kangkung, motif bintang kurung kombinasi delima manis, motif delima manis kombinasi keplok-keplok, motif wajik liris kombinasi pot-potan.
PENGEMBANGAN PRODUK SUSTAINABLE FASHION DENGAN TEKNIK ECOPRINT Budi, Made Wangi Eka; I Gede Sudirtha; I Dewa Ayu Made Budhyani
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 19 No. 2 (2022): Edisi Juli 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan proses pengembangan produk sustainable fashion dengan teknik ecoprint dan mengetahui kualitas produk sustainable fashion dengan teknik ecoprint. Pengembangan produk sustainable fashion dengan teknik ecoprint menggunakan analisis kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk pengujian produk secara internal. Penelitian ini menghasilkan produk sustainable fashion berupa busana anak untuk kesempatan bermain yang dihiasi dengan motif ecoprint dari bunga marigold dan daun jati. Proses pengembangan produk ini terdiri dari mendeskripsikan tujuan penelitian, membuat desain dan pengembangan produk, menguji produk dan mengevaluasi hasil uji, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Berdasarkan hasil uji internal dengan para ahli, diperoleh persentase kualitas produk sustainable fashion sebesar 94,28% dengan kualifikasi sangat baik berdasarkan aspek estetis, teknik dan fungsi busana.
PENERAPAN TEKNIK MAKRAME PADA BUSANA KONTEMPORER DENGAN SUMBER IDE NOKEN PAPUA Miftahul Jannah; I Dewa Ayu Made Budhyani; Made Diah Angendari
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 16 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppkk.v16i1.90970

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) proses pembuatan busan kontemporer dengan menerapkan teknik makrame sumber ide noken Papua, 2) kualitas hasil pengembangan busana kontemporer dengan menerapkan teknik makrame sumber ide noken Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu R&D (Research and Development )dengan model pengembangan PPE dengan 3 tahapan penelitian yaitu: Perencaan (Planning), Produksi (Production), Evaluasi (Evaluation). Metode pengumpulan data digunakan adalah kuisioner atau angket, kemudian dianalisi menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil data dapat diperoleh dari penilaian ke 2 responden ahli busana, yakni ahli perta adalah seorang owner yang memiliki industri fashion di singaraja, ahli kedua seorang guru SMK Marsudirini Negara. Hasil Penelitian ini yakni: 1) Menghasilkan produk busana kontemporer berupa setelan busana terdiri dari atasan dan bawahan celana. Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mengetahui proses dan kualitas adalah tahap planning (perencanaan ). Dalam tahap awal (perencanaan) mengumpulkan referensi untuk membuat sketsa menjadi perwujudan sebuah desain, peneliti melanjutkan ketahap production (produksi), pada tahap ini peneliti melalui beberapa tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap akhir yaitu tahap evaluation (evaluasi) untuk mengetahui kekurangan yang terdapat dalam pengembangan busana kontemporer. 2) Hasil yang didapat pada uji kualitas menujukkan kualifikasi sangat baik berdasarkan tabel konvensi Tingkat pencapaian dengan persentase 92,5%, hal ini menujukkan bahwa produk yang dihasilkan telah sesuai dengan unsur dan prinsip desain, serta telah berhasil membuat sumber ide dan menerapkan teknik makrame menjadi produk baru dengan kualitas yang baik melalui teknik makrame dengan menggunakan dua teknik simpul untuk memperpanjang masa pemakaian produk.
IDENTIFIKASI TATA RIAS TARI REJANG PANDE SUCI WEDANA, DESA TIHINGAN, BANJARANGKAN, KLUNGKUNG Ni Made Novi Indah Puspita; Ni Ketut Widiartini; I Dewa Ayu Made Budhyani
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 16 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppkk.v16i1.91699

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata rias wajah, tata rias rambut, busana, dan aksesoris yang digunakan dalam Tari Rejang Pande Suci Wedana di Desa Tihingan, Kabupaten Klungkung, Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tihingan, dengan informan utama Kepala Desa Tihingan, Kelian Adat Desa Tihingan, dan Bapak Mangku Made Bargawa. Variabel penelitian ini mencakup tata rias wajah, tata rias rambut, busana, dan aksesoris dalam Tari Rejang Pande Suci Wedana. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara mendalam. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif untuk merangkum informasi dan memberikan gambaran komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tata rias wajah Tari Rejang Pande Suci Wedana mengadopsi gaya Klungkung dengan pewarnaan natural pada kelopak mata, alis, pipi, dan bibir untuk memperindah ekspresi penari; (2) Tata rias rambut menggunakan sanggul pusung tagel, ati sasak, bunga sari konta, bunga jepun merah, perkapat, dan krun, yang mengandung simbolisme kedewasaan, kesucian, dan kedekatan dengan Dewi Saraswati; (3) Busana yang dikenakan terdiri dari Lamak, Angkin, Kamen, dan Tapih, yang memiliki simbol spiritual memperkuat kesakralan tarian; (4) Aksesoris dalam tari Rejang Pande Suci Wedana tidak mengenakan aksesoris seperti subeng, kalung, atau gelang. Penelitian ini memberikan wawasan lebih dalam tentang estetika dan simbolisme dalam tata rias Tari Rejang Pande Suci Wedana sebagai bagian integral dari tradisi Bali yang kaya akan nilai-nilai spiritual. Kata Kunci: Tata Rias, Tari Rejang Pande Suci Wedana, Estetika, Simbolisme, Bali
FlexiThink: Decision Making and Design Thinking through Cognitive Flexibility Learning with a Transformative Multicultural Education Approach in Elementary Schools Kadek Yudiana; I Dewa Ayu Made Budhyani; I Wayan Kertih
Indonesian Journal of Instruction Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/iji.v6i1.96632

Abstract

One of the essential skills to be developed among elementary school students is decision-making and design thinking. To enhance decision-making and design thinking skills, innovative learning is required—specifically, Cognitive Flexibility Learning with a Multicultural Education approach. Therefore, the urgency of this study lies in improving these skills to enable students to compete in the era of the Industrial Revolution 4.0. Cognitive flexibility is crucial as it helps students successfully adapt to changing conditions, remain resilient under pressure, and respond effectively to new situations. This study employs a research and development (R&D) approach using the ADDIE model, which consists of five stages: Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Data collection methods in this study include observation, interviews, questionnaires, and tests. The subject of this study is the instructional model, while the object of research includes the validity, practicality, and effectiveness of the model. The validity testing involved expert evaluators, while the practicality testing involved practitioners in elementary education (teachers and students). The results of the analysis showed a Sig. (2-tailed) value of 0.000 > 0.05, indicating a significant difference between pre- and post-implementation outcomes of the Cognitive Flexibility Learning model based on Multicultural Education. This approach enables students to view situations from multiple cultural perspectives, allowing them to think flexibly, understand diverse viewpoints, innovate creatively, and collaborate effectively in a global context. It thus prepares them to face future challenges with improved skillsets.