Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE EFFECTIVENESS OF BLENDED LEARNING IN MARINE SKILLS COURSES Joe Ronald Bokau; Alberto Rima
Jurnal Maritim Malahayati Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Maritim Malahayati
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Pelayaran Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.02 KB)

Abstract

Since COVID-19 hit the world, Marine Colleges and schools in the world have experienced severe disruption. The challenge that arises is how to maintain the quality of education and training while still upholding the Knowledge, Understanding and Proficiency as required in the Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW). To solve this problem, the IMO through a Circular in 2020 requires each member state to develop specific tips on dealing with the problem. Blended Learning is one of the special tips or solutions to solve it. The purpose of this study is to explore the implementation of blended learning in Nautical Astronomy courses, develop appropriate blended methods and see the effectiveness of the implementation of blended learning. The method used is participatory research of actions with quantitative descriptive analysis. The subjects used were 27 students of the Diploma III Study Program in Nautical Studies with one lecturer who taught the course. The results showed that blended learning is very good to be implemented with criteria including: 1) it needs the readiness of planning and a mature learning system; 2) development of complete and engaging blended learning content according to bloom verbs; 3) in-depth and routine evaluation and supervision is carried out during the learning process. Blended learning in the Nautical Astronomy course has the advantage of how the material preparation is presented very well. However, there are still various weaknesses including the adaptation process of learning delivery between lecturers and students because blended-based lectures in this course have never been carried out before.
Efektivitas Blended Learning Pada Mata Kuliah Ilmu Pelayaran Astronomi Ronald K. Bokau, Joe; Djajasasana , Egbert Edward
Journal of Education Research Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i4.464

Abstract

Sejak COVID sembilan belas melanda dunia, Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah  Pelayaran didunia mengalami disrupsi hebat. Tantangan yang muncul adalah bagaimana mempertahankan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan tetap menjunjung tinggi Knowledge, Understanding and Proficiency sebagaimana dipersyaratkan dalam Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers. Untuk memecahkan masalah ini, IMO melalui Circular  pada tahun dua ribu dua puluh mewajibkan setiap negara anggota untuk mengembangkan kiat-kiat khusus menangani permasalahan tersebut. Blended Learning merupakan salah satu kiat khusus atau solusi untuk memecahkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pelaksanaan blended learning pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi, mengembangkan metode blended yang sesuai dan melihat efektivitas pelaksanaan blended learning. Metode yang digunakan adalah penelitian partisipatoris tindakan dengan analisis deskriptif kuantitatif. Subjek yang digunakan adalah dua puluh tujuh mahasiswa Prodi Diploma III Studi Nautika dengan satu dosen pengampu mata kuliah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning sangat baik untuk diimplementasikan dengan kriteria antara lain: perlu kesiapan perencanaan dan sistem pembelajaran yang matang; pengembangan konten blended learning yang lengkap dan menarik sesuai dengan kata kerja bloom; evaluasi dan pengawasan secara mendalam dan rutin dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran blended pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi memiliki kelebihan yaitu bagaimana penyiapan materi disajikan sangat baik. Akan tetapi masih terdapat berbagai kelemahan diantaranya proses adaptasi penyampaian pembelajaran antara dosen dan mahasiswa karena perkuliahan berbasis blended pada mata kuliah ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
RESHAPING CURRICULUM OF INDONESIAN MARITIME EDUCATION AND TRAINING Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Sulistiana, Oktavera
International Journal of Social Service and Research Vol. 4 No. 6 (2024): International Journal of Social Service and Research (IJSSR)
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v4i6.809

