Ifa Siti Fasihah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DAN ALBUMIN PADA IBU DENGAN BAYI BBLR DAN IBU DENGAN BAYI BERAT LAHIR NORMAL Ifa Siti Fasihah; Mirza Ismail; Andri Andrian Rusman; Mohamad Dani Permana
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Menurut data WHO, sekitar 14,6% dari 20,5 juta bayi yang dilahirkan pada tahun 2015 mengalami BBLR. Kejadian BBLR ini dua kali lebih tinggi terjadi di negara berkembang. Tumbuh kembang janin membutuhkan vitamin D sebagai unsur nutrisi mikro dan albumin atau protein sebagai unsur nutrisi makro untuk pertumbuhan sel pada janin. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk menilai perbandingan kadar vitamin D dan albumin pada ibu dengan bayi BBLR dan ibu dengan bayi berat lahir normal. Subjek pada penelitian ini berjumlah 10 orang pada kelompok ibu dengan bayi BBLR dan 10 orang pada ibu dengan bayi berat lahir normal. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling dan dilakukan di RS Dustira Cimahi pada tahun 2020. Pemeriksaan vitamin D dilakukan dengan metode CMIA dan pemeriksaan albumin dilakukan dengan metode bromocresol green. Data diolah dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney dengan uji normalitas Saphiro Wilk. Hasil penelitian didapatkan kadar vitamin D ibu dengan bayi berat lahir normal yaitu 16,12±4,899 ng/mL. Sedangkan ibu dengan bayi BBLR memiliki kadar vitamin D lebih rendah yaitu 9,96 ±3,944 ng/mL (nilai p= 0,005). Kadar albumin ibu dengan bayi berat lahir normal sebesar 4,400±0,6128 g/dL, sedangkan ibu dengan bayi BBLR memiliki kadar albumin lebih rendah yaitu sebesar 3,410±0,8279 g/dL (nilai p = 0,007). Kesimpulannya kadar vitamin D dan kadar albumin pada ibu dengan bayi BBLR lebih rendah dibandingkan dengan bayi berat lahir normal. DOI : 10.35990/mk.v5n3.p233-243
KARAKTERISTIK KANKER OVARIUM BERDASARKAN FAKTOR RISIKO, SKOR RMI 2, DAN HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG Endah Hamidah Abbas; Ifa Siti Fasihah; Teja Koswara; Amelia Laili
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium merupakan tumor ganas ovarium yang berupa keganasan primer berasal dari organ ovarium atau keganasan sekunder yang berasal dari metastasis organ selain ovarium. Kanker ovarium sering kali baru terdiagnosis pada stadium lanjut, maka kanker ovarium sering digambarkan sebagai “The silent killer”. Insidensi dan angka kematian kanker ovarium di Indonesia masih cukup tinggi akibat keterlambatan diagnosis pada stadium awal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kanker ovarium berdasarkan usia, paritas, riwayat kontrasepsi, skor Risk of Malignancy Index (RMI) 2, stadium klinis, dan diagnosis histopatologi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2019-2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling menggunakan data rekam medik pasien kanker ovarium tahun 2019-2020 di bagian pusat rekam medik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian didapatkan jumlah kasus kanker ovarium yang memenuhi kriteria inklusi adalah 96 kasus, kasus tertinggi tahun 2019 sebesar 64,6%, kasus tertinggi terjadi pada wanita kelompok usia > 50 tahun sebanyak 42,7%, multipara sebanyak 40,6%, dan riwayat tidak menggunakan kontrasepsi sebesar 70,8%. Sebanyak 71,4% memiliki total skor Risk of Malignancy Index (RMI) 2 ≥ 200 termasuk prediksi ganas. Kanker ovarium mayoritas terdiagnosis pada stadium lanjut, yaitu stadium IIIB dan IIIC dengan masing-masing sebesar 20,3%. Karsinoma musinosa merupakan tipe histopatologi yang terbanyak ditemukan yaitu sebesar 20,8%. Insidensi kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, hal ini berkaitan dengan proses penuaan yang memungkinkan terjadinya periode lama untuk terjadi perubahan genetik pada sel epitel ovarium. Kata Kunci: diagnosis histopatologi, kanker ovarium, skor RMI 2DOI : 10.35990/mk.v6n1.p11-21