Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI PADA IBU BEKERJA DI DESA TONDOMULYO KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI: Analysis Of Factors Influencing Breast Milk Production When Mother Works In Tondomulyo Village, Jakenan District, Pati Regency Naomi Parmila Hesti Savitri
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 8 No. 3 (2022): JIKeb | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikeb.v8i3.1366

Abstract

Gangguan kesehatan anak terjadi akibat kurangnya asupan gizi yang dapat berdampak pada stunting. Data Kabupaten Pati tahun 2021 di wilayah Puskesmas Jakenan masih terdapat status balita sangat pendek 50 balita sedangkan status balita pendek sebanyak 236 balita. Masalah pemberian ASI pada ibu bekerja berdampak pada pemberian susu formula sehingga menyebabkan rendahnya produksi ASI karena rendahnya frekuensi pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu bekerja di Desa Tondomulyo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan metode survey. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang mempunyai bayi usia > 6 bulan dan < 1 tahun sebanyak 40 responden. Teknik analisis untuk menguji analisis faktor menggunakan metode semantic diferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 faktor direduksi menjadi faktor internal yang meliputi anatomi payudara, ketenangan jiwa dan pikrian, perawatan payudara dan berat bayi saat lahir sedangkan faktor eksternal meliputi status pekerjaan, frekuensi menyusui, kecukupan istirahat dan gizi. Faktor internal ibu (68,777%) menjadi faktor penyebab produksi ASI lebih besar dibandingkan dengan faktor eksternal ibu (50,122%). Diharapkan ibu untuk memperhatikan suasana hati, istirahat cukup dan minum minimal 8 gelas per hari untuk meningkatkan produksi ASI. Bagi tenaga Kesehatan dapat memberikan edukasi tentang perlunya perawatan payudara dan penyusuan sesering mungkin tanpa melihat berat bayi yang dilahirkan.   Kata Kunci : Produksi ASI, Faktor produksi ASI, Ibu bekerja Child health problems occur due to lack of nutritional intake which can have an impact on stunting. Pati Regency data for 2021 in the Jakenan Health Center area still has 50 very short toddler status while 236 short toddler status. The problem of breastfeeding in working mothers has an impact on giving formula milk, causing low milk production due to the low frequency of breastfeeding. This study aims to analyze the factors that influence milk production in working mothers in Tondomulyo Village. This type of research is a quantitative research with a survey method. The sample in this study were working mothers who had babies aged > 6 months and < 1 year as many as 40 respondents. The analytical technique to test the factor analysis uses the differential semantic method. The results showed that the 8 factors were reduced to internal factors which included breast anatomy, peace of mind and soul, breast care and baby's weight at birth while external factors included employment status, frequency of breastfeeding, adequacy of rest and nutrition. Mother's internal factors (68.777%) are factors causing greater milk production compared to external factors (50.122%). It is expected that mothers pay attention to moods, get enough rest and drink at least 8 glasses per day to increase milk production. Health workers can provide education about the need for breast care and breastfeeding as often as possible regardless of the weight of the baby being born.      
Analisis Status Gizi Dengan Perkembangan Bicara Anak Usia 3-4 Tahun Masila; Naomi Parmila Hesti Savitri
Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja Vol. 8 No. 1 (2023): Cendekia Medika : Jurnal STIKes Al-Ma'arif Baturaja
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/cendekiamedika.v8i1.218

Abstract

Masalah keterlambatan bicara pada anak merupakan masalah yang cukup serius yang harus segera ditangani karena merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara ditandai dengan pengucapan yang tidak jelas dan dalam berkomunikasi hanya dapat menggunakan bahasa isyarat, sehingga orang tua maupun orang yang ada disekitarnya kurang dapat memahami anak, walaupun anak sebenarnya dapat memahami apa yang dibicarakan orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan bicara anak usia 3-4 tahun.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitan dengan menggunakan studi korelasi melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini  adalah ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun di Desa Batumarta OKU Timur Sumatera Selatan Tahun 2022 yang berjumlah 40 orang.. Teknik sampling menggunakan total sampling sebanyak 40 orang. Simpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan status gizi dengan perkembangan bicara anak usia 3 – 4 tahun dengan p value= 0,012
Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah Berhubungan Dengan Pemenuhan Gizi Seimbang Anita Ariance Howay; Naomi Parmila Hesti Savitri; M. Zuhal Purnomo
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.606 KB)

Abstract

Anak usia prasekolah (3-6 tahun) mengalami fase pertumbuhan yang pesat pertama kali (growth spurt). Pertumbuhan anak yang pesat pada masa ini meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan dan perkembangan pada organ-organ anak, sehingga diperlukan asupan energi dan zat gizi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Diperkirakan lebih dari 200 juta anak di Negara berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya karena lingkungan yang tidak mendukung sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, emosi dan sosial anak. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan retrospektive yang dilakukan di TK Bhayangkari Distrik Teminabuan Sorong, dengan populasi 35 orang dan menggunakan teknik sampling jenuh. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan personal sosial bagi anak usia prasekolah berhubungan dengan pemenuhan gizi seimbang p value 0,002 (< 0,05). Anak pra sekolah yang gizinya terpenuhi dengan baik maka perkembangan personal sosialnya juga akan baik, sehingga anak mampu melaksanakan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya dengan baik secara mandiri, tidak selalu tergantung dengan orang tua.
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-8 Tahun Di Sekolah Minggu Ananda Liana Indah Sari; Naomi Parmila Hesti Savitri; M. Zuhal Purnomo
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.246 KB)

