Nurwani Nurwani
Prodi Seni Pertunjukan Universitas Negeri Medan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tubuh Penari Penceng sebagai Komoditi Pasar pada Masyarakat Karo Nurwani Nurwani; Martozet Martozet
PANGGUNG Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1263.825 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i3.2205

Abstract

Tubuh penari Penceng dalam dunia perhelatan muda-mudi masyarakat Karo dijadikan sebagai sesuatu yang dapat dijual atau komoditas dalam mempesona penonton. Tubuh penari Penceng menjadi komoditas yang menguntungkan penari Penceng itu sendiri dan bagi pedagang dan pelaksana kegiatan. Penari Penceng dijadikan materi untuk menguasai pasar komersial. “Tubuh” dan ekspresi penari Penceng dijelajahi secara masif guna memberikan kesan yang dapat menarik mendukung penampilan dalam tarian yang akan dibawakan. Peneliti memilih penari Penceng untuk dianalisis karena pergeseran yang terjadi dalam kegiatan muda- mudi yang menghadirkan penari bayaran yang menjadi pertentangan dalam masyarakat Karo itu sndiri, terkait dengan keberadaan penari Penceng ini. Penampilan penari Penceng dengan gerakan erotis dan busana serba ketat dapat membangun imajinasi dalam seks, dan tubuh penari Penceng sebagai komodifikasi baik oleh penari, pelaksana kegiatan maupun pedagangpedagang yang ada disekitarnya. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Guna melihat komodifikasi terhadap penari Penceng digunakan teori komodifikasi Marxisme. Disimpulkan bahwa kemolekan tubuh penari Penceng selalu dijadikan sebagai benda yang diperdagangkan yang mampu menghimpun m modal atau menghasilkan keuntungan. Karena penari Penceng merupakan barang jasa yang dapat dijual, yang sangat menguntungkan dalam pertunjukan seni yang dipercaya mampu menguatkan pertunjukan-pertunjukan . Konsep komodifikasi dalam tarian yang dilakukan oleh penari Penceng yaitu menggunakan tubuh sebagai daya tarik seksual dengan maksud dapat menarik perhatian penonton.Kata kunci: penari Penceng, tubuh, komodifikasi.
Tubuh Penari Penceng sebagai Komoditi Pasar pada Masyarakat Karo Nurwani Nurwani; Martozet Martozet
PANGGUNG Vol 32 No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v32i3.2205

Abstract

Tubuh penari Penceng dalam dunia perhelatan muda-mudi masyarakat Karo dijadikan sebagai sesuatu yang dapat dijual atau komoditas dalam mempesona penonton. Tubuh penari Penceng menjadi komoditas yang menguntungkan penari Penceng itu sendiri dan bagi pedagang dan pelaksana kegiatan. Penari Penceng dijadikan materi untuk menguasai pasar komersial. “Tubuh” dan ekspresi penari Penceng dijelajahi secara masif guna memberikan kesan yang dapat menarik mendukung penampilan dalam tarian yang akan dibawakan. Peneliti memilih penari Penceng untuk dianalisis karena pergeseran yang terjadi dalam kegiatan muda- mudi yang menghadirkan penari bayaran yang menjadi pertentangan dalam masyarakat Karo itu sndiri, terkait dengan keberadaan penari Penceng ini. Penampilan penari Penceng dengan gerakan erotis dan busana serba ketat dapat membangun imajinasi dalam seks, dan tubuh penari Penceng sebagai komodifikasi baik oleh penari, pelaksana kegiatan maupun pedagangpedagang yang ada disekitarnya. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Guna melihat komodifikasi terhadap penari Penceng digunakan teori komodifikasi Marxisme. Disimpulkan bahwa kemolekan tubuh penari Penceng selalu dijadikan sebagai benda yang diperdagangkan yang mampu menghimpun m modal atau menghasilkan keuntungan. Karena penari Penceng merupakan barang jasa yang dapat dijual, yang sangat menguntungkan dalam pertunjukan seni yang dipercaya mampu menguatkan pertunjukan-pertunjukan . Konsep komodifikasi dalam tarian yang dilakukan oleh penari Penceng yaitu menggunakan tubuh sebagai daya tarik seksual dengan maksud dapat menarik perhatian penonton.Kata kunci: penari Penceng, tubuh, komodifikasi.
Mangondas Huhut Mangula : Turahan Pada Masyarakat Simalungun Dalam Koreografi Novi Purwati; Nurwani Nurwani
Gestus Journal: Penciptaan dan Pengkajian Seni Vol 1 No 2 (2021): GESTUS JOURNAL : PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gsts.v1i2.28324

Abstract

Turahan merupakan karya tari tradisional etnis Simalungun, karya tari Turahan merupakan peninggalan dari para raja untuk membangun rumah Bolon. Turahan artinya gotong royong yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Simalungun, karya ini merupakan sumber penciptaan karya tari œMangondas Huhut Mangula. Adapun tujuan dari karya tari ini yaitu sebagai bahan apresiasi kepada masyarakat Simalungun. Untuk mencari sumber garapan karya tari menggunakan teori Alma Hawkins. Karya tari Mangondas Huhut Mangula digarap menjadi tiga bagian, adapun pada bagian pertama menggambarkan kegiatan masyarakat yang sedang melakukan aktivitas sehari-hari seperti bertani, kemudian pada bagian kedua menggambarkan masyarakat Simalungun sedang melakukan musyawarah untuk melakukan kegiatan pembangunan rumah Bolon, pada bagian terakhir menggambarkan ritual pemanggilan roh untuk membantu mereka mulai dari penebangan pohon hingga pembangunan rumah Bolon.