Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENINGKATAN KESEHATAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN ANAK DBD Firdaus Firdaus; Wesiana Heris Santy; Ratna Ariesta Dwi Andriani; Annif Munjidah; Mery Susanti
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.179

Abstract

Demam berdarah dapat menyerang semua golongan umur. Proporsi kasus ini berdasarkan umur di Indonesia menunjukkan bahwa DBD paling banyak terjadi pada anak usia sekolah yaitu pada usia 5-14 tahun. Keberhasilan penatalaksanaan DBD terletak pada kemampuan mendeteksi secara dini fase kritis dan penanganan yang cepat dan tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kader kesehatan terhadap pencegahan penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti serta penanganan secara cepat dan tepat bagi penderita demam berdarah dengue. Metode yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penyuluhan pencegahan penyebaran nyamuk dan infeksi virus dengue serta demontrasi 3M (menutup, menguras, mengubur) dan proses pembutan spray anti nyamuk dari batang serai. Tingkat pengetahuan dari peserta dilihat dari hasil post test dan pre test penyebaran kuesioner. Hasil pre test pengetahuan kader kesehatan tentang pencegahan dan penanganan demam berdarah dengue pada anak-anak didapatkan sebagian kecil (26,64%) kader memiliki pengetahuan sangat kurang dan kurang serta hampir setengahnya (46,62%) memiliki pengetahuan cukup. Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi didapatkan hasil post test pengetahuan kader kesehatan seluruhnya (100%) memiliki pengetahuan sangat baik. Penyuluhan dan demonstrasi yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kader kesehatan terkait penceghaan dan penanganan secara cepat dan tepat terhadap kasus demam berdarah dengue yang banyak menimpa anak-anak.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENINGKATAN KESEHATAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN ANAK DBD Firdaus Firdaus; Wesiana Heris Santy; Ratna Ariesta Dwi Andriani; Annif Munjidah; Mery Susanti
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.179

Abstract

Demam berdarah dapat menyerang semua golongan umur. Proporsi kasus ini berdasarkan umur di Indonesia menunjukkan bahwa DBD paling banyak terjadi pada anak usia sekolah yaitu pada usia 5-14 tahun. Keberhasilan penatalaksanaan DBD terletak pada kemampuan mendeteksi secara dini fase kritis dan penanganan yang cepat dan tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya kader kesehatan terhadap pencegahan penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti serta penanganan secara cepat dan tepat bagi penderita demam berdarah dengue. Metode yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penyuluhan pencegahan penyebaran nyamuk dan infeksi virus dengue serta demontrasi 3M (menutup, menguras, mengubur) dan proses pembutan spray anti nyamuk dari batang serai. Tingkat pengetahuan dari peserta dilihat dari hasil post test dan pre test penyebaran kuesioner. Hasil pre test pengetahuan kader kesehatan tentang pencegahan dan penanganan demam berdarah dengue pada anak-anak didapatkan sebagian kecil (26,64%) kader memiliki pengetahuan sangat kurang dan kurang serta hampir setengahnya (46,62%) memiliki pengetahuan cukup. Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi didapatkan hasil post test pengetahuan kader kesehatan seluruhnya (100%) memiliki pengetahuan sangat baik. Penyuluhan dan demonstrasi yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kader kesehatan terkait penceghaan dan penanganan secara cepat dan tepat terhadap kasus demam berdarah dengue yang banyak menimpa anak-anak.
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KUDAPAN: PEMBERDAYAAN KADER DI PONDOK PESANTREN AL HIKAM BANGKALAN Nailul Huda; Mery Susanti; Firdaus Firdaus; M. Kevin Bintang Saputra; Deanita Rohma; Nur Sophia Matin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.38779

Abstract

Stunting adalah gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena kekurangan unsur seng (Zn). Selain itu, stunting juga merupakan masalah gizi yang berlangsung lama. Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dilakukan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 27,67% anak di Indonesia mengalami stunting. Ini berarti bahwa 3 dari setiap 10 anak di Indonesia mengalami stunting. Mirisnya, angka ini masih di atas batas 20% yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Ada banyak penyebab stunting di Indonesia, termasuk faktor terdekat seperti status gizi ibu, praktik menyusui, dan praktik pemberian makanan pendamping. Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa pengetahuan ibu tentang stunting masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya upaya promosi kesehatan untuk mengurangi kasus stunting. Selain itu, ibu juga harus memahami bahwa asupan bahan makanan energi dan protein diperlukan guna pencegahan stunting. Asupan protein yang rendah merupakan faktor risiko kejadian stunting pada primer anak usia sekolah. Pemberian edukasi mengenai menu tinggi protein tidak hanya diberikan kepada ibu secara langsung, namun juga bisa diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang bisa diberikan edukasi adalah kader pondok pesantren, dimana mereka bisa memberikan pengaruh di lingkungan pondok, sekitar rumah, atau keluarga mereka sendiri. Atas dasar itulah, FK UNUSA terdorong untuk turut mengambil bagian dalam sosialisasi menu tinggi protein kepada pondok pesantren. Adapun pondok yang digandeng sebagai mitra adalah Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan. Pihak FK UNUSA mendorong Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan untuk berperan dalam menyediakan menu tinggi protein kepada para santri. Diperlukan pengabdian dan pendampingan lebih lanjut baik kepada para kader maupun asatidz/asatidzah, khususnya terkait strategi dalam meningkatkan konsumsi protein para santri di pondok pesantren.