Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Implementasi Kecerdasan Digital (Digital Quotient) Dalam Pelayanan Pendidikan Agama Kristen Monica Santosa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.196

Abstract

Penulisan ini termotivasi karena kenyataan bahwa di era digital saat ini jemaat Tuhan tidak semua siap untuk menerima perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang menggunakan perangkat digital, tetapi tidak semua orang menggunakannya dengan benar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya tidak menjadi masalah, tetapi mendukung perluasan Injil untuk diberitakan ke ujung dunia. Karena itu, setiap pengguna perangkat digital, terutama anak Tuhan, harus bijak dalam menggunakannya. Dalam pendidikan, setiap pendidik dan siswa harus memiliki kecerdasan digital yang baik. dalam tulisan ini, kita akan membahas implementasi kecerdasan digital dalam pelayanan pendidikan Kristen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yaitu kuantitatf dan kualititaf. Adapun alat ukur yang bisa digunakan untuk melihat skor kecerdasan digital yang nantinya dapat digunakan pendidik maupun siswa dalam proses pelayanan pendidikan agama kristen pada era digital.
Implementasi Kecerdasan Digital (Digital Quotient) Dalam Pelayanan Pendidikan Agama Kristen Monica Santosa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.196

Abstract

Penulisan ini termotivasi karena kenyataan bahwa di era digital saat ini jemaat Tuhan tidak semua siap untuk menerima perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang menggunakan perangkat digital, tetapi tidak semua orang menggunakannya dengan benar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya tidak menjadi masalah, tetapi mendukung perluasan Injil untuk diberitakan ke ujung dunia. Karena itu, setiap pengguna perangkat digital, terutama anak Tuhan, harus bijak dalam menggunakannya. Dalam pendidikan, setiap pendidik dan siswa harus memiliki kecerdasan digital yang baik. dalam tulisan ini, kita akan membahas implementasi kecerdasan digital dalam pelayanan pendidikan Kristen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yaitu kuantitatf dan kualititaf. Adapun alat ukur yang bisa digunakan untuk melihat skor kecerdasan digital yang nantinya dapat digunakan pendidik maupun siswa dalam proses pelayanan pendidikan agama kristen pada era digital.
Orang tua dalam Pembentukan Karakter Kristiani Anak Generasi Alfa Monica Santosa
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 6, No 2: November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v6i2.384

Abstract

Generation Alpha is a generation that is very dependent on digital devices. The formation of Christian characters for the Alpha generation is not easy when compared to the formation of Christian characters for previous generations. Based on this, the role of parents in the formation of the Christian character of Alpha generation children is very important. The purpose of this research is to increase the role of parents in forming the Christian character of Alpha generation children, namely as educators, mentors, encouragement, supervisors, and friends so that parents of this generation can play an active role in the formation of their Christian character. Parents can pay more attention to their children's growth and development, especially in forming Christian characters based on the word of God. The method used in this study is a descriptive qualitative approach with a literature review. The results of this study by observing and interviewing parents who have children born in 2010 to date show that most parents are not aware of their role as educators, mentors, encouragers, supervisors, and friends, so parents are confused about carrying out their roles towards the formation of a child's Christian character.AbstrakGenerasi Alpha adalah generasi yang sangat bergantung terhadap perangkat digital. Pembentukan karakter Kristen bagi generasi Alpha tidaklah mudah jika dibandingkan dengan pembentukan karakter Kristen generasi sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, peran orang tua dalam pembentukan karakter Kristen anak generasi Alpha sangatlah penting. Tujuan penelitian ini adalah supaya peran orang tua ditingkatkan dalam pembentukkan karakter Kristen anak generasi Alpha, yaitu sebagai pendidik, peembimbing, penyemangat, pengawas, dan sahabat sehingga orangtua dari generasi tersebut bisa berperan aktif dalam pembentukan karakter Kristen mereka. Orang tua dapat lebih memperhatikan mengenai tumbuh kembang anak terutama dalam hal pembentukan karakter kristen yang berdasar pada firman Tuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan kajian literatur. Hasil dari penelitian ini dengan melakukan observasi dan wawancara kepada orangtua yang memiliki anak yang lahir pada tahun 2010 hingga saat ini adalah sebagian besar orang tua belum menyadari perannya sebagai pendidik, pembimbing, penyemangat, pengawas, dan sahabat, sehingga orang tua kebingungan dalam melakukan perannya terhadap pembentukan karakter kristen anak.
Implementasi Kecerdasan Digital (Digital Quotient) Dalam Pelayanan Pendidikan Agama Kristen Monica Santosa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.196

