Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UPAYA PENCEGAHAN MENINGKATNYA PERNIKAHAN DINI MELALUI LITERASI KEARIFAN LOKAL PADA PENDIDIKANTINGKAT DASAR Ratna Restapaty; Faradilla Iedliany
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11496

Abstract

ABSTRAKPernikahan  memerlukan kematangan fisik dan psikologis untuk menghadapi problem pernikahan  yang  terjadi dalam  kehidupan  masyarakat  dengan usia di bawah umur. Berdasarkan data BPS tahun 2018, Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan jumlah kasus kawin usia dini tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 22,77%. Peran pendidik sebagai pelaku utama upaya pencegahan meningkatnya pernikahan di bawah umur melalui kegiatan masyarakat sangat penting. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat  mengenai  pembentukan karakter anak di pendidikan dasar (SD-SMP) yang bertujuan membentuk karakter, peningkatan pemahaman remaja, melalui giat berliterasi (berdongeng) cerita rakyat dengan tokoh utama perempuan. Kegiatan ini menjadi solusi sebagai upaya pencegahan meningkatnya jumlah pernikahan di bawah umur. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilaksanakan pada 80 peserta. Upaya pencegahan meningkatnya pernikahan di bawah umur dilaksanakan dalam 2 bentuk yaitu kegiatan pertama adalah memberikan edukasi; dengan metode pemaparan terori dengan presentasi materi yang dikemas menarik dalam slide power poin dan video film pendek tentang pergaulan bebas, berliterasi, berkampanye di SMPN 13 Banjarbaru. Kegiatan ke dua yakni mengedukasi masyarakat melalui ceramah di RRI Pro 1 Banjarmasin. Aparat pemerintah,  tokoh masyarakat dan orang tua perlu menunjukkan perannya yang maksimal dalam penanaman nilai-nilai tersebut. Keywords: literasi; Kearifan lokal; penikahan dini ABSTRACTIn deal with marriage difficulties that arise in the lives of individuals under the age of 18, marriage requires physical and psychological maturity. According to BPS data of 2018, South Kalimantan does have the highest rate of marriage in Indonesia (22.77%). The participation of educators as the main participants in efforts to reduce the incidence of adolescent weddings via community activities is important. This community service aims to educate the public about the development of children's characters in basic education (SD-SMP), which strives to create character, increase understanding of adolescents, through actively literacy (storytelling) folklore with female major characters. This activity is a part of an effort to decrease the increasing number of underage marriages. Community service activities were carried out on 80 participants. Efforts to prevent the increase in underage marriages occur in two ways. The first is education, which is done through the presentation of information that is attractively packaged in power points and short film videos about promiscuity, literacy, and campaigning at SMPN 13 Banjarbaru. The second activity is to educate the public at RRI Pro 1 Banjarmasin through speakers. Government officials, community leaders, and parents all must take an active role in teaching these values. Keywords: early marriage, literacy, and background culture