Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RATAAN BOBOT SAPIH DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT DARI LEPAS SAPIH HINGGA UMUR 8 BULAN DI UPTD BPPTDK MARGAWATI 2014-2016 Haitsam Muthi Praja; An An Nurmeidiansyah; Denie Heriyadi
Jurnal Produksi Ternak Terapan Vol 1, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.098 KB) | DOI: 10.24198/jptt.v1i1.27644

Abstract

The first step to the process of Garut Sheep development can be started by selection, which is an action to select livestock that is considered good and has the genetic potential to be developed further. The weights of weaning weight and the increase of body weight can be used as a parameter for selection because it is considered to have high economic value so that it can be a determinant of productivity level. The purpose of this research is to know the average of weaning and daily gain. The research was conducted at UPTD BPPTDK Margawati on 21-27 August 2017. The object of research used was Garut sheep from weaning to 8 months old. The research method used a retrospective descriptive method with data collection conducted by purposive sampling. Based on the results and discussion can be concluded that the average weight of wean Garut Sheep at UPTD BPPTDK Margawati in 2014-2016 is 11.56±2.15 kilogram. The average weight gain Garut Sheep from weaning up to age 8 months in UPTD BPPTDK Margawati in 2014-2016 is 45.85±8.15 gram/head/day.
Edukasi Manajemen Pakan, Pemeliharaan, dan Penanganan Penyakit pada Kelompok Peternak Domba di Desa Nanggerang dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Keluarga Ken Ratu gharizah Alhuur; An An Nurmeidiansyah; Denie Heriyadi; Iman Hernaman; Siti Nurachma
Media Kontak Tani Ternak Vol 4, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v4i2.44399

Abstract

Edukasi mengenai manajemen pakan, manajemen pemeliharaan, dan manajemen penanganan penyakit yang sering menyerang ternak domba penting untuk dilakukan guna meningkatkan efisiensi peternakan domba yang dimiliki, sehingga pendapatan keluarga yang bersumber dari usaha beternak domba dapat ditingkatkan. Desa Nanggerang merupakan salah satu desa yang penduduknya cukup banyak berkecimpung di usaha peternakan domba. Sebagian besar peserta merupakan peternak lama, namun juga terdapat beberapa peternak baru dengan variasi jumlah ternak yang dipelihara kurang dari 10 ekor, 11-35 ekor, 36-50 ekor, dan >50 ekor. Edukasi mengenai manajemen pakan, pemeliharaan, dan penanganan penyakit ini dilaksanakan di areal peternakan milik salah satu peserta dengan metode penyampaian berupa ceramah dan diskusi terkait masalah ataupun tantangan yang pernah dihadapi oleh para peternak khususnya dalam manajemen pemeliharaan tersebut. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test pemahaman peternak terkait manajemen pakan, pemeliharaan, dan penanganan penyakit meningkat sebanyak 34,35 %, 28,3%, dan 27,6% dari yang sebelumnya 56,6%, 63%, dan 62,6%. Skor yang didapatkan peserta setelah mengikuti pelatihan ini adalah >80% dan termasuk ke dalam kategori baik.
Sebaran rumpun, pola warna bulu, dan jenis tanduk domba lokal betina di Kabupaten Bandung Ken Ratu Gharizah Alhuur; Hanif Ardhiwirayuda; An An Nurmeidiansyah; Denie Heriyadi
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 11 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v11i2.8207

