Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Minat Belajar dan Kualitas Hidup Anak Jalanan di Bangkalan Nailur Rohmah; Netty Herawati
Happiness: Journal of Psychology and Islamic Science Vol. 6 No. 1 (2022): June
Publisher : Program Studi Psikologi Islam (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.986 KB) | DOI: 10.30762/happiness.v6i1.477

Abstract

Keberadaan anak jalanan, memang akan selalu menjadi PR bagi beberapa pihak, termasuk didalamnya adalah pemerintah itu sendiri. Data terakhir pada bulan November 2019, menunjukkan masih ada 12.000-an anak jalanan, dimana jumlah ini tetaplah bukan jumlah yang sedikit. Banyaknya anak jalanan di beberapa sudut jalanan memang tidak akan terlepas dari belitan permasalahan yang paling utama, yaitu: permasalahan ekonomi. Rendahnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak pula pada pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak yang tidak lagi menjadi prioritas utama untuk dipenuhi, karena kebutuhan dasar mereka untuk hidup (makan) saja, belum dapat dipenuhi. Penelitian dengan metode kuantitatif ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara minat belajar dan kualitas hidup anak jalanan di kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan 2 skala penelitian sesuai dengan 2 variabel yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: skala minat belajar dan skala kualitas hidup. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 anak jalanan yang beroperasi di Kabupaten Bangkalan. Analisis data menggunakan software SPSS, untuk menguji hipotesa dilakukan dengan uji korelasi product moment. Nilai koefisien korelasi sebesar -.340 dengan signifikansi 0.000, artinya terdapat korelasi negative antara minat belajar dan kualitas hidup pada anak jalanan di Bangkalan. Artinya hubungan yang signifikan bersifat tidak searah antara minat belajar dan kualitas hidup. Arah hubungan negative menunjukkan bahwa minat belajar yang tinggi tidak menunjukkan kualitas hidup yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Kata kunci : Minat Belajar, Kualitas Hidup
How do Altruism and Optimism Influence Religious Coping? Netty Herawati; Nailur Rohmah; Abdurachman
Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/jpp.v14i1.899

Abstract

Religious coping merupakan hal yang seringkali dilakukan banyak individu dalam menghadapi kondisi sulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh optimisme dan altruisme pada strategi religious coping. Subjek penelitian ini sebanyak 424 responden. Skala koping agama, skala optimisme dan skala altruisme digunakan masing-masing untuk mengukur koping agama, optimisme dan altruisme. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara optimisme dan koping agama secara partial serta hubungan positif antara altruisme dan koping agama. Kedua variabel tersebut juga secara bersama-sama ikut menjadi prediktor terbentuknya koping religius. Individu yang mengaplikasikan religious coping cenderung lebih memilih jalur agama dan mendekatkan diri pada Tuhan dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup
IDENTIFICATION OF PROFILES OF STREET CHILDREN AND MITIGATION INTERVENTION PLANS Netty Herawati; Nailur Rohmah
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/mv.v7i1.7915

Abstract

Abstract: The treatment of street children so far is uncompromising and less serious, ignoring their rights and freedoms as citizens to be protected by the state. Therefore, the aim of this study is to create mitigation and intervention plans on street children. The approach in this study used surveys with cluster sampling techniques because they were limited to areas in Bangkalan district. The sample group consisted of girls and boys, aged 8 to 18, who worked on the street for at least a month before the survey. There's a total of 43 respondents. The results showed that based on the age of respondents, 8-10 years was 16.3%, 12-15 years was 23.3% and 16-18 years was 60.5%. Based on the level of education, respondents did not pass SD was 18.6%; passed SD 23.2%, not passed SMP 37.2% and passed SMP 20.9%. According to street activities carried out: begging 13.9%, playing music 30.2%, cleaning car glass 11.6%, street clowns 9.3% and trade 34.9%, according to the results, then mitigation measures can be taken by increasing public care, not giving in the street when begging but can be through social foundations or official government institutions such as social services. Internal intervention planning can be done by providing work skills training, financial management training and psycho-education for psychological formation. Externally, governments can help in economic and social empowerment. Governments can facilitate through localization of trade activities in conducting business, providing capital assistance with loan savings system. In conclusion, it is necessary to work comprehensively with governments, communities and social institutions to care for each other to improve the well-being of street children in various aspects, both economic, social and psychology.Keywords:  street children, mitigation, intervention plan