Bismart Ferry Ibie
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Cakupan Gabungan Beberapa Das Mikro Dan Simulasi 2D Pengaliran Air Pada Bentang Lahan Kota Kasongan Di Kabupaten Katingan: Combined Coverage of Several Micro Watersheds and 2D Simulation of Water Flowing in Kasongan City Landscape in Katingan District Bismart Ferry Ibie; Santosa Yulianto; Sosilawaty Sosilawaty
HUTAN TROPIKA Vol 17 No 2 (2022): Volume 17 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v17i2.8084

Abstract

In supporting a systematic and comprehensive Strategic Environmental Assessment of the detailed spatial planning (RDTR) and Zoning Regulations (PZ) of the technical documents in the City Planning Area Section (BWP). It is necessary to understand the threat of hydrometeorological disasters, especially floods and waterlogging. Therefore, it is necessary to study the hydrological boundaries and distribution of water flow. In supporting optimal urban planning, this research was carried out on the BWP RDTR of Kasongan City, Katingan Regency periods 2020-2040 which has an area of 4,639.98 Ha. The research was carried out in August-November 2022, by delineating Micro-watersheds (sub-sub-sub watersheds) in and around the Kasongan City BWP followed by carrying out 2D simulations of water flow and inundation. The results of the study show that the BWP RDTR and PZ of Kasongan City are overlaid with Micro DAS as ecological boundaries in the form of hydrological unit polygons, showing as many as 59 polygons are affected areas with an area of 10,413 Ha. The area includes the Salangaju, Salangawa, Katunen and Liting watersheds with a polygon area ranging from 1 to 617 Ha, with an average polygon area of 179.53 Ha. Thus, the ratio between the area affected and the area of BWP and PZ is 2.24%. In the Main Program Indications, there are areas that are indicated to be experiencing a threat of flooding and inundation. It is suggested, that in its implementation carefully and precisely consider areas outside the BWP, it is also necessary to pay attention to the alternatives and recommendations that have been set to avoid floods and water inundation
Runtun Waktu 119 Tahun Standardized Precipitation Index (SPI) 12 Bulanan Di Sebagian DAS Kahayan Tengah, Sebagian DAS Sebangau Hulu, Dan Sebagian DAS Katingan Hilir, Provinsi Kalimantan Tengah Bismart Ferry Ibie; Mahdi Santosa; Cakra Birawa; Ici Piter Kulu
Jurnal Penelitian UPR Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Penelitian UPR: Kaharati
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8614

Abstract

Salah satu varibel biogeofisik penting untuk menggambarkan karakteristik wilayah tertentu, baik berdasarkan batas administrasi maupun batas Daerah Aliran Sungai (DAS)/Sub DAS adalah informasi tentang curah hujan. Dalam kaitannya dengan Pengelolaan DAS, informasi ini harus dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga Rencana Pengelolaan DAS yang disusun berdasarkan Karakteristik DAS tersebut, dapat mendukung secara maksimal berbagai kegiatan perencanaan pembangunan dalam periode tertentu. Standardized Precipitation Index/SPI (Indeks Kekeringan Terstandarisasi/IKT), merupakan salah satu bentuk analisis Curah Hujan yang dapat memberikan informasi tentang tingkat kebasahan dan kekeringan suatu wilayah baik dalam batas administrasi atau sesuai batas DAS/Sub DAS tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2023 di Palangka Raya dengan Cakupan Wilayah studi sekitar 55,66 Km2. Data ditabulasi dengan menggunakan Excell 2010, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Perangkat Lunak DrinC V 1.7 (91). Disimpulkan bahwa: Hampir 75% Kriteria SPI selama 119 tahun berada dalam Kriteria SPI Normal, dimana CH terbanyak sekitar 2.250 mm/tahun berjumlah 33 tahun, dengan Nilai SPI sekitar nol (0) sebanyak 34 tahun; Kejadian SPI Sangat Basah dimulai dari tahun 1955-1956, dimana Kejadian SPI Sangat Basah terjadi sebanyak 3 tahun, yaitu pada tahun: 1955-1956, 1984-1985, dan 2010-2011 yang merupakan tahun terbasah dari keseluruhan periode tahun yang dikaji. Sedangkan kejadian SPI Sangat Kering terjadi sebanyak 4 tahun, yaitu pada tahun: 1961-1962, 1965-1966 sebagai tahun terkering dari seluruh tahun yang dikaji, dan tahun 1969-1970, dan tahun 1972-1973; Kriteria SPI Agak Basah, Basah, dan Sangat Basah, masing-masing sebesar 7,56%; 4,20%; dan 2,52% dengan 72,27 masing-masing 1 dalam 13,22 Tahun/13 Tahun, 1 dalam 23,80 Tahun/24 Tahun, dan 1 dalam 39,67 Tahun/40 Tahun. Sedangkan Kriteria SPI Agak Kering, Kering, dan Sangat Kering, masing-masing sebesar 3,36%; 6;72%; dan 3,38% dengan Tingkat Kerawanan (severity), masing-masing adalah: 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun, 1 dalam 14,88 Tahun/15 Tahun; dan 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun. Sedangkan untuk Kriteria SPI Normal adalah 72,27% dengan Tingkat Kerawanan (Severity) sebesar 1 dalam 1,38 Tahun/1 Tahun; Meskipun Kriteria SPI Sangat Kering dan Sangat Basah dengan Persentase Kejadian masing-masing sebesar 2,52% dan 3,38% relative rendah. Akan tetapi, frekuensi dan interval waktu kejadian untuk Tingkat Kerawanan Sangat Kering dan Sangat Basah, sejak tahun 1955-1956 hingga tahun 2020, menunjungkan rentang Nilai SPI yang cenderung semakin besar dengan periode yang semakin pendek terjadi pada tahun-tahun berikutnya.