Endah Yulianingsih
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENCEGAHAN PERNIKAHAN USIA DINI Eka Rati Astuti; Endah Yulianingsih; Puspita Sukmawaty Rasyid
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i6.11112

Abstract

Abstrak: Remaja adalah masa penuh kegoncangan jiwa, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial. Berbagai perubahan tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang kemungkinan dapat mengganggu perkembangan remaja selanjutnya. Diantara persoalan tersebut yang dihadapi remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Metode yang diigunakan adalah penyuluhan kepada 34 orang remaja. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest. Hasilnya penyuluhan berjalan dengan baik dengan peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebanyak 26,18% yang dapat dilihat dari peningkatan hasil posttest.Abstract: Adolescence is a period of mental turmoil, which connects a dependent childhood with a mature and independent adult. Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood which is marked by various changes, both physical, psychological, and social. These changes can cause problems that may interfere with the development of later adolescents. Among the problems faced by adolescents are reproductive health problems. The purpose of the activity is to increase the knowledge of adolescents about reproductive health. The method used is counseling to 34 teenagers. Evaluation is done through pretest and posttest. The result of the counseling went well with an increase in adolescent knowledge about reproductive health as much as 26.18% which can be seen from the increase in posttest results.
AKSI PREVENTIF ANEMIA PADA IBU HAMIL MELALUI EDUKASI DAN PEMBERIAN JUS BUAH NAGA Nancy Olii; Nurfaizah Alza; Endah Yulianingsih; Nanda Wahyudi; Nurhidayah Nurhidayah; Nurnaningsih Ali Abdul; Yollanda Dwi Santi Violentina
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 3 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i3.22101

Abstract

Abstrak: Prevalensi anemia pada ibu hamil di Provinsi Gorontalo sebesar 22,9%. Anemia pada ibu hamil mengakibatkan perdarahan, persalinan prematur, dan bayi dengan BBLR. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait anemia pada ibu hamil dan manfaat jus buah naga untuk mencegah serta meminmalisir prevalensi anemia pada ibu hamil, khususnya di Puskesmas Kota Selatan kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan tindakan pemberian jus buah naga. Mitra pelaksana kegiatan ini adalah bidan koordinator Puskesmas Kota Selatan sedangkan mitra sasaran adalah ibu hamil yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Kota Selatan. Peserta pada kegiatan ini adalah 12 orang. Bentuk evaluasi berupa pengukuran pengetahuan peserta melalui kuesioner pretest dan posttest, diskusi, dan umpan balik dengan indikator keberhasilan kegiatan adalah adanya peningkatan pengetahuan, terjadi keaktifan peserta dalam diskusi, dan adanya umpan balik. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan rata-rata pengetahuan ibu hamil sebesar 29,66 dan pemberian edukasi terbukti efektif, serta adanya kegiatan pemberian jus buah naga pada setiap ibu hamil.Abstract: The prevalence of anemia in pregnant women in Gorontalo Province is 22.9%. Anemia in pregnant women results in bleeding, premature labor, and LBW babies. This community service aims to increase pregnant women's knowledge regarding anemia in pregnant women and the benefits of dragon fruit juice to prevent and minimize the prevalence of anemia in pregnant women, especially at the South City Health Center, Gorontalo City. The methods used were counseling and giving dragon fruit juice. The implementing partner for this activity is the coordinator midwife of the South City Health Center, while the target partners are pregnant women in the working area of the South City Health Center. There were 12 participants in this activity. The form of evaluation is in the form of measuring participants' knowledge through pretest and posttest questionnaires, discussions, and feedback, with indicators of activity success being an increase in knowledge, participants' activeness in discussions, and feedback. The results of this activity were an increase in the average knowledge of pregnant women by 29.66 and the provision of education, which was proven to be effective, as well as the activity of giving dragon fruit juice to every pregnant mother.
OPTIMALISASI TERAPI NON FARMAKOLOGI SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DAN DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA IBU NIFAS Nanda Wahyudi; Sri Sujawaty; Nurnaningsih Ali Abdul; Nancy Olii; Yusni Podungge; Endah Yulianingsih; Nurfaizah Alza
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i2.21808

