Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Pola Peresepan Obat Berdasarkan Perbedaan Status Penjamin (BPJS dan Non-BPJS) Rahayu, Retno Tri; Marvel, Marvel; Nurmeilis, Nurmeilis; Dhilasari, Estu Mahanani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.39009

Abstract

Evaluasi penggunaan obat merupakan aspek krusial dalam pelayanan farmasi klinik di fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara status penjamin (BPJS dan non-BPJS) dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sebuah klinik di daerah Kroya (Provinsi Jawa Tengah) pada tahun 2020. Indikator peresepan yang digunakan mencakup rerata jumlah obat per lembar resep, persentase peresepan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia (batuk-pilek) dan diare non-spesifik, serta peresepan injeksi untuk myalgia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan data diperoleh secara retrospektif dari resep dan buku rawat jalan pasien. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling, menghasilkan 2.206 sampel resep yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) antara penjamin BPJS dan non-BPJS dalam semua indikator peresepan yang dievaluasi. Perbedaan ini terlihat pada rerata jumlah obat yang diresepkan (BPJS: 2,91; non-BPJS; 3,42), persentase peresepan antibiotik pada ISPA non-pneumonia (BPJS: 41,5%; non-BPJS: 63,1%), persentase peresepan antibiotik pada diare non-spesifik (BPJS: 39,8%; non-BPJS: 68,1%), dan persentase peresepan injeksi pada myalgia (BPJS: 0,0%; non-BPJS: 4,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara status penjamin dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kemenkes RI.
Analisis Pola Peresepan Obat Berdasarkan Perbedaan Status Penjamin (BPJS dan Non-BPJS) Rahayu, Retno Tri; Marvel, Marvel; Nurmeilis, Nurmeilis; Dhilasari, Estu Mahanani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.39009

Abstract

Evaluasi penggunaan obat merupakan aspek krusial dalam pelayanan farmasi klinik di fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara status penjamin (BPJS dan non-BPJS) dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sebuah klinik di daerah Kroya (Provinsi Jawa Tengah) pada tahun 2020. Indikator peresepan yang digunakan mencakup rerata jumlah obat per lembar resep, persentase peresepan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia (batuk-pilek) dan diare non-spesifik, serta peresepan injeksi untuk myalgia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan data diperoleh secara retrospektif dari resep dan buku rawat jalan pasien. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling, menghasilkan 2.206 sampel resep yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) antara penjamin BPJS dan non-BPJS dalam semua indikator peresepan yang dievaluasi. Perbedaan ini terlihat pada rerata jumlah obat yang diresepkan (BPJS: 2,91; non-BPJS; 3,42), persentase peresepan antibiotik pada ISPA non-pneumonia (BPJS: 41,5%; non-BPJS: 63,1%), persentase peresepan antibiotik pada diare non-spesifik (BPJS: 39,8%; non-BPJS: 68,1%), dan persentase peresepan injeksi pada myalgia (BPJS: 0,0%; non-BPJS: 4,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara status penjamin dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kemenkes RI.
Hubungan Karakteristik Sosiodemografi dengan Hasil Terapi Tuberkulosis Paru di RSUD Banyumas Shavira, Rurynta Ferly; Restinia, Mita; Nurmeilis, Nurmeilis; Maula, Charisma Soffa
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v5i2.29973

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) is one of the infectious diseases caused by Mycobacterium tuberculosis and is one of the highest causes of morbidity and mortality rates with a low level of treatment outcome. Indonesia is the second country in the world with the largest tuberculosis burden. This study aims to determine the relationship of sociodemographic characteristics with the results of pulmonary tuberculosis therapy at Banyumas Regional Public Hospital for the period 2019-2021. This study used a case-control method. The inclusion criteria in this study were new pulmonary tuberculosis patients at the Banyumas Regional Public Hospital and patients aged ≥18 years, both male and female.  Multi-drug resistance (MDR) TB patients and patients with incomplete medical record data were excluded. There were 166 patients enrolled in this study. Data analysis was performed by univariate analysis and bivariate analysis by chi-square test. The results showed that the sociodemographic characteristics were dominated by male patients (57,2%), patients aged <65 years (66,3%), patients weighing <55 kg (53%), not graduating from college (94%), currently working (64,5%), married (68,7%), have health insurance (94%), and close distance (<10 km) to the hospital (53%). The conclusion is that gender ((P=0,028; OR 2,112; 95%Cl(1,129 – 3,951)), age (P=0,014; OR 2,413; 95% Cl (1,242 – 4,689)), body weight (P=0,000; OR 3,306; 95%Cl (1,748 – 6,252)), and distance from the patient's house to the hospital (P=0,020; OR 2,190; 95% CI (1,176 – 4,077)) have a significant relationship with the outcome of pulmonary TB therapy at Banyumas Regional Public Hospital.