Putri Anggreini
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Etnofarmasi Tanaman Berkhasiat Obat Pada Suku Paser Di Desa Samurangau Dan Desa Tepian Batang Kabupaten Paser: Ethnomedicinal Study on Medicinal Plants of Paser Tribe in Samurangau Village and Tepian Batang Village of Paser Regency Nabila Nur Rahma Hidayat; Putri Anggreini; Niken Indriyanti
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 16 (2022): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v16i1.671

Abstract

Informasi mengenai tanaman berkhasiat obat yang digunakan secara tradisional pada suku- suku di indonesia masih kurang dieksplorasi, salah satunya pada suku Paser Kalimantan Timur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan tanaman serta ramuan yang digunakan oleh masyarakat Suku Paser. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling yang dilakukan di desa Tepian Batang dan desa Samurangau, kabupaten Paser. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara terbuka dengan menggunakan kuisioner terstruktural. Penelitian dilanjutkan dengan survei, dokumentasi, identifikasi, dan studi literatur tanaman. Hasil penelitian diperoleh informasi mengenai 46 spesies tanaman dan 12 ramuan untuk mengobati 38 penyakit. Tanaman yang paling banyak direkomendasikan oleh penduduk suku paser adalah ombung (Blumea balsamifera (L.) DC) yang digunakan untuk mengobati batuk, demam, batuk berdahak dan diperuntukkan bagi wanita pasca melahirkan. Cara penggunaan tanaman herbal yang paling banyak adalah diminum (55%). Bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun (48%) dan yang paling sedikit adalah umbi (1%). Habitat tanaman yang digunakan paling banyak diperoleh dari hutan (53%) dan paling sedikit adalah dari tepi sungai (3%). Berdasarkan hasil studi etnofarmasi disimpulkan bahwa terdapat 46 spesies tanaman obat dan 12 jenis ramuan berkhasiat obat yang dapat menjadi dasar penemuan obat baru.
Efek Beta Sitosterol dan Kunyit Hitam (Curcuma caesia) Terhadap Berat Badan dan Abnormalitas Hati pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Etanol: The Effect of Beta Sitosterol and Black Turmeric (Curcuma caesia) on Long term Ethanol Intake-Induced Appetite Suppression on Mice (Mus musculus) Jihaan Nazhiirah Ilhaam; Putri Anggreini; Hanggara Arifian; Riski Sulistiarini
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.708

Abstract

Ethanol can cause fatty liver, hepatitis, and cirrhosis which contribute to liver function’s disorder.Fatty liver is caused by the accumulation of fat in liver cells. Black turmeric (Curcuma caesia) contains curcumin, with hepatoprotective activity and can prevent obesity. Beta-sitosterol is a derivative compound of phytosterol with good hepatoprotective activity Therefore, this study aims to assess the activities of black turmeric and beta-sitosterol as hepatoprotective and anti-obesity agents. Mice were divided into 4 groups: Normal (N), beta-sitosterol 20 mg/kg body weight (BS), black turmeric 6.25% (KH), and negative group (KN). Groups BS, KH, and KN were given 35% ethanol (p.o) for 2 weeks. On the 14th day, body weight were measured and all the mice were dissecter to examine the liver organ. The KH group weight was decreased compared to the normal group. The BS group weight was relatively stable. Macroscopic analysis of the liver organ showed no difference between groups N, BS, and KH. The KN group showed liver swelling as expected. Based on the obtained results, it is assumed that black turmeric prevents weight gain and liver damage due to excessive alcohol-induced. Beta-sitosterol and black turmeric can also prevent the hepatotoxic effects of alcohol consumption Keywords: black turmeric, beta sitosterol, hepatoprotector, anti-obesity Abstrak Etanol dapat merusak fungsi hati seperti perlemakan hati, hepatitis, dan sirosis. Perlemakan pada hati disebabkan oleh penumpukan lemak pada sel hati. Kunyit hitam (Curcuma caesia) memiliki senyawa metabolit sekunder, kurkumin dengan aktivitas hepatoprotektor yang baik dan dapat mencegah terjadinya obesitas. Beta-sitosterol merupakan senyawa turunan pitosterol yang memiliki potensi sebagai hepatoprotektor yang baik. Pada penelitian dilakukan pengujian mengenai aktivitas kunyit hitam dan beta sitosterol sebagai hepatoprotektor dan anti obesitas. Mencit dibagi kedalam 4 kelompok yaitu kelompok Normal (N), kelompok beta sitosterol 20 mg/kg BB (BS), kelompok kunyit hitam 6,25% (KH), dan kelompok negatif (KN). Kelompok BS, KH, dan KN diberikan etanol 35% (p.o) selama 2 minggu. Pada hari ke-14 dilakukan pengukuran berat badan dan pembedahan untuk mengamati organ hepar. Hasil menunjukkan terjadi penurunan berat badan pada kelompok KH dibandingkan kelompok normal. Pada kelompok BS tidak terjadi perubahan berat badan. Analisis makroskopik organ hati menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok N, BS, dan KH, tetapi terdapat pembengkakan hati pada kelompok KN. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diasumsikan bahwa kunyit hitam mencegah naiknya berat badan akibat alkohol yang berlebih dan penurunan nafsu makan, namun tidak pada pemberian beta sitosterol. Beta sitosterol dan kunyit hitam juga dapat mencegah efek hepatotoksik akibat konsumsi alkohol. Kata Kunci: kunyit hitam, beta sitosterol, hepatoprotektor, anti obesitas