Abstract

Maritime education and training are pivotal for the development and operation of autonomous ships and green port era, encompassing areas such as safety, economic advantages, legal frameworks, cybersecurity, and operational efficiency. The author aims to develop robust and resilience curriculum for future generation which is a combination of well developed STCW (Standard of Training & Certification of Watchkeeping) and Indonesia Educational Standards through literature review and applying a well-designed guidance from the Indonesian Ministry of Education. The research contribution lies in the development of an integrated curriculum that aligns international maritime standards with national educational requirements, using a systematic approach informed by literature and official educational guidance. The data then compared with some MET's curriculum and the results are proven to be aligned with every limitation set up by International Standards and Indonesian National Education Standards.
Kedaulatan Maritim dan Pengawasan Lalu Lintas Maritim di Indonesia Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Irwan; Haryani, Rina
Hengkara Majaya Vol. 5 No. 2 (2024): September
Publisher : Politeknik Pelayaran Barombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61759/hmj.v5i2.93

Abstract

As the largest archipelagic country in the world and located right in between of two oceans, Indonesia benefited from its geographical location especially since the Malacca Strait become the major marine traffic in the world. Not only that, Indonesia also established three major waterways called Archipelagic Sea Lanes (ASL) where every international ship obliged to passing by Indonesian territorial waters without disturbance with the straits such as Sunda Strait and Lombok Strait as the major strait. In economic development, these policies impacted the growth of several major cities in Indonesia such as Medan in the Sumatera Island, Jakarta and Surabaya in Java Island and Makassar in Sulawesi Island. The archipelagic countries as defined in the UNCLOS as the waters around, between and connecting the islands belong to the Indonesian irrespective the size or dimension, therefore a constant vigilant must be conduct by Indonesian Government. In this research, we utilize AIS data from third party then analyze from the numbers of ships travelling in the waterway and the needs to maintain a state-of-the-art monitoring of every ship in the territorial waters. ABSTRAK Sebagai negara kepulauan yang terbesar didunia dan terletak diantara dua samudera, Indonesia diuntungkan dari letak geografisnya terlebih sejak Selat Malaka menjadi jalur pelayaran utama dunia. Tidak hanya itu, Indonesia juga membuka tiga jalur utama pelayaran yang disebut dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dimana setiap kapal internasional dapat melewati alur pelayaran tersebut dengan damai dan tidak mengganggu kedaulatan Indonesia contohnya adalah Selat Sunda dan Selat Lombok. Dari perkembangan ekonomi, kebijakan tersebut berdampak pada pembangunan kota-kota besar seperti Medan di Pulau Sumatera, Jakarta dan Surabaya di Pulau Jawa dan Makassar di Pulau Sulawesi. Definisi negara kepulauan sesuai UNCLOS adalah segala perairan disekitar, diantara dan yang menghubungkan antara pulau-pulau merupakan bagian dari wilayah Indonesia apapun ukuran dan dimensinya, oleh sebab itu pengawasan yang berkesinambungan harus terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Penelitian ini menggunakan data AIS (Automatic Identification System) untuk melihat lalu lintas pelayaran di Indonesia serta mengambil langkah-langkah strategis untuk mengawasi pergerakan dari kapal-kapal yang berada di wilayah perairan teritorial tersebut.
EVALUATION OF THE INSTALLATION AND ACTIVATION OF AIS AND COMMUNICATION DEVICES ON TRADITIONAL MOTOR SHIP ON THE SIMANINDO – TIGARAS TRAFFIC, NORTH SUMATERA PROVINCE Khairani, Muhammad; Sari, Yulia Puspita; Priyono, Broto; Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Ulya, Febriyanti Himmatul; Febriansyah, Febriansyah
IWTJ : International Water Transport Journal Vol. 6 No. 2 (2024): International Water Transport Journal (IWTJ: October)
Publisher : Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Simanindo Port is a very important ferry port in connecting Sumatra Island with Samosir Island via waterways. In this case, the author compares the installation and activation of AIS and communication devices, but the current conditions are not in accordance with the Regulation of the Minister of Transportation Number PM 18 of 2022 concerning the Automatic Identification System for Ships Carrying Out Activities in the Territory of Indonesia and the Regulation of the Director General of Land Transportation Number: KP.3424 / AP.402 / DRJD / 2020 concerning River and Lake Ships. Through qualitative methods, the author conducted direct observations of the actual conditions in the field, namely seeing directly the operation of traditional motorboats, boarding and disembarking passengers and AIS installed on traditional motorboats and their activation while the ship was sailing. Based on the analysis results that have been obtained, the KSOPP Lake Toba together with the Water Police and the government have made efforts so that ship operators comply with the installation and activation of AIS and communication devices to support smooth sailing of ships, namely by carrying out ramp checks and coaching for ship operators who are not yet compliant. But in reality, of the 17 traditional motor ships operating, there are still 2 traditional motor ships that have not been installed with AIS, 6 traditional motor ships that have not been installed with communication devices and on each ship that has been installed with AIS and communication devices, it is still not effective in terms of activation when sailing and tends to deactivate AIS and the communication device. So ship owners need to be aware of installing AIS and communication devices on ships and ship operators must also always activate AIS when sailing for shipping safety.
Analisis Risiko Tubrukan Kapal pada Wilayah Sekitar Ibukota Nusantara dengan Menggunakan Data Automatic Identification System Djajasasana, Egbert Edward; Rima, Alberto; Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Kurniawan, Abdy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 37 No. 1 (2025): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v37i1.2403

