Tubuh penari Penceng dalam dunia perhelatan muda-mudi masyarakat Karo dijadikan sebagai sesuatu yang dapat dijual atau komoditas dalam mempesona penonton. Tubuh penari Penceng menjadi komoditas yang menguntungkan penari Penceng itu sendiri dan bagi pedagang dan pelaksana kegiatan. Penari Penceng dijadikan materi untuk menguasai pasar komersial. “Tubuh” dan ekspresi penari Penceng dijelajahi secara masif guna memberikan kesan yang dapat menarik mendukung penampilan dalam tarian yang akan dibawakan. Peneliti memilih penari Penceng untuk dianalisis karena pergeseran yang terjadi dalam kegiatan muda- mudi yang menghadirkan penari bayaran yang menjadi pertentangan dalam masyarakat Karo itu sndiri, terkait dengan keberadaan penari Penceng ini. Penampilan penari Penceng dengan gerakan erotis dan busana serba ketat dapat membangun imajinasi dalam seks, dan tubuh penari Penceng sebagai komodifikasi baik oleh penari, pelaksana kegiatan maupun pedagangpedagang yang ada disekitarnya. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Guna melihat komodifikasi terhadap penari Penceng digunakan teori komodifikasi Marxisme. Disimpulkan bahwa kemolekan tubuh penari Penceng selalu dijadikan sebagai benda yang diperdagangkan yang mampu menghimpun m modal atau menghasilkan keuntungan. Karena penari Penceng merupakan barang jasa yang dapat dijual, yang sangat menguntungkan dalam pertunjukan seni yang dipercaya mampu menguatkan pertunjukan-pertunjukan . Konsep komodifikasi dalam tarian yang dilakukan oleh penari Penceng yaitu menggunakan tubuh sebagai daya tarik seksual dengan maksud dapat menarik perhatian penonton.Kata kunci: penari Penceng, tubuh, komodifikasi.
Copyrights © 2022