Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perbandingan Latihan Medicine Ball Side Throw dengan Kettlebell Side Swing terhadap Peningkatan Kecepatan Hit Cabang Olahraga Hockey Ramadhan, Muhammad Rizal; Sunaryadi, Yadi
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v11i2.20313

Abstract

Salah satu komponen fisik yang dibutuhkan dalam olahraga hockey yaitu kecepatan pada pukulan/hit. Latihan yang digunakan adalah medicine ball side throw dan kettlebell side swing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan medicine ball side throw dan kettlebell side swing terhadap peningkatan kecepatan hasil pukulan/hit bagi atlet cabang olahraga hockey lapangan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengansubjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet putra Kijang Hockey Club yang pernah bermain di PORDA, PON dan SEAGAMES berjumlah 10 orang. Latihan untuk meningkatkan power dengan medicine ball side throw maupun kettlebell side swing keduanya memberikan pengaruh terhadap peningkatan kecepatan pada hasil pukulan hit bagi atlet.
KONTRIBUSI SEGMEN-SEGMEN TUBUH TERHADAP KEKUATAN SERVIS DALAM PERMAINAN TENIS Sunaryadi, Yadi
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v8i1.16056

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan kontribusi dari bagian-bagian anggotatubuh (segmen) yang beraksi ketika menghasilkan kekuatan  pukulan servis dalampermainan tenis. Pembahasannya didasarkan pada literature review, terutama yangberkaitan dengan kajian tentang mekanika gerak servis.  Beberapa diantaranyamerupakan studi yang telah dilakukan beberapa ahli biomekanika tenis yangdipergunakan sebagai rujukan utama oleh International Tennis Federation (ITF). Kajian tersebut antara lain tentang rantai koordinasi (coordination chain), menyangkut rangkaian segmen-segmen tubuh (tungkai, panggul, togok, lengan, dan tangan) yang beraksi sebagai suatu sistem hubungan berantai dimana kekuatan (force) yang diciptakan dari satu rangkaian atau bagian tubuh ditransfer untuk keberhasilan rangkaian berikutnya. Koordinasi optimum (timing) dari segmen-segmen tubuh akan memudahkan transfer kecepatan melalui tubuh secara efisien, bergerak dari satu segmen tubuh ke segmen tubuh lainnya. Kecepatan bagian anggota tubuh sebelumnya ditambahkan pada segmen tubuh berikutnya yang menambahkan kecepatannya masing-masing terhadap kecepatan keseluruhan. Proses transfer ini berlangsung sampai bagian rangkaian akhir ketika raket dipercepat dengan seluruh jumlah kecepatan tambahan akhir (summated speed) ke arah bola. Rantai koordinasi yang sering juga disebut sistem hubungan (link system) merupakan landasan bagi pencapaian teknik optimum, bilamana bekerja secara efisien akan: memaksimalkan power, meningkatkan kontrol, menunda kelelahan, dan mencegah cedera. Salah satu studi menyatakan bahwa besarnya kontribusi yang diberikan tangan, lengan dan bahu terhadap kecepatan linier raket pada saat impact: rotasi lengan ke arah dalam (54,2%), fleksi tangan (31%), fleksi dan abduksi horizontal lengan atas (12,9%), dan kecepatan linier bahu (9,7%), ekstensi lengan bawah pada sendi sikut adalah negatif (14,4%) yang menunjukan terjadinya penurunan kecepatan raket ke depan pada saat impact. Studi lainnya tentang kecepatan linier segmen dan raket dilaporkan bahwa kecepatan linier panggul, sikut, pergelangan tangan, dan raket selama servis meningkat dari proksimal ke distal sampai impact.
TEGANGAN TALI RAKET (STRING TENSION) KAITANNYA DENGAN POWER DAN KONTROL DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Sunaryadi, Yadi
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 1, No 2 (2009)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v1i2.16232

