Tradisi Manjapuik Marapulai tidak terlepas dari peristiwa komunikasi dimana proses komunikasi yang terjadi dilakukan oleh juru bicara dari masing-masing perwakilan baik dari keluarga anak daro atau mempelai wanita maupun marapulai atau pihak lelaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tradisi Manjapuik Marapulai pada etnik Minangkabau di Kota Medan dan menurut kajian perspektif komunikasi Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah para ketua adat Surau Tujuh Koto, IKBS Sumatera Utara, Minang Sati, Persatuan Keluarga Ulakan Tapakis Kataping Sumatera Utara (PKUTK), Ikatan Keluarga Tanjung dan Sikumbang. Hasil penelitian ini adalah pertama, persiapan Manjapuik Marapulai dengan tokoh adat ninik mamak di kediaman wanita dengan mempersiapkan dan menyajikan makanan tradisional, minuman, pakaian, emas dan uang sebagai nilai kasih sayang. Kedua, proses Manjapuik Marapulai di kediaman calon pengantin pria melalui proses penyambutan dengan membuka kata dari pihak anak daro dengan pihak marapulai. Prinsip komunikasi Islam sudah sesuai dengan konsep Qaulan Karima, Sadida, Ma’rufa, Sadida, Layina dan Baligho serta penerapan nilai komunikasi Islam dalam Manjapuik Marapulai pada etnik Minangkabau di Kota Medan yaitu bentuk komunikasi secara estetika dan budaya serta, partisipan yaitu untuk menguatkan makna rasa persaudaraan yang tinggi sesuai dengan prinsip Islam yaitu saling tolong menolong.