Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Training and Mentoring in the Application of Appropriate Technology in Integrated Coconut Processing in Lambangi Village, South Konawe, through the Regional Partnership Program Ansharullah ansharullah; Muhammad Natsir; Sitti Aida Adha Taridala; Abdul Kasim; La Ode Liaumin Azim; Sri Damayanti
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.798 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.120

Abstract

Kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat di Desa Lambangi, Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun, potensi komoditas ini belum memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Di sisi lain, dengan penerapan teknologi pengolahan kelapa secara terpadu dapat dihasilkan berbagai produk yang memiliki nilai tambah dari sisi ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, seperti VCO, nata de coco, asap cair, dan produk kerajinan kreatif berbasis kelapa. Oleh karena itu, Program Kemitraan Wilayah (PKW) ini bertujuan untuk mengadvokasi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mewujudkan potensi ekonomi tersebut, melalui penerapan teknologi yang terintegrasi dan tepat guna. Program ini dilaksanakan dengan model peningkatan kapasitas wirausaha, alih teknologi, dan penerapan teknologi tepat guna. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan dari pemerintah dan masyarakat dalam hal pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan komoditas kelapa ini. Nilai tambah ekonomi dari komoditas ini, termasuk potensi ketersediaan lapangan kerja dari komoditas ini juga meningkat signifikan. Dampak positif dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran Pemerintah Daerah, dan karenanya telah memberikan dukungan keuangan formal melalui perencanaan dan penganggaran dalam program-program mereka.  Dampak positif  yang diharapkan adalah mengubah kondisi Desa Lambangi menjadi desa yang mandiri secara ekonomi, sesuai dengan arahan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional.
BIMBINGAN TEKNIS PRODUKSI GULA CAIR BERBASIS SAGU DAN BER-ANTIOKSIDAN DAN ZAT BESI YANG TINGGI PADA PENGOLAH SAGU DI MORAMO, SULAWESI TENGGARA Jurnal Pepadu; Ansharullah Ansharullah; Muhammad Natsir; Tamrin Tamrin; Sitti Aida Adha Taridala
Jurnal Pepadu Vol 3 No 1 (2022): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v3i1.2295

Abstract

Desa Lamokula Kabupaten Konawe Selatan merupakan salah satu sentra produksi sagu. Mitra pengolah sagu di daerah ini adalah Kelompok Usaha Bio Sagu Sejahtera, yang menjalankan usahanya sejak 10 tahun terakhir. Namun demikian, kondisi usahanya masih sangat sederhana, sehingga kualitas sagu yang dihasilkan masih rendah, pemasarannya terbatas, dan nilai jual ekonominya juga rendah. Oleh karena itu, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengolah sagu tentang upaya diversifikasi produk dari tepung sagu segar menjadi gula cair yang mengandung antioksidan dan zat besi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya. Metode yang digunakan adalah dengan: sosialisasi kegiatan PKM pada kelompok usaha pengolah sagu, penyusunan rencana kegiatan, bimbingan teknis produksi dan manajemen usaha gula cair berbasis sagu, dan pendampingan dan pengawasan selama dan sesudah kegiatan PKM berlangsung. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa: masyarakat pengolah sagu di lokasi ini secara umum dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan telah memahami manfaat diversifikasi produk primer sagu terhadap peningkatan nilai tambah; mitra pengolah sagu lebih menyadari bahwa proses penanganan pasca panen dan pengolahan sagu yang baik akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan; dan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan gula cair ber-antioksidan dan mengandung zat besi tinggi dari mitra juga meningkat. Kegiatan ini masih memerlukan keberlanjutan sehingga dapat berproduksi secara komersial.