Abstract

Pembangunan dan pengembangan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai program prioritas pemerintah akan berdampak kepada peningkatan lalu lintas kapal di Selat Makassar yang juga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tubrukan kapal. Penelitian ini akan menganalisis risiko terjadinya tubrukan kapal sebagai dampak dari kepadatan lalu lintas kapal pada wilayah perairan IKN khususnya di wilayah antara Balikpapan dan Samarinda. Proses analisis menggunakan pendekatan simulasi data Automatic Identification System (AIS) dan menerapkan nilai risiko berdasarkan situasi kapal dengan kapal (encounter situation) dengan Potential Assessment of Risk (PARK) Model. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapal akan bergerak pada area dengan kepadatan yang tinggi sehingga interaksi kapal dengan kapal lainnya yang saling berdekatan tidak dapat dihindari. Keterbatasan ruang olah gerak kapal pada situasi ini diinterpretasikan pada kategori 5 atau “sedikit berbahaya”. Rekomendasi untuk menurunkan risiko terjadinya tubrukan kapal dapat diawali dengan membenahi human error melalui peningkatan kompetensi dan awareness kru kapal terkait navigasi dan potensi bahaya tubrukan, serta dilanjutkan dengan peningkatan pengawasan, pembenahan infrastruktur dan zonasi perairan.
Analisis Risiko Tubrukan Kapal pada Wilayah Sekitar Ibukota Nusantara dengan Menggunakan Data Automatic Identification System Djajasasana, Egbert Edward; Rima, Alberto; Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Kurniawan, Abdy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 37 No. 1 (2025): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v37i1.2403

Abstract

Pembangunan dan pengembangan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai program prioritas pemerintah akan berdampak kepada peningkatan lalu lintas kapal di Selat Makassar yang juga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tubrukan kapal. Penelitian ini akan menganalisis risiko terjadinya tubrukan kapal sebagai dampak dari kepadatan lalu lintas kapal pada wilayah perairan IKN khususnya di wilayah antara Balikpapan dan Samarinda. Proses analisis menggunakan pendekatan simulasi data Automatic Identification System (AIS) dan menerapkan nilai risiko berdasarkan situasi kapal dengan kapal (encounter situation) dengan Potential Assessment of Risk (PARK) Model. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapal akan bergerak pada area dengan kepadatan yang tinggi sehingga interaksi kapal dengan kapal lainnya yang saling berdekatan tidak dapat dihindari. Keterbatasan ruang olah gerak kapal pada situasi ini diinterpretasikan pada kategori 5 atau “sedikit berbahaya”. Rekomendasi untuk menurunkan risiko terjadinya tubrukan kapal dapat diawali dengan membenahi human error melalui peningkatan kompetensi dan awareness kru kapal terkait navigasi dan potensi bahaya tubrukan, serta dilanjutkan dengan peningkatan pengawasan, pembenahan infrastruktur dan zonasi perairan.
APPLICATION OF THE ROLLING PERIOD FORMULA IN DETERMINING METACENTRIC HEIGHT (GM) FOR SHIP STABILITY A CASE STUDY OF THE TRAINING SHIP SULTAN HASANUDDIN Sulistiana, Oktavera; Bokau, Joe Ronald Kurniawan; Djajasasana, Egbert Edward; Umatjina, Firdaus
International Journal of Social Service and Research Vol. 5 No. 3 (2025): International Journal of Social Service and Research
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v5i3.1197

