Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DRYING RASAMALA WITH COMBINED HEAT RELEASED FROM SOLAR ENERGY, FUEL-POWERED STOVE AND HEATER Yuniarti, Karnita; Basri, Efrida
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2708.637 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.2.181 - 190

Abstract

Pengeringankcryu rasamala dilakukan dalam 2 tahap. Padatahap awal,pengeringan dilakukan dari kondisi basah hingga mencapai kadar air rata-rata 40% denganbanya menggunakanpanas surya. Pada tahap berikut fiJa, kcryu rasamala dengan kadar air 40% dikeringkan hingga mencapai kering udara menggunakan kombinasi panas surya dan panas tungkupada siang hari dan panas heater untuk proses pada malam hari.Waktu pengeringan kayu rasamala pada tahap pertama berlangsung selama 16  hari dan pada tahap kedua hanya selama 5 hari. Selama proses pengeringan dengan kombinasi energi surya dan panas buatan (tungku  bakar dan heater), penggunaan bahan bakar solar adalah 9,52 liter danpemakaian listrik sekitar 592,2 kwh.  Sebagian besar kayu rasamala yang dikeringkan memiliki kualitas yang baik. Analisa kelcryakanftnansial lebih lanjut menunjukkan bahwa pada tingkat suku bunga 15% dan dengan asumsi harga jual kayu rasamala kering adalah F.p 4.000.000 per,,/ diperoleh nilai NPV F.p 2.991.465 dan IRR 15,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat suku bunga 15%, pengeri·ngan rasamala dalam bangunan pengantar tenaga surya dengan teknik yang digunakan dalam penelitian ini layak diterapkan pada skala industri. Biaya investasi yang dikeluarkan kembali dalam jangka waktu 5,1 tahun, sedangkan titik impas produksi akan tercapai pada produksi kayu rasamala kering sebesar4 3, 95 m1.
PENGARUH PENGGUNAAN KATALIS ZEOLIT DALAM ESTERIFIKASI TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sudradjat, Sudradjat; Marsubowo, Agung; Yuniarti, Karnita
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2438.658 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.3.256 - 266

Abstract

Esterifikasi merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan biodiesel yang bertujuan untuk menurunkan nilai bilangan asam lemak bebas pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pada umumnya proses esterifikasi dilakukan dengan menggunakan katalis asam cair seperti HCl dan H2SO4. Katalis padat, seperti zeolit, berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam proses esterifikasi minyak jarak pagar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit sebagai katalis pada proses esterifikasi minyak jarak pagar terhadap rendemen dan kualitas biodiesel yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit teraktivasi dengan kadar 3% (b/b) dari minyak yang diesterifikasi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai katalis pada proses esterifikasi minyak jarak pagar karena menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak secara signifikan. Penggunaan ulang zeolit untuk proses esterifikasi minyak jarak pagar pada prinsipnya dapat dilakukan setelah zeolit dicuci dengan air atau alkohol, akan tetapi berpotensi menurunkan kualitas biodiesel yang dihasilkan.
THE DRYING PERFORMANCE AND POST-DRYING QUALITIES OF Eucalyptus saligna EXPOSED TO INTERMITTENT AND CONTINUOUS DRYING Yuniarti, Karnita; Ozarska, Barbara; Brodie, Graham; Harris, Gerry; Waugh, Gary
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 7 No. 1 (2020): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2020.7.1.43-57

Abstract

Eucalyptus saligna tends to develop defects during its drying process, thus limiting its use as construction or furniture material. Intermittent drying, which applies non-heating phases between heating phases, has the potential to overcome this issue. This study evaluated the effects of 3 intermittent and 1 continuous schedule on the species’ drying performance and post-drying qualities. The results showed that the boards from all intermittent schedules exhibit significantly slower drying rates (from -9.4x10-3 /hour to -1.57 x10-2 /hour) than those from the continuous schedule (from -5.12 x10-2 /hour to -1.03 x10-2 /hour). The intermittently-dried boards also developed lower collapse depth (1.162-2.032 mm) than the continuously-dried boards (5.12 mm). Nevertheless, applying higher temperature than that used in the continuous schedule, during the heating phase of the intermittent schedule, potentially increased the moisture gradient, residual drying stress, end check length, internal check percentage, and spring depth.