Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN KEPARAHAN PENYAKIT COVID-19 DI KARESIDENAN SURAKARTA Isna Andriani
Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v15i2.19652

Abstract

Pendahuluan: Pola aktivitas fisik keseharian individu yang tidak banyak bergerak dapat berkontribusi terhadap prevalensi berbagai penyakit, termasuk coronavirus diseases-2019 atau COVID-19. COVID-19 merupakan penyakit bersifat menular yang disebabkan oleh virus dan mengakibatkan infeksi saluran pernapasan. Individu dari berbagai kelompok umur dapat terinfeksi COVID-19 dengan manisfestasi klinis mulai dari tanpa gejala, bergejala ringan seperti flu biasa hingga penyakit serius dan bahkan kematian. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan keparahan penyakit COVID-19. Metode: Penelitian observasional analitik ini dirancang secara study case control dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah penyintas COVID-19 di Karesidenan Surakarta. Total sampel dipilih dengan teknik non-probability sampling bertipe sampling purposive, yaitu 274 responden. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat aktivitas fisik pada level sedang dan keparahan penyakit COVID-19 pada level gejala ringan. Uji statistik korelasi non-parametrik dengan spearman’s rho didapat nilai r hitung sebesar -0.368 dan nilai p sebesar 0,000. Simpulan: Kesimpulannya antara tingkat aktivitas fisik terhadap keparahan penyakit COVID-19 terdapat hubungan yang cukup signifikan. Dimana semakin tinggi tingkat aktivitas fisik seseorang maka semakin rendah resiko keparahan penyakit COVID-19 dan begitu pula sebalikanya.
Adaptasi Sistem Kardiovaskuler dan Pulmonal terhadap Latihan Aerobik Trisnowiyanto, Bambang; Isna Andriani
Physiotherapy Health Science (PhysioHS) Vol. 7 No. 2 (2024): Physiotherapy & Health Science (PhysioHS) - December 2024
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/physiohs.v7i2.34665

Abstract

Latihan fisik akan menimbulkan respon perubahan secara fisiologis tubuh manusia, termasuk pada sistem kardiovaskuler dan pulmonal. Indikator kinerja sistem kardiovaskuler dan pulmonal dapat digambarkan melalui denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan. Adaptasi terhadap latihan akan terjadi baik sesaat pasca latihan jangka pendek, maupun jangka panjang. Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan adaptasi latihan pada sistem kardiovaskuler dan pulmonal berdasarkan jenis kelamin yang digambarkan melalui indikator denyut nadi dan frekuensi pernapasan yang terjadi sesaat setelah latihan aerobik. Metode penelitian, yaitu quasi experimental dengan two group pre and post-test design. Sampel penelitian adalah remaja akhir dengan usia 17-25 tahun yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil pengukuran pada kelompok perempuan didapatkan selisish mean HR pre-test dengan post-test sebesar -35,867 (thitung = -13,519; p-value= 0,000) dan selisih mean RR pre-test dengan post-test sebesar -18,844 (thitung = -18,982; p-value= 0,000). Hasil pengukuran pada kelompok laki-laki didapatkan selisish mean HR pre-test dengan post-test sebesar -41,9 (thitung = -10,589; p-value= 0,000) dan selisih mean RR pre-test dengan post-test sebesar -14,667 (thitung = -12,582; p-value= 0,000). Simpulan dari penelitian ini, yaitu adaptasi latihan aerobik terhadap sistem kardiovaskuler pada laki-laki dinyatakan memiliki kenaikan HR yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan, adaptasi latihan aerobik terhadap sistem pulmonal pada perempuan dinyatakan memiliki kenaikan RR yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.