Susi Hartati Fatah
Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PRETESTING PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) REVISI KE- 4 PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS Rizna Notarianti; Annisa Nurhidayati; Ghifari Andini Mukti; Marita Pratami; Susi Hartati Fatah; Hadi Pratomo
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.151 KB) | DOI: 10.35842/mr.v17i1.319

Abstract

Latar Belakang: Pada akhir 2019, virus Corona baru diidentifikasi sebagai penyebab sekelompok kasus pneumonia dan virus ini menyebar dengan cepat. Kemenkes RI mengeluarkan pedoman yang ditujukan bagi petugas kesehatan sebagai acuan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi pandemik COVID-19. Tujuan: menilai persepsi (daya tarik, pemahaman, penerimaan, keterlibatan, keyakinan) tenaga kesehatan di Puskesmas terhadap Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan yang dipilih adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas pedesaan dan perkotaan. Informan diambil sebanyak 8 orang yang berprofesi sebagai kepala Puskesmas, bidan, petugas surveilens dan analis kesehatan. Hasil: Dari aspek daya tarik dan pemahaman secara keseluruhan informan mengatakan pedoman ini cukup menarik. Semua informan menyatakan bahwa setiap bab dalam pedoman dapat diterima. Pedoman ini dinilai sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan serta dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Puskesmas. Informan menyatakan bahwa pedoman ini ditujukan bagi tenaga kesehatan. Informasi dalam pedoman dipersepsikan dapat dipercaya serta meyakinkan. Kesimpulan: Persepsi tenaga kesehatan secara umum cukup baik dalam aspek daya tarik, pemahaman, penerimaan, keterlibatan individu dan keyakinan. Agar sesuai dengan perkembangan situasi saat ini, pedoman ini perlu diperbaharui. Disarankan juga menggunakan tata bahasa yang lebih teknis dan praktis, serta ada butir-butir, diagram/alur/bagan sehingga tidak menggunakan terlalu banyak kata-kata.[A1]  [A1]Udah dikurangi jadi 200 kata