Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pemanfaatan Media Sosial Instagram untuk Meningkatkan Pengetahuan Remaja Tentang Pubertas Hariyani Sulistyoningsih; Sinta Fitriani, S.KM., M.K.M
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i1.5140

Abstract

Adolescents need accurate information about puberty, because adolescents who fail to go through the puberty phase may experience psychological disorders that have an impact on the next phase of life. This service activity is carried out to disseminate information on puberty by utilizing Instagram media. The specific purpose of this activity is to make adolescents understand the definition of puberty, when puberty occurs, changes that generally occur during puberty and the correct attitude in dealing with puberty. The method is the delivery of material directly through social media. Activities carried out in three stages, namely: planning, implementation and reflection. Planning includes material preparation and socialization of activities; implementation includes the delivery of information through live broadcasts using Instagram, starting with the presentation of the material, followed by answering questions. The last stage is reflection, namely analyzing the responses of the participants. Participants responded very well, as evidenced by a number of questions and statements of support that were delivered during the activity. Dissemination of information for adolescents as well as parents through online media needs to continue, especially during the period of limiting activities due to the pandemic.
Faktor-Faktor Terjadi Tindakan Kekerasan dalam Hubungan Remaja Adinda Bidari Hawa; Hariyani Sulistyoningsih; Wuri Ratna Hidayani
Jurnal Genesis Indonesia Vol. 1 No. 02 (2022): Jurnal Genesis Indonesia
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.392 KB) | DOI: 10.56741/jgi.v1i02.81

Abstract

Kekerasan dalam hubungan remaja merupakan kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap teman lawan jenisnya dalam masa hubungan remaja yang mengakibatkan penderitaan bagi korban baik fisik maupun non fisik. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan kekerasan dalam hubungan remaja pada siswi SMA. Penelitian ini merupakan  penelitian dengan data sekunder dan desain literature review. Pencarian di Google Scholar melalui tahapan pemilihan sesuai dengan kriteria inklusi. Dari 10 jurnal yang diperoleh, terdapat delapan jurnal yang membahas faktor-faktor kekerasan  dalam hubungan remaja yaitu faktor teman sebaya, jenis kelamin, pengetahuan, keterpaparan informasi media sosial, dan peran keluarga. Kajian menemukan ada hubungan atau pengaruh teman sebaya, media sosial, pengetahuan, dan peran keluarga.
Knowledge, Attitudes and Behaviors of the Adolescent Reproductive Health Triad: Case Study at the Vocational High School Ahmad Yudi Satriyono; Hariyani Sulistyoningsih; Wuri Ratna Hidayani
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 1 No. 01 (2022): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.6 KB) | DOI: 10.56741/bikk.v1i01.36

Abstract

Puberty is experienced by every teenager which is characterized by the maturity of the reproductive organs thus triggering the sexual impulse. If the sexual drive in adolescents is not controlled then it is at risk to the Adolescent Reproductive Health Triad. The purpose of the study was to determine the relationship between knowledge and attitudes with the behavior of the Reproductive Health Triad at SMK Duta Pratama Indonesia Tasikmalaya City in 2021. This type of research is an analytical survey using a cross sectional design. The population and sample of this study are all students of SMK Duta Pratama Indonesia based on inclusion criteria. The instrument uses Gform and the data are analyzed univariately and bivariately. The results showed that the average knowledge score was 4.54, the average attitude score was 17.21, and the average behavior score was 5.51. There is no relationship between knowledge and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad p value = 0.135, and there is a relationship between attitudes and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad p value = 0.043. From the results of the study, it can be concluded that there is no relationship between knowledge and behavior of the Adolescent Reproductive Health Triad and there is a relationship between attitudes and behaviors of the Adolescent Reproductive Health Triad. It is hoped that the school can instill spiritual values and provide adolescent reproductive health education in preventing risky behaviors in students.
Literature Review: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Novie Rusliani; Wuri Ratna Hidayani; Hariyani Sulistyoningsih
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 1 No. 01 (2022): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.279 KB) | DOI: 10.56741/bikk.v1i01.39

