p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal REFEREN
Arya Giri Anggara
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Parodi Kritik Politik dalam Cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma Abdullah Bimo Prakoso Putro; Arya Giri Anggara
REFEREN Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.575 KB) | DOI: 10.22236/referen.v1i2.9182

Abstract

Abstrak Seno Gumira Ajidarma terkenal dengan karya sastranya yang mengangkat tema sosial dan politik. Karya-karyanya banyak terbit pada masa orde baru yang mana sering terjadi penindasan, diskriminasi, dan pembatasan hak politik. Karya sastra sebagai karya fiksi memberikan gambaran permasalahan masyarakat dan realitas di lingkungannya. Pengarang menggunakan perantara karya sastra untuk menyampaikan ide, pemikiran, atau gagasan mengenai hal atau persoalan yang terjadi di masyarakat dan juga untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Seperti dalam Cerita pendek Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi karya Seno Gumira Ajidarma yang mengisahkan kegundahan hati para ibu di suatu kampung. Cerpen ini mengandung parodi kritik politik kepada pemerintah melalui humor yang diciptakan oleh Seno. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui parodi kritik politik dalam cerpen dan juga mengetahui unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teori sosiologi sastra dan parodi politik. Kata kunci: Parodi; Kritik; Penindasan Abstract Seno Gumira Ajidarma is famous for his literary works on social and political themes. His works were widely published during the New Order period where there was often oppression, discrimination, and restrictions on political rights. Literary works as works of fiction provide an overview of the problems of society and the reality in its environment. Authors use the intermediary of literary works to convey ideas, thoughts, or ideas about things or problems that occur in society and also to convey messages to readers. As in the short story Forbidden to Sing In The Bathroom by Seno Gumira Ajidarma which tells the story of the heartache of mother in a village. This short story contains a parody of political criticism of the government through humor created by Seno. The purpose of this study is to find out the parody of political criticism in short stories and also know the intrinsic elements contained in the short story. This research was conducted using descriptive qualitative methods with data collection techniques using the theory of literary sociology and political parody. Keywords: Parody; Criticism; Oppression
Kriminalitas dalam Novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan Karya Pramoedya Ananta Toer Arya Giri Anggara; Tiara Anwar Sekar Utami; Novi Diah Haryanti
REFEREN Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/referen.v2i1.11516

Abstract

Karya sastra merupakan bagian dari masyarakat dan tidak dapat dipisahkan, karena kasus-kasus yang diangkat dalam sebuah karya sastra merupakan cerminan dari kasus-kasus yang terjadi dikehidupan nyata. Salah satu masalah sosial yang diangkat kedalam sebuah karya sastra adalah kriminalitas. Tindakan kriminalitas tidak boleh dibiarkan, karena tindakan kriminal dapat menganggu ketentraman dalam menjalani kehidupan. Novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan karya Pramoedya Ananta Toer banyak memunculkan kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh kelompok Darul Islam. Novel ini mengisahkan kehidupan warga desa yang berjuang untuk melawan kelompok Darul Islam yang menguasai desa dengan tindakan-tindakan tidak manusiawi. Berdasarkan analisis, di dalam novel ini ditemukan empat jenis kejahatan yaitu kejahatan ekonomi, kejahatan kekerasan, kejahatan seksual, kejahatan politik.