Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RADEC Sebagai Inovasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pasca Pandemi Covid-19 Di Sekolah Cut Nurhasanah Salsabila Iwanda; Hanifah Nuh Malika; Muhammad Aqshadigrama
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 24 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.629 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7494585

Abstract

The Covid-19 pandemic has impact to all aspects of human life, including in the world of education. Although the situation is starting back to normal again, the policy of the face-to-face or conventional learning with a learning model same as before the pandemic happened, it can no longer be implemented. It is because the policy of distance learning during the pandemic era made each students at the elementary school level have a difference in model teaching culture and it is created with their respective learning models. Thus, by using the RADEC learning model, it is hoped that it can accommodate the diversity of students interests in learning, especially in Islamic Religious Education. So that teachers can teach (transfer of knowledge) to students can be effective. This research is used a literature study method, which is from book sources and scientific journals related to the topic about the implementation of the RADEC learning model to Islamic Religious Education. There are five syntaxes or steps that need to be considered by the teachers in planning and learning using the RADEC model, namely Read, Answer, Discuss, Explain, and Create. With the RADEC model, students can communicate with other students to equalize perceptions, so that critical thinking skills of the students can be arise.
Mengurai Upaya Implementasi Green Politics: Tantangan Dan Tinjauan Pemimpin Mendatang Esthy Reko Astuty; Muhammad Aqshadigrama; Sisean Baga
IJEEM - Indonesian Journal of Environmental Education and Management Vol 8 No 1 (2023): IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management Volume 8 Nomo
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/ijeem.v8i1.36519

Abstract

Kerusakan lingkungan dan dampaknya merupakan persoalan yang masih terus berlanjut di Indonesia. Isu lingkungan nampaknya masih menjadi agenda yang sepele terhadap agenda politik lainnya. Hal ini terbukti dari gagalnya narasi isu lingkungan yang selalu dibawa oleh civil society terhadap setiap aktor politik atau partai politik, khususnya menjelang pemilu. Fenomena ini mengindikasikan bahwa perlunya mendorong transformasi narasi politik hijau menjadi platform partai politik sebagaimana yang terjadi di negara lain. Tulisan ini mencoba menganalisis absennya keterwakilan narasi politik hijau dalam parlemen menggunakan pendekatan teori oligarki dan partai politik. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga faktor penyebab isu lingkungan hidup terus menemui jalan buntu ketika berhadapan dengan agenda politik, yaitu; Pertama, rendahnya perhatian partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap isu keberlanjutan lingkungan. Kedua, dominasi oligarki di partai politik dan parlemen dalam penguasaan SDA. Ketiga, tidak adanya representasi partai politik hijau di dalam parlemen. Oleh sebab itu, dibutuhkan keberanian dari partai politik dan tokoh politik sebagai calon pemimpin masa depan untuk menjadikan isu lingkungan sebagai agenda utama politiknya