Abstract

Penulisan ini termotivasi karena kenyataan bahwa di era digital saat ini jemaat Tuhan tidak semua siap untuk menerima perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang menggunakan perangkat digital, tetapi tidak semua orang menggunakannya dengan benar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya tidak menjadi masalah, tetapi mendukung perluasan Injil untuk diberitakan ke ujung dunia. Karena itu, setiap pengguna perangkat digital, terutama anak Tuhan, harus bijak dalam menggunakannya. Dalam pendidikan, setiap pendidik dan siswa harus memiliki kecerdasan digital yang baik. dalam tulisan ini, kita akan membahas implementasi kecerdasan digital dalam pelayanan pendidikan Kristen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yaitu kuantitatf dan kualititaf. Adapun alat ukur yang bisa digunakan untuk melihat skor kecerdasan digital yang nantinya dapat digunakan pendidik maupun siswa dalam proses pelayanan pendidikan agama kristen pada era digital.
Konsep Kepemimpinan Musa Terhadap Pola Kepemimpinan Kristen Di Era Digital Nofrianus Zalukhu; Claudia Angelina; Monica Santosa
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 2 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.843 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i2.107

Abstract

This research was raised based on the consequences of the phenomenon of the loss of identity of Christian leaders in today's digital era. This condition was actually born from the unpreparedness of leaders in taking advantage of the digital era to develop themselves into leaders who have character and have spiritual values. Through these conditions, this study tries to analyze a "Mosaic leadership concept towards Christian leadership patterns in the digital era". This analysis aims to describe and answer some of the personal problems of a leader who is experiencing a character and spiritual crisis in the digital era through the example of Musa's leadership. This research uses qualitative methods with literature review. The findings obtained are that character and spirituality must be built through an intimate relationship with God so that it becomes a reference for every Christian leader in order to lead correctly and according to God's will. Thus, the connection and relationship with God, the source of everything, becomes a picture for every character and spirituality of every Christian leader.AbstrakPenelitian ini diangkat berdasarkan akibat terjadinya fenomena mulai hilangnya jati diri pemimpin Kristen di era digital masa kini. Kondisi ini justru lahir dari ketidaksiapan para pemimpin dalam memanfaatkan zaman era digital untuk memprogres diri menjadi seorang pemimpin yang berkarakter dan memiliki nilai spiritualitas. Melalui kondisi tersebut, penelitian ini mencoba menganalisis sebuah “konsep kepemimpinan Musa terhadap pola kepemimpinan Kristen di era digital”. Analisis ini bertujuan untuk memaparkan serta menjawab beberapa permasalahan pribadi seorang pemimpin yang mengalami krisis karakter dan rohani di era digital melalui teladan kepemimpinan Musa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian studi pustaka. Hasil temuan yang diperoleh adalah karakter dan spiritualitas harus dibangun melalui relasi intim terhadap Allah sehingga menjadi acuan terhadap setiap pemimpin Kristen agar dapat memimpin dengan benar dan sesuai kehendak Allah. Dengan demikian koneksi dan hubungan dengan Allah sang sumber segalanya menjadi gambaran bagi setiap karakter dan kerohanian setiap pemimpin Kristen.
Makna Gereja Kelihatan, Tidak Kelihatan Dan Gereja Surgawi Menurut St. Ephrem Dian Purmawati Waruwu; Monica Santosa
Jurnal Lentera Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.093 KB) | DOI: 10.59177/jls.v2i2.183

Abstract

The church is God's people who have been called by God out of the darkness of the world into the light of Christ. Christ is the head, believers are members of the body, then Christ is the head of the church and we are members of the church body. However, many people do not know that his body is the Altar and Altar of God, where God dwells in the body and in the soul of man. This article aims to describe the human understanding of the church to believers today. The method used is library research with methods related to library analysis from other sources. The results of the research are three churches, namely the visible church, the invisible church and the heavenly church which should not be separated because each other complements each other and through this church a person can reach chruch on heaven where he or she obtains perfection in Christ.AbstrakGereja adalah umat Allah yang telah dipanggil Allah keluar dari kegelapan dunia masuk ke dalam terang Kristus. Kristus adalah kepala, orang percaya sebagai anggota tubuh, maka Kristus sebagai kepala gereja dan kita sebagai anggota tubuh gereja. Namun, banyak orang tidak mengetahui bahwa tubuhnya sebagai Altar dan Mezbah Allah, dimana Allah berdiam di dalam tubuh dan di jiwa manusia. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman manusia tentang gereja kepada semua orang. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan metode yang berkaitan dengan analisa pustaka yang sumber lainnya.  Hasil penelitian adalah  tiga gereja yaitu gereja kelihatan, tidak kelihatan dan surgawi yang tidak boleh dipisahkan sebab satu sama lain saling melengkapi dan melalui gereja ini, seseorang dapat mencapai chruch on heaven dimana ia memperoleh kesempurnaan di dalam Kristus atau theosis.
Pentingnya Manajemen Waktu Dalam Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Eka Kurniawan Zebua; Monica Santosa
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.13436

