Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Korelasi Tahanan Konus Dengan Nilai Cbr Laboratorium dan Cbr Hasil Uji Dcp Studi Kasus Indragiri Hulu dan Pekanbaru Erny Erny
Jurnal Syntax Admiration Vol. 3 No. 3 (2022): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v3i3.407

Abstract

Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk data perancangan fondasi bangunan. Penyelidikan tanah ada di lapangan Cone Penetration Test (CPT) dan California Bearing Ratio (CBR) lapangan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan laboratorium (CBR laboratorium), peneliti sebelumnya Rahardjo (1995) memperoleh korelasi CBR dan tahanan konus (qc) pada alat CPT Pada tanah lempung yang dipadatkan CBR= ½ qc dan Schmertmann tanah pasir sebesar CBR = ⅓ qc CBR (In-situ). Berdasarkan data analisis objek penelitian di lokasi pembangunan PKS PT. Inecda (ST.03, ST.04 dan ST.05) di Indragiri Hulu dan pembangunan Jalan Nasional Propinsi Riau (STA 0+600, STA 6+000, dan STA 17+000) di Pekanbaru dengan Pelaksanaan CBR lapangan alat uji DCP sesuai Departemen Pekerjaan Umum tahun 2008 dan CBR laboratorium sesuai SNI-03-1744-1989. Klasifikasi tanah pada CPT berdasarkan cone resistant (qc) dan friction Ratio (fr) di plotkan pada gambar Robertson dan Campanella (1986). Hasil penelitian didapat korelasi CBR laboratorium dengan CBR lapangan alat uji DCP, nilai CBR alat uji yang diperoleh selalu nilai DCP lebih kecil dari CBR laboratorium, Rasio nilai CBR uji DCP berbanding CBR laboratorium berkisar 72% - 90%, dimana pada tanah lempung memiliki nilai lebih tinggi (tanah lempung rasio mendekati CBR laboratorium) dan korelasi nilai tahanan konus dengan CBR laboratorium pada penelitian nilai lebih mendekati teori Schmentmaan pasir CBR= ⅓ qc dan CBR untuk lempung Raharjo (1995) CBR= ½ qc, pada penelitian pasir 0,26 qc dan lempung 0,48 qc sedangkan CBR alat uji DCP pasir 0,21 qc dan lempung 0,42 q dan nilai perbandingan CBR/qc semakin kecil diperoleh jenis tanah baik dan semakin jelek jenis tanah yang di peroleh maka nilai CBR/qc semakin tinggi.
Pelatihan Penggunaan Internet Bagi Pegawai Kantor dan Perangkat Desa Rantau Mapesai Sahriyal Sahriyal; Erny Erny; Nedra Neswita
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 2, No 3 (2022): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v2i3.184

Abstract

The development of the Internet makes it very easy to complete administrative work so that it requires good skills on the internet for office employees and village officials in Rantau Mempesai, Indragiri Hulu Regency, Riau Province, so training is needed. The College of Technology (STTI) lecturer team decided to hold community service (PKM) in the form of the training. The purpose of the training is to equip office employees and village officials how to complete the administration of government activities so that the administrative work process can be carried out in a very short and efficient time by searching for information, storing data and sending data. This training is carried out using lecture methods, discussions and hands-on practice with discussions on web browsing, Gmail and Geoggle drive. The results of this training evaluation showed a large increase (85.2%) of understanding for office employees and village officials in using the internet to improve skills in the field of technology.
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL TERHADAP PENERAPAN BELOK KIRIK LANGSUNG (LTOR) Sahriyal Sahriyal; Erny Erny; Aldi Marzuliadir
Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn) Vol 5, No 2: Oktober 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/jpin.v5i2.432

Abstract

Permasalahan yang timbul dengan penerapan belok kiri langsung (LTOR) pada persimpangan Jalan Laksamana Laut Yos Sudarso, Jalan Bupati Tulus, Jalan Raya Soeprapto, Jalan Hasanuddin tersebut menimbulkan masalah lebar efektif kaki pendekat karena harus menyediakan lajur khusus belok kiri. Dampak langsung yang bersifat negatif adalah manakala operasional simpang bersinyal menerapkan belok kiri langsung (LTOR) secara tidak ‘proporsional’, terutama pada jam sibuk adalah menurunnya kinerja simpang bersinyal itu sendiri, diantaranya ditunjukkan adanya antrian kendaraan pada lengan simpang yang cukup panjang, dan apabila ada simpang di dekat simpang tersebut maka menimbulkan overlap.