This research was raised based on the consequences of the phenomenon of the loss of identity of Christian leaders in today's digital era. This condition was actually born from the unpreparedness of leaders in taking advantage of the digital era to develop themselves into leaders who have character and have spiritual values. Through these conditions, this study tries to analyze a "Mosaic leadership concept towards Christian leadership patterns in the digital era". This analysis aims to describe and answer some of the personal problems of a leader who is experiencing a character and spiritual crisis in the digital era through the example of Musa's leadership. This research uses qualitative methods with literature review. The findings obtained are that character and spirituality must be built through an intimate relationship with God so that it becomes a reference for every Christian leader in order to lead correctly and according to God's will. Thus, the connection and relationship with God, the source of everything, becomes a picture for every character and spirituality of every Christian leader.AbstrakPenelitian ini diangkat berdasarkan akibat terjadinya fenomena mulai hilangnya jati diri pemimpin Kristen di era digital masa kini. Kondisi ini justru lahir dari ketidaksiapan para pemimpin dalam memanfaatkan zaman era digital untuk memprogres diri menjadi seorang pemimpin yang berkarakter dan memiliki nilai spiritualitas. Melalui kondisi tersebut, penelitian ini mencoba menganalisis sebuah “konsep kepemimpinan Musa terhadap pola kepemimpinan Kristen di era digital”. Analisis ini bertujuan untuk memaparkan serta menjawab beberapa permasalahan pribadi seorang pemimpin yang mengalami krisis karakter dan rohani di era digital melalui teladan kepemimpinan Musa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian studi pustaka. Hasil temuan yang diperoleh adalah karakter dan spiritualitas harus dibangun melalui relasi intim terhadap Allah sehingga menjadi acuan terhadap setiap pemimpin Kristen agar dapat memimpin dengan benar dan sesuai kehendak Allah. Dengan demikian koneksi dan hubungan dengan Allah sang sumber segalanya menjadi gambaran bagi setiap karakter dan kerohanian setiap pemimpin Kristen.