Benteng Keraton Buton dan benteng Indrapatra termasuk benteng tradisional yang dapat mewakili beberapa benteng nusantara di Indonesia, dimana kontruksinya menggunakan pengetahuan dan teknologi tradisional berdasarkan tradisi masyarakat setempat kala itu. Terkait jenis material batuan dan komposisi bahan perekatpun menjadi menarik untuk dikaji agar dapat dibuktikan secara ilmiah. Tujuan kajian ini untuk mengetahui jenis batuan, komposisi mineral spesi/mortar, metode pembuatan spesi/mortar tradisional dan sifat fisik-mekanik spesi/mortar tiruan Benteng Indrapatra dan Keraton Buton. Metode penelitian dalam kajian ini adalah survai dan eksprimen didasarkan pada hasil analisis laboratorium komposisi mortar asli dan baru dari Benteng Keraton Buton dan Benteng Indrapata. Berdasarkan hasil survai dan analisis laboratorium diketahui bahwa Jenis batuan penyusun Benteng Keraton Buton berupa batu gamping non klastik, klastik dan kristalin, sedangkan Benteng Indrapatra berupa batu gamping klastik, batu gamping non klastik, batu andesit dan koral/terumbu. Perbandingan binder dan agregat mortar asli Benteng bervariasi, mulai dari 1:1, 1:2, 1:3, 1: 4 dan 2:3. Adapun Jenis mortar asli baik dari Benteng merupakan mortar kapur yang sangat didominasi oleh kehadiran kalsium karbonat (CaCO3) dengan persentasi kehadiran di atas 84%. Proses yang menentukan keberhasilan dalam proses pembuatan mortar kapur adalah proses pembakaran batu gamping dan proses perendaman kapur tohor. Berdasarkan hasil tersebut sebaiknya mortar kapur diterapkan untuk perbaikan dalam rangka menjaga dan memelihara bahan cagar budaya, namun untuk kegiatan yang bersifat perkuatan struktur diperlukan bahan aditif untuk mempercepat proses pengeringan dan meningkatkan kekuatan mortar.