Wuri Ratna Hidayani
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati Tasikmalaya, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Knowledge, Attitudes and Behaviors of the Adolescent Reproductive Health Triad: Case Study at the Vocational High School Ahmad Yudi Satriyono; Hariyani Sulistyoningsih; Wuri Ratna Hidayani
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 1 No. 01 (2022): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.6 KB) | DOI: 10.56741/bikk.v1i01.36

Abstract

Puberty is experienced by every teenager which is characterized by the maturity of the reproductive organs thus triggering the sexual impulse. If the sexual drive in adolescents is not controlled then it is at risk to the Adolescent Reproductive Health Triad. The purpose of the study was to determine the relationship between knowledge and attitudes with the behavior of the Reproductive Health Triad at SMK Duta Pratama Indonesia Tasikmalaya City in 2021. This type of research is an analytical survey using a cross sectional design. The population and sample of this study are all students of SMK Duta Pratama Indonesia based on inclusion criteria. The instrument uses Gform and the data are analyzed univariately and bivariately. The results showed that the average knowledge score was 4.54, the average attitude score was 17.21, and the average behavior score was 5.51. There is no relationship between knowledge and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad p value = 0.135, and there is a relationship between attitudes and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad p value = 0.043. From the results of the study, it can be concluded that there is no relationship between knowledge and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad and there is a relationship between attitudes and behaviors of the Adolescent Reproductive Health Triad. It is hoped that the school can instill spiritual values and provide adolescent reproductive health education in preventing risky behaviors in students.
Literature Review: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Novie Rusliani; Wuri Ratna Hidayani; Hariyani Sulistyoningsih
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 1 No. 01 (2022): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.279 KB) | DOI: 10.56741/bikk.v1i01.39

Abstract

Stunting (kerdil) adalah kondisi balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Pada tahun 2010 terjadi sedikit penurunan stunting menjadi 35,6%. Namun prevalensi stunting kembali meningkat pada tahun 2013, yaitu menjadi 37,2%. Menurut Kemenkes RI 2018, hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 prevalensi stunting di Indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5%, namun kembali meningkat menjadi 29,6% pada tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan desain Literature Review dengan melakukan pencarian di Google Scholar melalui tahapan pemilihan sesuai kriteria inklusi sehingga mendapatkan 7 jurnal dari 7 jurnal yang berbeda yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dari 7 jurnal yang didapat, terdapat variabel yang berhubungan yaitu BBLR, asi eksklusif, kelompok usia, tinggi badan ibu, CTPS, imunisasi dasar tidak lengkap, jenis kelamin, IMD, waktu pertama pemberian mp-asi yang terlalu dini, tingkat kecukupan zat besi dan seng, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pelaksanaan kadarzi dan phbs. Variabel yang tidak berhubungan yaitu : Jumlah anggota rumah tangga, asupan energi, asupan protein, status pekerjaan ibu. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas dan Posyandu memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta memberikan makanan tambahan untuk anak balita serta memberikan penyuluhan tentang pentingnya status gizi dan pemberian asupan zat gizi pada anak balita. Ibu/keluarga harus melakukan pemantauan peetumbuhan dan perkembangan pada balita secara rutin ke posyandu dan memberikan asupan nutrisi yang baik untuk balita agar tidak terjadi stunting.