Abstract

The variety of environmental and cultural conditions in each region in Indonesia causes differences in sheep rearing patterns, resulting in a variety of breeds, coat color patterns and types of horns of sheep being cultivated. The Bandung Regency area has a climate and environment that is suitable for raising livestock, so raising sheep has become a part of the culture in the area. Choosing flocks, coat color patterns and types of sheep horns that suit consumer needs can increase the selling value of sheep. The aim of this research was to determine the distribution of clump types, coat color patterns and horn types of local ewes in several animal markets in Bandung Regency. The research was conducted in June 2023 in three animal markets, namely Majalaya, Pacet, and Banjaran Animal Markets. The research method used is descriptive analytic and data collection uses the census method. Based on the research results, it can be concluded that the distribution of local ewes includes Garut sheep 86.78% and Priangan sheep 13.22%, while the distribution of local ewes's coat color patterns is dominated by white 63.64%, a combination of 25.62%, and black 10.74%, as well as muser horn types 54.55%, hornless 33.88%, and horned 11.57%. The total number of research objects was 121 animals, dominated by Garut sheep, the dominant white coat color pattern, and muser horn type
Sebaran rumpun, pola warna bulu, dan jenis tanduk domba lokal betina di Kabupaten Bandung Ken Ratu Gharizah Alhuur; Hanif Ardhiwirayuda; An An Nurmeidiansyah; Denie Heriyadi
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 11 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v11i2.8207

Abstract

The variety of environmental and cultural conditions in each region in Indonesia causes differences in sheep rearing patterns, resulting in a variety of breeds, coat color patterns and types of horns of sheep being cultivated. The Bandung Regency area has a climate and environment that is suitable for raising livestock, so raising sheep has become a part of the culture in the area. Choosing flocks, coat color patterns and types of sheep horns that suit consumer needs can increase the selling value of sheep. The aim of this research was to determine the distribution of clump types, coat color patterns and horn types of local ewes in several animal markets in Bandung Regency. The research was conducted in June 2023 in three animal markets, namely Majalaya, Pacet, and Banjaran Animal Markets. The research method used is descriptive analytic and data collection uses the census method. Based on the research results, it can be concluded that the distribution of local ewes includes Garut sheep 86.78% and Priangan sheep 13.22%, while the distribution of local ewes's coat color patterns is dominated by white 63.64%, a combination of 25.62%, and black 10.74%, as well as muser horn types 54.55%, hornless 33.88%, and horned 11.57%. The total number of research objects was 121 animals, dominated by Garut sheep, the dominant white coat color pattern, and muser horn type
SEBARAN RUMPUN, POLA WARNA, DAN MOTIF BULU DOMBA LOKAL JANTAN PADA BEBERAPA PASAR HEWAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Sundari, Holis Sri; Ken Ratu Gharizah Alhuur; An An Nurmeidiansyah
JANHUS: Jurnal Ilmu Peternakan Journal of Animal Husbandry Science Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Ilmu Peternakan (Journal of Animal Husbandry Science)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/janhus.v9i1.41711

Abstract

Domba lokal yang tersebar luas di Wilayah Jawa Barat mempunyai sebaran rumpun dan pola warna bulu yang cukup beragam. Hal tersebut dapat mempengaruhi pola pemeliharaan peternak dan preferensi konsumen. Rumpun yang cukup sering ditemukan di Wilayah Jawa Barat adalah Domba Garut, Domba Priangan, dan Domba Ekor Tipis. Pola warna pada domba terdiri dari warna putih, hitam, kombinasi dan cokelat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran rumpun dan pola warna bulu domba lokal jantan pada beberapa pasar hewan di Wilayah Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan pada Bulan Januari 2024 di tiga pasar hewan, yaitu Pasar Hewan Majalaya, Pacet, dan Banjaran. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan cara pengumpulan data menggunakan metode sensus dengan melihat parameter rumpun dan pola warna bulu domba lokal jantan yang ada di setiap pasar hewan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ditemukan dua rumpun domba pada tiga pasar hewan yang berlokasi di Kabupaten Bandung, yaitu rumpun Domba Garut sebesar 67,1% dan Domba Priangan sebesar 32,9%, sedangkan untuk Domba Ekor Tipis tidak ditemukan pada ketiga lokasi pasar hewan di Kabupaten Bandung. Pola warna bulu domba yang ditemukan pada saat penelitian adalah warna dominan putih sebesar 74,84%, dominan hitam sebesar 14,19%, dominan coklat sebanyak sebesar 1,29%, dan kombinasi sebesar 9,68% dari total domba sebanyak 155 ekor.