Abstract

The Sultan Hasanuddin Training Ship of PIP Makassar was selected as the research object for this study. The study aims to analyze the stability of the ship by focusing on calculating the metacentric height (GM) value based on the moment of static stability, incorporating both manual methods and computer applications that generate GM values as indicators of seaworthiness according to the Intact Stability Code. The research method used in this study is a case study that involves descriptive, numerical, and comparative analysis of various ship parameters, including the length, width, and inside the ship, as well as other measurements required in the stability calculation. The GM calculation is carried out using the static stability moment approach and compared with the results of recording the ship's rolling period. The results show that the GM value generated from the calculation of the existing static stability moments, if deducted from the total value of the Virtual Loss of GM due to the inertia moment in the slack tanks, will produce an effective GM worth that is used as the basis for the ship stability benchmark. This research could contribute significantly to improving safety protocols and design standards in maritime operations. The benefits of this research include providing theoretical information for lecturers and cadets of PIP and commercial shipping officers, enriching teaching materials on ship construction and stability, and promoting a safety culture by offering practical information to estimate ship stability conditions before more detailed calculations are made.
Efektivitas Blended Learning Pada Mata Kuliah Ilmu Pelayaran Astronomi Ronald K. Bokau, Joe; Djajasasana , Egbert Edward
Journal of Education Research Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i4.464

Abstract

Sejak COVID sembilan belas melanda dunia, Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah  Pelayaran didunia mengalami disrupsi hebat. Tantangan yang muncul adalah bagaimana mempertahankan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan tetap menjunjung tinggi Knowledge, Understanding and Proficiency sebagaimana dipersyaratkan dalam Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers. Untuk memecahkan masalah ini, IMO melalui Circular  pada tahun dua ribu dua puluh mewajibkan setiap negara anggota untuk mengembangkan kiat-kiat khusus menangani permasalahan tersebut. Blended Learning merupakan salah satu kiat khusus atau solusi untuk memecahkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pelaksanaan blended learning pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi, mengembangkan metode blended yang sesuai dan melihat efektivitas pelaksanaan blended learning. Metode yang digunakan adalah penelitian partisipatoris tindakan dengan analisis deskriptif kuantitatif. Subjek yang digunakan adalah dua puluh tujuh mahasiswa Prodi Diploma III Studi Nautika dengan satu dosen pengampu mata kuliah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning sangat baik untuk diimplementasikan dengan kriteria antara lain: perlu kesiapan perencanaan dan sistem pembelajaran yang matang; pengembangan konten blended learning yang lengkap dan menarik sesuai dengan kata kerja bloom; evaluasi dan pengawasan secara mendalam dan rutin dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran blended pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi memiliki kelebihan yaitu bagaimana penyiapan materi disajikan sangat baik. Akan tetapi masih terdapat berbagai kelemahan diantaranya proses adaptasi penyampaian pembelajaran antara dosen dan mahasiswa karena perkuliahan berbasis blended pada mata kuliah ini belum pernah dilakukan sebelumnya.