Penyakit saluran pernapasan merupakan penyakit dengan tingkat kejadian cukup luas dan dapat menyerang siapa saja. Salah satu terapi pada penyakit saluran pernapasan, yaitu pemberian terapi inhalasi. Terapi inhalasi sebagai salah satu penatalaksanaan anak dengan gangguan sistem pernapasan seringkali menyebabkan distress. Distress saat terapi inhalasi dapat menurunkan efektivitas pengobatan. Intervensi keperawatan menurunkan ketakutan anak selama inhalasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah menerapkan distraksi audiovisual. Tujuan pemberian asuhan keperawatan dalam menerapkan EBNP (Evidence Based Nursing Practice) distraksi audiovisual adalah untuk menurunkan tingkat distress anak selama terapi inhalasi. Metode penerapan EBNP yang digunakan adalah PICOT (Problem: anak yang mendapat terapi inhalasi, Intervention: pemberian distraksi audiovisual, Comparison: membandingkan anak yang mendapat intervensi dengan yang tidak, Outcome: adanya perbedaan skor distress antara yang mendapat intervensi dengan yang tidak, Time: selama terapi inhalasi). Sampel berjumlah 2 pasien, 1 pasien intervensi dan 1 pasien tidak diberikan intervensi di Ruang Rawat Lili RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Setelah dilakukan pemberian intervensi, didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat distress anak. Skor distress anak yang diberi intervensi menjadi 0, sedangkan anak yang tidak diberikan intervensi adalah 15. Oleh karena itu, pemberian distraksi audiovisual dapat menurunkan distress anak saat mendapat terapi inhalasi. Distraksi audiovisual dapat menjadi salah satu intervensi saat mengatasi distress saat terapi inhalasi.