Abstract

Stunting adalah keadaan malnutrisi jangka panjang yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan masalah tumbuh kembang anak, yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau lebih pendek dari usia (standar). Di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus dengan jumlah anak yang diukur sebanyak 4.165 ditemukan balita yang sangat pendek adalah 0 (0%) dan pendek berjumlah 542 (19,77%). Faktor yang menjadi penyebab stunting salah satunya adalah aktivitas fisik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan di SMB Ananda Desa Kutuk Undaan Kudus, dengan populasi 30 orang dan menggunakan teknik sampling jenuh. Aktivitas fisik diukur dengan menggunakan piramida aktivitas fisik anak, dan angka kejadian stunting diukur dengan antropometri. Hasil penelitian didapatkan distribusi responden lebih banyak pada responden yang tidak stunting yaitu 28 orang (93,33%) dan yang stunting 2 orang (6,67%). Berdasarkan uji korelasi berganda simultan terdapat hasil 2 anak yang stunting 100% melakukan aktivitas sangat ringan dan 28 anak melakukan aktivitas fisik ringan sampai berat, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan angka kejadian stunting sig. F change 0,009 (sig. F change < 0,05). Kejadian stunting berhubungan signifikan dengan kepadatan tulang, aktivitas fisik dan konsumsi protein pada anak usia sekolah dasar.
PENGARUH PENGELUARAN ASI DENGAN PEMBERIAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU NIFAS DI PMB RINI ANGGELENA KAB.OKU SUMSEL Meilani Elisa; Naomi Parmila Hesti Savitri; Evi Erlina
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu nifas sering kali mengalami keluhan tidak lancarnya pengeluaran ASI yaitu produksi ASI yang tidak banyak. Rendahnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin akan menurunkan lancarnya pengeluaran ASI. Dukunagn keluarga terutama suami dibutuhkan untuk menstimulus peningkatan hormon oksitosin. ASI akan dapat keluar lancar bila ibu memiliki emosi positif yang dapat merangsang hormon oksitosin dengan mendapatkan perhatian, dukungan dan cinta dari suami. Rancangan dengan one grup pretest posttest digunakan dalam penelitian ini. Total populasi semua ibu melahirkan primipara yang mengalami ketidaklancaran pengeluaran ASI di PMB Rini Anggelena Kab.Oku sejumlah 15 ibu. Teknik Sampling dengan Total Sampling. Penelitian ini menghasilkan terdapat 15 responden sebelum diberikan intervensi dukungan suami yang mengalami pengeluaran ASI lancar sejumlah 6 (40%), dan yang mengalami ASI tidak lancar sejumlah 9 (60%), setelah diberikan diberikan intervensi dukungan suami yang mengalami pengeluaran ASI lancar sejumlah 13 (86.7%), dan yang mengalami ASI tidak lancar sejumlah 2 (13.3%). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pengeluaran ASI dengan pemberian dukungan suami pada ibu nifas ditunjukkan p value 0,042. (p< 0,05). Produksi hormon oksitosin akan meningkat dengan pemberian dukungan suami pada ibu menyusui. . Kata Kunci : Dukungan Suami, Pengeluaran ASI, ibu nifas
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI HB-0 PADA BAYI USIA 0-7 HARI Sari Damayanti; Naomi Parmila Hesti Savitri; Evi Erlina
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai upaya pencegahan penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayi maka perlu segera disuntikkan vaksin HB-0 terhadap bayi yang telah lahir sebagai penerima dosis pertama segera setelah lahir. Infeksi virus hepatitis B akan sulit disembuhkan jika serangan terjadi pada anak-anak bahkan dapat menyebabkan kelainan sampai dewasa. Pemberian vaksin HB-0 pada hari ke 0-7 dapat meningkatkan terhadap paparan virus hepatitis B. salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian vaksin HB0 adalah diperlukannya dukungan keluarga dengan tidak melarang bayi untuk diimunisasi dengan alas an masih terlalu kecil. Rancangan daam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional study melalui metode observasional dengan Teknik analisis menggunakan uji chi-square. Jumlah populasi adalah 103 ibu dengan bayi umur 0-7 hari dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yang berjumlah 31 orang ibu. Penelitiana ini menunjukkan hasil bahwa dari 31 orang repsonden yang melakukan imunisasai HB0 tepat waktu sejumlah 22 orang (71%) dan yang tidak tepat waktu sejumlah 9 orang (29%). Sedangkan untuk pemberian dukungan keluarga dikatakan baik sejumlah 20 orang (64,5%) dan dukungan keluarg yang kurang terdapat 11 orang (35,5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi HB0 pada bayi usia 0-7 hari dengan p value 0,003 (p<0,05). Ketepatan diberikannya imunisasi HB0 pada hari 0-7 akan meningkat secara signifikan dengan adanya dukungan keluarga. Kata Kunci : Dukungan keluarga, Ketepatan Pemberian Imunisasi HB0, Bayi usia 0-7 hari