Abstract

Abstrak: Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan penting bagi bayi terlebih di bulan pertama kehidupan. Rendahnya cakupan pemberian ASI disebabkan oleh beberapa hambatan yang dapat menjadi kegagalan tercapainya pemberian ASI. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Kabupaten Gorontalo pada tahun 2020, cakupan pemberian ASI berada diurutan pertama terendah yaitu sebesar 11,30%, sebelumnya tahun 2019 sebesar 45,4%. Tujuan dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan hard skill atau keterampilan ibu nifas terkait cara melakukan perawatan payudara, pijat oksitosin, dan cara deteksi dini komplikasi pada ibu. Metode yang digunakan adalah melalui penyuluhan dan demonstrasi. Mitra sasaran pada kegiatan ini adalah ibu nifas di Desa Tenggela berjumlah 15 orang. Pengukuran keberhasilan dari pemberian materi dan praktik pijat oksitosin melalui kuesioner pretest dan posttest serta observasi secara langsung. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya perubahan rata-rata pengetahuan ibu nifas dengan antara sebelum dan setelah diberikan materi sebesar 13.74 dengan nilai p 0.000 dan peningkatan keterampilan 100%.Abstract: Breast milk (ASI) is an important intake for babies, especially in the first month of life. The low level of breastfeeding is caused by several obstacles that can hinder breastfeeding. Based on data from the Gorontalo Provincial Health Service, Gorontalo Regency, in 2020, the implementation of breastfeeding was in the first lowest position, namely 11.30%; previously, in 2019, it was 45.4%. This community service aims to improve the hard skills or skills of postpartum mothers regarding how to carry out breast care, oxytocin massage, and how to detect early complications in mothers. The method used is counseling and exposure. The target partners for this activity are 15 postpartum mothers in Tenggela Village. Measurement of implementation of oxytocin massage material and practice through pretest and posttest questionnaires and direct observation. The result of this activity was a change in the average knowledge of postpartum mothers between before and after being given the material of 13.74 with a p-value of 0.000 and an increase in skills of 100%.
EDUKASI DAN PELATIHAN IBU BAYI/BALITA RISIKO STUNTING MELALUI KELAS PARENTING HOLISTIK DAN TERAPI KOMPLEMENTER Hasnawatty Surya Porouw; Endah Yulianingsih; Nurnaningsih A. Abdul; Rahman Suleman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20484

Abstract

Abstrak: Permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah sebanyak 11 bayi/balita yang sangat pendek, 42 bayi/balita sangat pendek atau mengalami status gizi kurang. Hal ini karena kurangnya pengetahuan, status sosial ekonomi, keterampilan orang tua melakukan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi/balita dan keterampilan mengolah bahan makanan baik untuk bayi/balita risiko stunting. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi terhadap masyarakat tentang gizi melalui edukasi dan penanganan nonfarmakologis untuk perbaikan status gizi pada bayi dan balita melalui pelatihan pijat bayi, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan demontrasi makanan tambahan pada bayi/balita. Metode pelaksanaan kegiatan pengabmas ini adalah melalui pelatihan dan observasi tumbuh kembang, dengan sasaran kegiatan yaitu orang tua, melalui edukasi Setelah kegiatan dilaksanakan dan dievaluasi berat badan bayi/balita melalui pengukuran antopometri, dokumentasi dan upaya keberlanjutan program dengan memberikan pelatihan pijat bayi/balita, diperoleh hasil peningkatan BB dan TB setelah terapi komplementer sebesar 90%, peningkatan pegetahuan orang tua sebesar 100%, peningkatan pemahaman dan keterampilan orang tua dalam membuat makanan tambahan bayi/balita sebesar 100%.Abstract: The current issue faced is that 11 babies/toddlers are stunted, 42 babies/toddlers are stunted or in malnutrition status. This is due to lack of knowledge, socio-economic status, minimum of parents' skills in stimulating the growth and development and in processing good food for babies/toddlers at risk of stunting. The aim of this activity is to educate the public about nutrition through to improve the nutritional status of infants and toddlers through massage training, stimulation detection, early intervention for growth and development and demonstration of additional food for infants/toddlers. The method was used are training and observation of growth and development for parents, through education. After the activity is carried out, the baby/toddler's weight is evaluated through anthropometric measurements, documentation and program sustainability efforts by providing baby/toddler massage training. The results obtained that weight and height after complementary therapy were 90%, increased, parental knowledge by 100%, increased, understanding and skills in making additional food for babies/toddlers by 100% increased.