Pala adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pala diekspor dalam bentuk biji dan fuli utuh ataupun ditumbuk. Pemanfaatan daging buah pala setelah diambil biji dan fulinya masih sangat terbatas, salah satunya adalah dengan diolah menjadi squash buah pala. Sementara konsumsi squash buah pala masih cukup rendah sehingga perlu memperkenalkan lebih lanjut ke masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas atribut mutu sensori squash buah pala dan menguji korelasi antara skor atribut mutu sensori squash buah pala dengan tingkat kesukaan panelis. Berdasarkan usia, panelis dibagi menjadi dua kelompok yaitu panelis berusia tidak lebih dari 30 tahun dan panelis berusia lebih dari 30 tahun. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa atribut mutu penampakan squash buah pala sangat menentukan tingkat kesukaan panelis. Terdapat hubungan korelasi negatif antara respon skor penampakan (banyaknya endapan) dengan respon hedonik penampakan squash buah pala. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak endapan pada squash buah pala maka penampakan squash buah pala semakin tidak disukai. Hasil uji kesukaan menunjukkan adanya perbedaan selera diantara dua kelompok panelis. Kelompok panelis yang berusia lebih dari 30 tahun cenderung lebih menyukai rasa dan aroma squash buah pala yang lebih kuat, namun tidak demikian halnya pada panelis yang berusia tidak lebih dari 30 tahun.