Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Menurut data WHO, sekitar 14,6% dari 20,5 juta bayi yang dilahirkan pada tahun 2015 mengalami BBLR. Kejadian BBLR ini dua kali lebih tinggi terjadi di negara berkembang. Tumbuh kembang janin membutuhkan vitamin D sebagai unsur nutrisi mikro dan albumin atau protein sebagai unsur nutrisi makro untuk pertumbuhan sel pada janin. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk menilai perbandingan kadar vitamin D dan albumin pada ibu dengan bayi BBLR dan ibu dengan bayi berat lahir normal. Subjek pada penelitian ini berjumlah 10 orang pada kelompok ibu dengan bayi BBLR dan 10 orang pada ibu dengan bayi berat lahir normal. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling dan dilakukan di RS Dustira Cimahi pada tahun 2020. Pemeriksaan vitamin D dilakukan dengan metode CMIA dan pemeriksaan albumin dilakukan dengan metode bromocresol green. Data diolah dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney dengan uji normalitas Saphiro Wilk. Hasil penelitian didapatkan kadar vitamin D ibu dengan bayi berat lahir normal yaitu 16,12±4,899 ng/mL. Sedangkan ibu dengan bayi BBLR memiliki kadar vitamin D lebih rendah yaitu 9,96 ±3,944 ng/mL (nilai p= 0,005). Kadar albumin ibu dengan bayi berat lahir normal sebesar 4,400±0,6128 g/dL, sedangkan ibu dengan bayi BBLR memiliki kadar albumin lebih rendah yaitu sebesar 3,410±0,8279 g/dL (nilai p = 0,007). Kesimpulannya kadar vitamin D dan kadar albumin pada ibu dengan bayi BBLR lebih rendah dibandingkan dengan bayi berat lahir normal. DOI : 10.35990/mk.v5n3.p233-243