Emma Maemunah
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

VERBA ITERATIF DALAM BAHASA SUNDA Emma Maemunah; Dyah Susilawati; Rini Esti Utami
Widyaparwa Vol 50, No 2 (2022)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.197 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v50i2.1136

Abstract

Iterative verbs are verbs that express an activity which occurs many times or repeatedly. Iterative verbs are characterized by language forms that arise as a result of morphological processes. This study describes the types of iterative verbs in Sundanese language in their morphological behavior. Iterative verb data were obtained from written sources using the listening method for providing data and followed by note-taking techniques. The data were analyzed using the distributional method with the two-by-two opposition technique. The results showed that morphologically iterative Sundanese verbs are characterized by affixation and reduplication. There are seven types of iterative verb marker affixations in Sundanese, namely D-an, di-D-an, di-D-ar-an, N-D-an, N-D-ar-an, ka-D-an, and (pa)ting +D. Meanwhile, reduplication of iterative verb markers in Sundanese is dwilingga dwimurni, dwilingga dwireka, dwilingga with R-keun suffix, dwilingga with N-R-keun confix, dwilingga with ka-R prefix, dwipurwa reduplication, dwipurwa with prefix and suffix ti–ar-R, dwilingga and dwipurwa with the suffix R-an, dwilingga and dwipurwa with the confix di-R-keun. The accompanying markers for iterative verbs are hantem, teu weleh, tansah, haben, mindeng, remen, often, osok, kungsi, and sometimes.Verba iteratif merupakan verba yang menyatakan suatu aktivitas yang terjadi berkali-kali atau berulang-ulang. Verba iteratif ditandai oleh bentuk bahasa yang muncul akibat proses morfologis. Dalam penelitian ini digambarkan jenis verba iteratif bahasa Sunda dalam perilaku morfologisnya. Data verba iteratif diperoleh dari sumber tertulis dengan metode simak untuk penyediaan data dan dilanjutkan dengan teknik catat. Data dianalisis dengan metode distribusional dengan teknik oposisi dua-dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologis verba iteratif bahasa Sunda ditandai oleh afiksasi dan reduplikasi.  Terdapat tujuh jenis afiksasi penanda verba iteratif bahasa Sunda, yakni D-an, di-D-an, di-D-ar-an, N-D-an, N-D-ar-an, ka-D-an, dan (pa)ting+D. Sementara itu reduplikasi penanda verba iteratif bahasa Sunda adalah reduplikasi dwilingga  dwimurni, dwilingga dwireka, dwilingga dengan sufiks R –keun, dwilingga dengan konfiks N-R-keun, dwilingga dengan prefiks ka- R, reduplikasi dwipurwa, dwipurwa dengan prefiks dan sufiks ti–ar-R, dwilingga dan dwipurwa dengan sufiks R-an, dwilingga dan dwipurwa dengan konfiks di-R-keun. Pemarkah penyerta verba iteratif adalah hantem, teu weleh, tansah, haben, mindeng, remen, sering, osok, kungsi, dan kadangkala.
Depresi dan Solusi Tokoh Anna dalam Novel Represi Karya Fakhrisina Amalia Ratih Rahayu; Rini Widiastuti; Emma Maemunah; Sueb Sueb
SAWERIGADING Vol 29, No 2 (2023): Sawerigading, Edisi Desember 2023
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v29i2.994

Abstract

This article aims to analyze the mental condition of the character Anna in the novel Represi by Fakhrisina Amalia and reveal the solution chosen to overcome her depression. A literary psychology approach based on Sigmund Freud's psychoanalysis is used to reveal Anna's mental condition and her self-defense mechanisms when facing her life's problems. The stages carried out in this study are as follows: 1) reading the entire novel; 2) organize and classify data; 3) the data collected is divided into two to facilitate analysis, namely structural analysis and psychological analysis of the characters; 4) then carry out synthesis; 5) arrange data according to patterns; 6) describe the findings; and 7) finally draw conclusions. Analysis shows that Anna did not receive enough attention and affection from her father, there was childhood trauma, and Anna's uneven love journey in early adulthood contributed to her stress and depression. The solution she took was to undergo therapy with a psychologist to cure Anna's depression. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kejiwaan tokoh Anna dalam novel Represi karya Fakhrisina Amalia dan mengungkap solusi yang dipilih untuk mengatasi depresi. Pendekatan psikologi sastra berdasarkan psikoanalisis Sigmund Freud digunakan untuk mengungkap kondisi kejiwaan Anna dan mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi permasalahan kehidupan. Tahapan yang dilakukan dalam kajian ini adalah 1) membaca keseluruhan novel; 2) mengorganisasikan dan mengklasifikasikan data; 3) data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua untuk memudahkan penganalisisan, yaitu analisis secara struktural dan analisis kejiwaan tokoh; 4) melakukan sintesis; 5) menyusun data sesuai pola; 6) mendeskripsikan temuan; dan 7) terakhir membuat simpulan. Analisis menunjukkan bahwa Anna kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayahnya, ada trauma masa kecil, serta tidak mulusnya perjalanan cinta Anna pada awal masa dewasa berkontribusi terhadap stres dan depresinya. Solusi yang diambilnya adalah dengan menjalani terapi ke psikolog untuk menyembuhkan depresi yang dialami Anna.