Yana Sumarna, Yana
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH JENIS MEDIA DAN PUPUK NITROGEN, POSFOR, DAN KALIUM (NPK) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT POHON PENGHASIL GAHARU JENIS KARAS Sumarna, Yana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.69 KB)

Abstract

ABSTRAK Gaharu tergolong salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai komersial tinggi. Produksi gaharu dapat diperoleh dengan cara memungut dari pohon yang telah mati secara alami. Akibat semakin sulitnya mendapatkan pohon yang mati tersebut serta permintaan pasar dengan harga jual yang semakin tinggi, kini masyarakat mencari gaharu dengan cara menebang pohon dan mencacah batang untuk mencari bagian kayu yang telah bergaharu. Tingginya pemungutan gaharu dengan cara menebang pohon hidup di berbagai  wilayah,  mengakibatkan populasi  pohon  penghasil  gaharu  terancam punah.  Salah  satu  upaya konservasi untuk menjaga kelestarian produksi gaharu pada masa mendatang adalah melalui pembudidayaan di berbagai wilayah sentra produksi serta pada lahan-lahan yang memenuhi kesesuaian tempat tumbuh. Tersedianya bahan tanaman berkualitas merupakan faktor dasar yang menentukan keberhasilan budidaya. Penelitian pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan metode rancangan split plot dengan media sebagai plot utama dan perlakuan dosis pupuk NPK sebagai sub plot, diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai  teknik   pemupukan  untuk   memperoleh  bibit   yang  berkualitas.  Hasil  pengujian  terhadap pertumbuhan bibit karas (Aquilaria malaccensis Lamk) menunjukkan bahwa diantara empat faktor jenis media (A : tanah, B : tanah + kompos (1:1), C : tanah + pasir (1:1), dan  D : tanah + kompos + pasir (1:1:1)), dengan tiga faktor dosis pupuk NPK (a : 0 gram, b : dua gram, dan c : empat gram), diperoleh gambaran teknis bahwa media  B (campuran tanah + kompos (1:1)) dan D (campuran tanah + kompos + pasir (1:1:1)) dengan induksi dua gram pupuk NPK menghasilkan persen tumbuh bibit yang optimal dan cepat mencapai umur siap tanam.
PENGARUH DIAMETER DAN LUAS TAJUK POHON INDUK TERHADAP POTENSI PERMUDAAN ALAM TINGKAT SEMAI TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU JENIS KARAS Sumarna, Yana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan karas (Aquilaria malaccensis Lamk) tergolong   salah satu jenis pohon penghasil gaharu yang potensial dan bernilai komersial tinggi. Semula produksi hanya dengan memanfaatkan pohon produksi yang mati alami. Akibat nilai guna yang berkembang selain sebagai bahan parfum, kosmetika, dan obat herbal serta nilai jual yang semakin tinggi, mendorong masyarakat untuk mencari gaharu dengan cara menebang pohon hidup. Dalam upaya konservasi dan melestarikan produksi agar tidak tergantung kepada hutan alam, upaya budidaya merupakan solusi yang perlu dilaksanakan. Dalam budidaya, kendala pengadaan bibit dapat ditempuh selain menggunakan benih juga dapat dibina dengan memanfaatkan anakan alam yang tumbuh di bawah pohon induk. Melalui pengamatan terhadap pohon induk alami dalam rancangan berblok dengan tiga faktor kelas diameter (D1  : ± 20 cm, D 2 : ± 30 cm, D3  : >30 cm) melalui lima plot pengamatan secara acak pada tiga ulangan sesuai kelas diameter batang pohon induk, benih-benih yang jatuh setelah 2-3 bulan akan tumbuh  menghasilkan anakan  alam.  Hasil  pengamatan  menunjukkan bahwa    potensi  permudaan  alam memiliki hubungan dengan diameter dan luas tajuk. Potensi anakan alam pada pohon induk Ø ± 20 cm danluas tajuk 26,33 m2 : 5,082 batang, pada Ø ± 30 cm dengan luas tajuk 42,60 m2   : 12,397 batang, dan pada pohon Ø > 30 cm dengan luas tajuk 50,13 m2 menghasilkan 18,348 batang anakan alam. Hasil uji keragaman dan uji beda nilai terkecil, antar kelas diameter batang berbeda nyata (signifikan) terhadap permudaan alam. Sesuai hasil tersebut secara biologis dapat diasumsikan bahwa semakin besar diameter batang dan semakinluas tajuk pohon induk akan semakin tinggi potensi permudaan-permudaan alam yang dihasilkan. Dalam upaya pengadaan bahan tanaman dengan memanfaatkan anakan alam, secara teknis dapat diperkirakan sesuaikelas diameter serta luas tajuk pohon induk.
ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI INCREASED EARLY GROWTH OF GAHARU WOOD OF Aquilaria malaccencsis and A. crasna UNDER GREENHOUSE CONDITIONS Turjaman, Maman; Santoso, Erdy; Sumarna, Yana
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 3, No 2 (2006): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2006.3.2.139-148