Abstract

          Banyak para ahli menyatakan bahwa shuttlecock tidak pernah menyentuh raket bulutangkis yang sangat mahal dan berteknologi tinggi.   Shuttlecock hanya akan bersentuhan (impact) dengan tali raket (string). Dalam cabang olahraga bulutangkis, kontak langsung shuttlecoks ketika melakukan pukulan smes, drop shot atau pukulan lainnya adalah dengan tali raket.  Kebanyakan power  yang dihasilkan dalam pukulan berasal dari tali raket.  Oleh karena itu, kiranya sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana perbedaan-perbedaan dalam tali raket bulutangkis dan tegangannya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pukulan.  Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan  tentang kaitan antara tegangan tali raket dengan power dan kontrol. Dengan menyesuaikan tegangan tali raket, maka pemain bulutangkis dapat menyesuaikan jumlah power atau kontrol yang diperoleh dari berbagai jenis tali raket yang berdiameter tebal atau tipis.  Tegangan dan power saling berkaitan, begitu pula power dan kontrol. Tak ada keraguan lagi dalam kebanyakan anggapan para pemain bulutangkis bahwa ukuran tegangan tali raket yang sangat tinggi dan jenis raket bulutangkis yang fleksibel telah banyak memberikan power terhadap hasil pukulannya. Tetapi jaman sekarang ini tingkat pengetahuan semakin lebih baik. Dengan revolusi dalam teknologi raket bulutangkis dan desainnya yang dimulai sejak beberapa tahun lalu, maka perusahaan dan para perancang raket bulutangkis telah mengembangkan pengetahuan baru tentang raket bulutangkis.
ANALISIS TEKNIK LOMPAT JANGKIT MENGGUNAKAN COMPUTER – ASSISTED VIDEO SYSTEM Sunaryadi, Yadi
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v1i1.16257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa variabel kinematika yang menentukan prestasi cabang olah raga lompat jangkit yang diperlombakan di PON XVI 2004 Palembang. Pengambilan data menggunakan seperangkat alat analisis gerak termasuk 1 (satu) buah camcorder Sony tipe ZR 70 MC, dengan shutter speed 1/1000 sec dan kecepatan film 25 fps dan software Dartfish 2.5 professional versi 2.4.15.3. Sedangkan sampelnya adalah para pelompat jangkit putra nasional sebanyak 7 orang atlet peserta PON XVI 2004. Hasil analisis menunjukkan bahwa jarak rata-rata yang dapat dicapai selama fase hop, step, dan jump oleh para pelompat jangkit Indonesia adalah 4,75 m, 4,51 m, dan 5,65 m, dengan rasio 32% :30% :38%. Fase yang menghasilkan jarak lompatan terbesar dicapai pada fase jump. Jumlah langkah rata-rata yang dibuat pelompat jangkit Indonesia adalah 18 langkah. Waktu total rata-rata yang digunakan pelompat adalah 06,42 detik. Waktu run-up rata-rata adalah 04,43 detik. Jarak horisontal rata-rata untuk masing-masing fase hop, step, dan jump adalah 0,44 m, 0,50 m, 0,61 m. Waktu take off rata-rata pada fase hop, step, dan jump adalah 0,122 det, 0,148 det, 0,164 det, menunjukkan bahwa kecepatan horisontal semakin kecil, dengan demikian pelompat telah melakukan active landing. Sedangkan dari hasil analisis dengan pendekatan tradisional dengan ideal form atlet lompat jangkit dunia, menunjukkan bahwa hanya Mohamad Junaedi (DKI) peraih medali emas dan Sugeng Jatmiko (Jatim) peraih medali perak, yang memperlihatkan aksi yang cukup efisien dan hampir sama dengan teknik yang ditampilkan atlet lompat jangkit dunia selama fase hop, step, dan jump.
TEGANGAN TALI RAKET (STRING TENSION) KAITANNYA DENGAN POWER DAN KONTROL DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Sunaryadi, Yadi
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v2i2.16198

Abstract

Banyak para ahli menyatakan bahwa shuttlecock tidak pernah menyentuh raket bulutangkis yang sangat mahal dan berteknologi tinggi. Shuttlecock hanya akan bersentuhan (impact) dengan tali raket (string). Dalam cabang olahraga bulutangkis, kontak langsung shuttlecoks ketika melakukan pukulan smes, drop shot atau pukulan lainnya adalah dengan tali raket. Kebanyakan power yang dihasilkan dalam pukulan berasal dari tali raket. Oleh karena itu, kiranya sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana perbedaan-perbedaan dalam tali raket bulutangkis dan tegangannya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pukulan. Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan tentang kaitan antara tegangan tali raket dengan power dan kontrol. Dengan menyesuaikan tegangan tali raket, maka pemain bulutangkis dapat menyesuaikan jumlah power atau kontrol yang diperoleh dari berbagai jenis tali raket yang berdiameter tebal atau tipis. Tegangan dan power saling berkaitan, begitu pula power dan kontrol. Tak ada keraguan lagi dalam kebanyakan anggapan para pemain bulutangkis bahwa ukuran tegangan tali raket yang sangat tinggi dan jenis raket bulutangkis yang fleksibel telah banyak memberikan power terhadap hasil pukulannya. Tetapi jaman sekarang ini tingkat pengetahuan semakin lebih baik. Dengan revolusi dalam teknologi raket bulutangkis dan desainnya yang dimulai sejak beberapa tahun lalu, maka perusahaan dan para perancang raket bulutangkis telah mengembangkan pengetahuan baru tentang raket bulutangkis.
Efektivitas Modifikasi Latihan Boomerang Run dan Modifikasi Latihan Shuttle Run Terhadap Kelincahan Menggiring Bola Habli, Syadam; N, Dede Rohmat; Sunaryadi, Yadi
Jumper: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Olahraga Vol 5 No 1 (2024): Jumper: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Olahraga
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jumper.v5i1.2253