Abstract

Stunting (kerdil) adalah kondisi balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Pada tahun 2010 terjadi sedikit penurunan stunting menjadi 35,6%. Namun prevalensi stunting kembali meningkat pada tahun 2013, yaitu menjadi 37,2%. Menurut Kemenkes RI 2018, hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 prevalensi stunting di Indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5%, namun kembali meningkat menjadi 29,6% pada tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan desain Literature Review dengan melakukan pencarian di Google Scholar melalui tahapan pemilihan sesuai kriteria inklusi sehingga mendapatkan 7 jurnal dari 7 jurnal yang berbeda yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dari 7 jurnal yang didapat, terdapat variabel yang berhubungan yaitu BBLR, asi eksklusif, kelompok usia, tinggi badan ibu, CTPS, imunisasi dasar tidak lengkap, jenis kelamin, IMD, waktu pertama pemberian mp-asi yang terlalu dini, tingkat kecukupan zat besi dan seng, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pelaksanaan kadarzi dan phbs. Variabel yang tidak berhubungan yaitu : Jumlah anggota rumah tangga, asupan energi, asupan protein, status pekerjaan ibu. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas dan Posyandu memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta memberikan makanan tambahan untuk anak balita serta memberikan penyuluhan tentang pentingnya status gizi dan pemberian asupan zat gizi pada anak balita. Ibu/keluarga harus melakukan pemantauan peetumbuhan dan perkembangan pada balita secara rutin ke posyandu dan memberikan asupan nutrisi yang baik untuk balita agar tidak terjadi stunting.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBENTUKAN KADER TANGGAP STUNTING SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN STUNTING DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019 Sinta Fitriani; Hariyani Sulistyoningsih; Erwina Sumartini; Ade Rahmat; amalia siti zahra; agung NN; MUHAMMAD JAMALUDIN; Risma n; nina Nurjanah
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 2 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v1i02.287

Abstract

Latar belakang program ini adalah Stunting (kerdil) merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. (Kemenkes RI : 2018)Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan stunting. Jumlah ini akan bertambah sebanyak 60 kabupaten pada tahun berikutnya. Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40%.Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya didapatkan bahwa wilayah Kecamatan Singaparna merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi stunting pada bulan Februari tahun 2019 yaitu sebanyak 136 balita dengan status gizi sangat pendek dan 444 balita dengan status pendek. Dari 5 Desa Cikunir prevalensi kejadian stunting paling tinggi dengan 26 balita dengan status gizi sangat pendek dan 113 balita dengan ststus gizi pendek. Potensi kegiatan pemberdayaan di wilayah Desa Cikunir sangat besar, hal ini dikarenakan Pemerintahan Desa Cikunir sangat kooperatif dan focus pada kegiatan kesehatan salah satunya adalah issue stunting dan ODF. Dalam kegiatan Kabupaten sehat Bupati Tasikmalaya14menyampaikan lokasi khusus untuk permsalahan stunting adalah wilayah Kecamatan Singaparna. Selain itu potensi lain yang memungkinkan untuk dapat menjadi pendukung program adalah ketersediaan kader aktifyang terdistribusi di 12 posyandu.Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak Jangka Pendek meliputi Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian; Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal, pada anak tidak optimal; dan peningkatan biaya kesehatan. Dampak Jangka Panjangyang timbul : Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya); Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya; Menurunnya kesehatan reproduksi; Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.Dalam penanganan stunting, Pemerintah Indonesia merumuskan 5 pilar penanganan stunting. Pada Pilar ke 4 berisi tentang Mendorong Kebijakan Akses Pangan Bergizi; Dalam rangka intervensi penanganan stunting di 2018, disasar 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pun terlibat aktif dalam upaya menekan angka stunting. Ragam penanganan stunting yang berhubungan dengan intervensi spesifik dan sensitif terkait stunting terwadahi lewat Peraturan Menteri Desa tentang Pemanfaatan Dana Desa. Lewat peraturan yang dikeluarkan tersebut, Warga Desa bisa terlibat aktif menghadirkan aneka kegiatan yang berhubungan upaya penanganan stunting. Kehadiran Dana Desa telah membangun 6.041 Pondok Bersalin Desa (Polindes), penyediaan 32.711unit air bersih, 82.356 unit sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Berhasil pula membangun 13.973 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), 21.357 unit bangunan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).Berdasarkan hal tersebut, tim pengusul telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mewujudkan Pemodelan DEBASTING (Desa Bebas Stunting) melalui pemberdayaan perempuan dan pendekatan budaya di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
UPAYA PENINGKATAN PERSONAL HIGIENE ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN SANTRI PONDOK PESANTREN UMMUL QURO SALOPA Hariyani Sulistyoningsih; Sinta Fitriani
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 2 No. 02 (2020): Oktober 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v2i02.303

Abstract

Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Masalah kesehatan reproduksi pada usia remaja merupakan salah satu masalah penting dalam siklus kehidupan. Perilaku hidup sehat sejak usia dini merupakan salah satu upaya dalam menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas di masa yang akan datang. Remaja perlu dibekali informasi tepat mengenai kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang mungkin memengaruhinya agar remaja tidak melakukan hal-hal yang berisiko memberikan efek negatif terhadap kesehatan organ reproduksinya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja, khususnya santri putri di SMAIT Ummul Quro Salopa tentang personal higiene organ reproduksi perempuan. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media powerpoint. Setelah mengikuti kegiatan ini sasaran mendapatkan informasi mengenai organ reproduksi perempuan, fungsi dan cara perawatannya serta masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada organ reroduksi perempuan. Dukungan teman sebaya, orang tua dan guru/ pihak sekolah dibutuhkan dalam mendorong dan mengingatkan remaja untuk dapat menerapkan personal higiene khususnya yang berkaitan dengan kesehatan organ reproduksi.