Abstract

Gaharu wood stand has an important source of profits to the forest community in South and Southeast Asia tropical forest countries, but Aquilaria species have reduced in number and turn out to be endangered due to overexploitation.   Today,   the planting stocks of   Aquilaria species are not sufficient to sustain the yield of gaharu wood and promote forest conservation.  The objective of this study was to determine   the effect of   five arbuscular mycorrhizal (AM) fungi: Entrophospora sp., Gigaspora decipiens, Glomus clarum, Glomus sp. ZEA, and Glomus sp. ACA, on the early growth of  Aquilaria malaccensis and A. crasna under greenhouse conditions. The seedlings of  Aquilaria spp. were inoculated with Entrophospora sp., Gi. decipiens, Glomus clarum, Glomus sp. ZEA, Glomus sp. ACA and uninoculated (control) under greenhouse conditions. Then, percentage AM colonization, plant growth, survival rate and nitrogen (N) and phosphorus (P) content and mycorrhizal dependence (MD) were measured. The percentage AM colonization of A. malaccensis and A. crasna ranged from 83 to 97% and from 63 to 78%, respectively. Colonization by five AM fungi increased plant height, diameter, and shoot and root dry weights. N and P content of  the seedlings were also increased by AM colonization. Survival rates were higher in the AM-colonized seedlings at 180 days after transplantation than those in the control seedlings. The MD of Aquilaria species was higher than 55 %. The results suggested that AM fungi can be inoculated`to Aquilaria species under nursery conditions to obtain vigorous seedlings, and the field experiment is underway to clarify the role of AM fungi under field conditions.
BEBERAPA ASPEK EKOLOGI, POPULASI POHON, DAN PERMUDAAN ALAM TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU KELOMPOK KARAS (Aquilaria spp.) DI WILAYAH PROVINSI JAMBI Sumarna, Yana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki potensi sumberdaya pohon penghasil gaharu tertinggi di dunia, secara biologis tumbuh pada  berbagai  kondisi  ekosistem  serta  tipe  hutan.  Gaharu  semula  diperoleh  masyarakat  dengan  cara memungut dari pohon penghasil yang telah mati alami. Akibat berkembangnya nilai guna dan tingginya permintaan pasar dengan harga jual tinggi, kini masyarakat memburu gaharu dengan cara menebang pohon hidup yang telah mengancam kelestarian populasi sumberdaya. Komisi CITES (Convention on International Trade on Endangered Species of Wild Flora and Fauna), sejak tahun 2004 telah menetapkan genus Aquilaria spp. dan Gyrinops sp. masuk dalam Appendix II CITES. Dalam upaya konservasi dan pembudidayaan pohon penghasil gaharu, secara biologis perlu memperhatikan aspek parameter ekologis tempat tumbuh. Untuk mendukung keberhasilan tumbuh dalam budidaya, dasar teknis akan ditentukan oleh parameter ekologis tempat  tumbuh.  Penelitian  yang  dilakukan  melalui  metode  survey dalam tiga  blok  pengamatan sesuai ketinggian di atas permukaan laut (<100 m, 200 m, >200 m) yang diulang tiga kali yang dilakukan di wilayah hutan Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Diperoleh data parameter ekologis berupa suhu udara nisbi berada antara 20-33º C, kelembaban nisbi antara 78-81%, intensitas cahaya antara 56-75% dengan curah hujan wilayah antara 1.200-1.500 mm/th. Populasi pohon Aquilaria spp. dalam kawasan hutan sesuai ketinggian tempat tumbuh rata-rata hanya 7 batang per satuan kelompok sebaran ketinggian tempat tumbuh, sedang potensi populasi permudaan   alam pada setiap pohon induk   untuk jenis Aquilaria malaccensis Lamk rata-rata sebanyak 287 batang (luas tajuk 20,3 m2) dan untuk jenis Aquilaria microcarpa Bail sebanyak 331 batang (luas tajuk 24,5 m2).Â