Abstract

Menggiring bola merupakan teknik dasar yang sangat penting dalam permainan sepak bola, menggiring bola merupakan teknik dasar yang harus dilakukan agar permaianan sepak bola berjalan dengan baik. Kesalahan mendasar dalam menggiring bola membuat peneliti tertarik membahas hal ini, peneliti memilih metode boomernag run dan shuttle run dalam mengatasi masalah ini dengan modifikasi yaitu latihan dilakukan dengan menggiring bola maka dari itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas modifikasi latihan boomerang run dan modifikasi latihan shuttle run terhadap kelincahan menggiring bola. Dengan populasi sebanyak 40 siswa dari sekolah sepak bola tunas rifo dan diperoleh sampel sebanyak 30 siswa yang diperoleh melalui teknik simple random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental design, instrument penelitian ini menggunakan tes zig-zag run, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan sebelum dan sesudah diberikan treatment. Hasil postest penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil modifikasi latihan boomerang run terhadap kemampuan menggiring bola pada kelompok usia 15 (p=0,000<0,05). (2) terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil modifikasi latihan shuttle run terhadap kelincahan menggiring bola kelompok usia 15 tahun (p=0,000<0,05). (3) terdapat perbedaan pengaruh antara modifikasi latihan boomerang run dan modifikasi latihan shuttle run terhadap kelincahan menggiring bola yaitu dengan nila9 (p=0,004<0,05). Maka data tersebut sugnifikan, dengan demikian analisis data menunjukkan terdapat perbedaan pengan modifikasi latihan boomerang run dan modifikasi latihan shuttle run terhadap kelincahan menggiring bola usia 15.
Pengaruh Metode Latihan Small Sided Games Terhadap Peningkatan Akurasi Passing Pemain Sepakbola Rivaldi, Fikli; Sunaryadi, Yadi; Sartono, H. Hadi
Jurnal Dunia Pendidikan Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Dunia Pendidikan
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jurdip.v5i1.2274

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh metode latihan small sided games terhadap peningkatan akurasi passing pemain sepakbola, Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode latihan small sided games terhadap peningkatan akurasi passing pemain sepakbola. Metode penelitian yang di gunakan oleh peneliti ini adalah pre-test post-test design dengan memberikan metode latihan small sided games selama 16 kali latihan dalam 6 minggu kepada atlet sepakbola Akademi Persib Bandung, Instrumen penelitian yang peneliti gunakan ialah menggunakan target. Pengambilan data dan menggunakan analisis data dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon Serta uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil pretest dan posttest sebesar 0.000< 0.05. Maka dapat disimpulkan data tersebut terdapat peningkatan yang signifikan dari latihan Small sided games terhadap peningkatan akurasi passing pada pemain sepakbola.
Level of Emotional Intelligence in Pencak Silat Athletes Putih, Kirana; Sunaryadi, Yadi; Nurmansyah Awwaludin, Patriana; mulyana, Mulyana
Indonesian Journal of Sport Management Vol. 4 No. 4 (2024): Indonesian Journal of Sport Management
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/ijsm.v4i4.11607

Abstract

Human psychology greatly influences life patterns, including the psychology of athletes which influences life performance and achievement results. In psychology, many feelings are felt, including managing emotional intelligence. But unfortunately, there are still many coaches who don't know the emotional intelligence of their athletes even though a percentage of the results are influenced by mental psychology. This research aims to determine how high emotional intelligence is in pencak silat athletes and the differences between male and female athletes. The descriptive method was used in this research using a survey design involving 18 athletes with details of 9 women and 9 men in the pencak silat sport from East Belitung Regency. The sample treatment will be given the Emotional Intelligence Scale (EI PcSc) questionnaire to measure emotional intelligence. After the data was obtained, it was analyzed using SPSS Version 26. The results showed that the average for male athletes was as high as 74%, for women 76% and the overall average for emotional intelligence was as high as 75% so it can be concluded that the average for emotional intelligence in athletes pencak silat is in a good category with a difference of 2% for male and female athletes. This research concludes that emotional intelligence is important for increased performance and good achievement results because emotional intelligence that can be managed well by athletes can help athletes perform optimally despite internal and external pressure.