This Author published in this journals
All Journal Jurnal EMPATI
Ilma Adji Hadyani
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

“PROSES PENERIMAAN DIRI TERHADAP PERCERAIAN ORANGTUA” The Process of Self Acceptance of Parental Divorce (Sebuah Studi Kualitatif dengan Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis) Ilma Adji Hadyani; Yeniar Indriana
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 (Juli 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.47 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.19759

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami  proses penerimaan diri remaja terhadap perceraian orangtua. Perceraian merupakan titik puncak dari berbagai permasalahan yang menumpuk dan merupakan jalan akhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Partisipan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode non-probability sampling dengan salah satu strateginya yaitu melalui snowball sampling. Partisipan berjumlah 3 orang dengan karakteristik anak remaja yang menjadi korban perceraian orangtuanya. Penerimaan diri terhadap perceraian orangtua adalah suatu hal yang tidak dapat dicapai secara spontan oleh anak, tetapi melewati tahapan-tahapan tertentu terkait dengan kehidupan pasca perceraian, termasuk berbagai dampak yang dirasakan, baik dampak psikologis maupun sosial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa perceraian memberikan dampak-dampak negatif pada para partisipan, seperti perasaan minder, kehilangan figur keluarga, dan kenakalan remaja. Keberadaan figur ibu yang kompeten, berkurangnya konflik orangtua, lingkungan sekolah dan teman-teman yang memberikan dukungan positif merupakan faktor yang membantu para partisipan menerima dirinya dalam menghadapi perceraian orangtua, untuk bangkit dari keterpurukan.