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa tentang pentingnya manajemen waktu dalam meningkatkan kualitas belajarnya. Manajemen waktu merupakan pokok permasalahan yang sangat penting dalam penelitian ini, karena banyak orang yang kurang maksimal membagi waktunya dengan baik. Manajemen waktu adalah suatu pencapaian seseorang untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan dengan mengelolah waktu semaksimal mungkin. Manajemen waktu sangat mempengaruhi kualitas belajar khususnya bagi mahasiswa. Kualitas belajar mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (berasal dalam diri mahasiswa itu sendiri, misalnya Kesehatan, minat, dan bakat), dan faktor eksternal (dari luar mahasiswa, misalnya keluarga, lingkungan, dosen). Penulisan ini menggunakan metode studi literatur yang tidak berfokus pada satu sumber tetapi pada semua sumber yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bagaimana setiap mahasiswa dapat memanajemenkan waktunya untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam belajar. Oleh karena itu, penulis menjelaskan beberapa cara mahasiswa untuk dapat mengelolah mengelolah waktu, diantara dengan penjadwalan, konsisten, disiplin,dan mempunyai tujuan.
Pengaruh Nilai-Nilai Kebudayaan terhadap Pembentukan Kepribadian Manusia: Tinjauan Psikologi Perkembangan Eka Kurniawan Zebua; Notatema Waruwu; Monica Santosa
Scientificum Journal Vol. 1 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Yayasan Almahmudi Bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/sj.v1i3.11

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah memberikan pemaparan kepada para pembaca bahwa nilai-nilai kebudayaan dalam suatu daerah memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian adalah suatu hal yang mencakup seluruh aspek pikiran, tingkah laku, perasaan, kesadaran maupun ketidaksadaran. Di dalam kepribadian setiap orang tidak akan terbentuk sendiri, tetapi membutuhkan bantuan atau faktor dari luar dirinya. Pembentukan kepribadian seseorang dapat melalui faktor keluarga, faktor sosial, faktor gereja, faktor komunitas dan sebagainya. Namun satu hal yang perlu ditawarkan, pembentukkan kepribadian tidak lepas juga dari nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan adalah sebuah sistem yang kompleks dengan merangkum pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, aturan, kebiasaan ada di dalamnya yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dengan mempelajari dan menghidupi makna dari nilai-nilai kebudayaan maka setiap orang dapat menemukan jati diri yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, dimana penulis mengumpulkan data pustaka, membaca dan menulis kembali bahan yang dikaji, serta menarik kesimpulan dari data yang telah diolah sehingga mendapatkan hasil dari data yang akan diteliti. Jadi, kebudayaan memiliki pengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang, karena banyak mengandung pelajaran moral dalam hidup setiap orang
Pengaruh Lingkungan terhadap Pembentukan Karakter Anak Mainyer For Jaya Gulo; Raymond Iman Putra Gulo; Monica Santosa
Scientificum Journal Vol. 1 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Yayasan Almahmudi Bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/sj.v1i3.12

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter seorang anak. Karakter merupakan susuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang yang dibentuk sejak usia anak. Pembentukan karakter seorang anak sangat penting untuk menjalani kehidupan dengan menunjukkan nilai-nilai yang baik dan positif. Dalam pembentukan karakter seorang sangat dipengaruhi oleh berbagai lingkungan yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode literatur yang memakai data dari berbagai referensi seperti, buku, dan tulisan-tulisan lain yang terkait dengan pembahasan. Penelitian ini bertujuan memberikan sebuah pemahaman bahwa karakter seseorang anak dapat terbentuk oleh berbagai pengaruh dari lingkungan dimana seorang anak tersebut berada, sehingga baik atau buruknya karakter seorang anak tergantung bagaimana teladan yang perlihatkan oleh lingkungan sekitarnya
Implementasi Tiga Kata Ajaib Bagi Pembentukan Karakter Kristen Anak Generasi Alpha Kristov Gulo; Monica Santosa
JURNAL DIAKONIA Vol 4 No 2 (2024): November
Publisher : Sekolah Tinggi Diakones HKBP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55199/jd.v4i2.73

Abstract

This research aims to describe the three magic words in the character building of Alpha generation children. The reluctance of a child who is lazy to interact with other people in his environment apparently makes the child lose the opportunity to find and grow the character that exists in him. In researching, the author uses a descriptive qualitative research method of literature review. The three magic words are words that have different meanings, where these three words are needed in building a relationship or relationship with other people in the neighborhood. For this reason, the formation of the Christian character of alpha generation children must be done early, so that the mentality of each child can be educated and formed into a quality and moral character, as in Christian teachings that imitate Jesus Christ as a person of character. Therefore, the formation of Christian character of alpha generation children starting early is the first step to building a good personality.