Chandra Maulana Juniar Kiswanto
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN KONSENTRASI H2SO4 TERHADAP KADAR GLUKOSA PADA PEMBUATAN BIOETANOL DARI TONGKOL JAGUNG Chandra Maulana Juniar Kiswanto; Luchis Rubianto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.452

Abstract

Tingginya konsumsi energi masyarakat menyebabkan ketersediaan bahan bakar semakin menipis. Alternatif terbaru sebagai pengganti minyak bumi yang dibutuhkan salah satunya adalah bioetanol. Sumber pembuatan bioetanol berasal dari bahan yang banyak mengadung struktur gula yang dapat diubah menjadi etanol. Bahan baku bioetanol berasal dari biomasa berupa sumber selulosa dari tongkol jagung. Tongkol jagung sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber bioetanol, karena kandungan senyawa tongkol jagung yaitu selulosa 41%, hemiselulosa 36%, lignin 6% dan komponen lainnya 17% . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tongkol jagung sebagai bahan baku bioetanol dan mengetahui pengaruh waktu fermentasi serta pengaruh konsentrasi H 2 SO4 terhadap kadar bioetanol dari tongkol jagung. Langkah utama yang paling penting dalam penelitian ini adalah pretreatment , langkah ini diperlukan untuk mendegradasi lignin dengan menggunakan basa berupa NaOH. Tahap selanjutnya adalah hidrolisis asam, pada tahap ini terjadi pemecahan polisakarida lignoselulosa yaitu selulosa menjadi glukosa. Hidrolisis asam dilakukan dengan menggunakan H2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,2; 0,5; dan 1N. Kadar glukosa terbaik kemudian divariasikan dengan waktu fermentasi yang optimal. Pada penelitian ini dihasilkan kadar glukosa paling tinggi pada konsentrasi 0,25% dengan waktu fermentasi selama 5 hari sebesar 13%.Hal ini menunjukan bahwa tongkol jagung masih kurang optimal sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.