Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SISIK NAGA DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA Lisma - Yanti; Yuwidia Rise Brasiska; Aang - Hanafiah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.181 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v2i1.24

Abstract

AbstrakDaun sisik naga (Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.) telah digunakan secara empiris oleh masyarakat Bengkulu untuk mencegah beberapa penyakit termasuk penurunan kadar gula darah (antihiperglikemia). Pada penelitian ini telah dilakukan uji aktivitas antihiperglikemia ekstrak etanol hasil maserasi daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.) pada mencit jantan jenis Swiss Webster dengan metode toleransi glukosa. Hewan uji dibagi kedalam 5 kelompok percobaan, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberi glukosa 2 g/Kg BB, kelompok kontrol positif yang diberi glibenklamida 0,65 mg/Kg BB, kelompok dosis 1, dosis 2, dan dosis 3 yang diberi ekstrak etanol daun sisik naga dengan dosis masing-masing 0,3 g/Kg BB; 0,45 g/Kg BB, dan 0,6 g/Kg BB. Penurunan kadar glukosa darah yang paling baik ditunjukkan oleh kelompok dosis 1 dengan persentase penurunan sebesar 31,57%. Dari hasil pengolahan data ANOVA dan uji LSD pada menit ke 30, 60, dan 120 setelah pemberian ekstrak secara oral, kelompok dosis 1 memberikan efek antihiperglikemia paling baik dibandingkan kelompok dosis 2 dan 3. Kata kunci: Ekstrak daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.), Antihiperglikemia, Metode toleransi glukosa.AbstractDragon scale leaf (Drymoglossum piloselloides (L.) Presl) have been empirically used by the Bengkulu people to prevent several disease, including decreased blood sugar level (antihyperglycemia. In this study, the antihyperglycemia test were conducted on male Swiss Webster mice using glucose tolerance method. That animals were divided into 5 experimental groups: negative control group that were given glucose 2 g/Kg BW, positif control group that were glibenclamide 0.65 g/Kg BW, the group of dose 1, dose 2, and dose 3 that were given the ethanol extract of dragon scale leaf with each dose of 0.3 g/Kg BW; 0.45 g/Kg BW; and 0,6 g/Kg BW. The results showed that ethanol extract of dragon scale leaf can lowering the blood sugar level, and it was demonstrated that the dose 1 gave the best antihyperglicemic activity with the percentage of 31.75%. From the processing data by using ANOVA and LSD test, the best antihyperglycemic activity was showed by the dose group 1 periodic ttime of 30, 60, and 120 minutes after oral administration of extract than group dose 2 and dose 3.  Keywords: Dragon scale leaf extract, Antihyperglycemic, Glucose tolerance method.
UJI AKTIVITAS ANTI RADANG EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN Silvya - Poela; Aang - Hanafiah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.078 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v3i1.32

Abstract

AbstrakPinang (Areca catechu L.) secara umum digunakan sebagai obat inflamasi, diare, cacingan, batuk berdahak dan lainnya. Biji pinang (Areca catechu L.) memiliki kandungan flavonoid, khususnya senyawa proantosianidin yang mempunyai efek anti-inflamasi. Telah dilakukan penelitian untuk menguji efek anti-inflamasi ekstrak biji pinang pada hewan percobaan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi terhadap 500 gram simplisia biji pinang menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak diberikan secara oral dengan variasi dosis 80, 120 dan 160 mg/200 g BB kepada tikus putih jantan jenis Wistar; sebagai kontrol positif digunakan natrium diklofenak dengan dosis 1,3 mg/200 g BB. Uji inflamasi didahului dengan pembentukan edema buatan pada telapak kaki tikus dengan penyuntikan karagenan 1% sebagai zat penginduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen inhibisi radang terus meningkat sampai pada jam ke 5. Dosis optimal ditunjukkan pada kadar ekstrak biji pinang sebesar 160 mg/200 g BB dengan persen inhibisi radang terbesar 64,19% pada jam pertama; tetapi, persen inhibisi ini tidak lebih baik dari yang ditunjukkan Na-diklofenak. Namun demikian baik dosis 120 mg/200 g BB maupun 160 mg/200 g BB menunjukkan waktu penghambatan radang yang lebih cepat dibandingkan dengan Na- diklofenak sebagai pembanding. Kata kunci: Ekstrak biji pinang (Areca catechu L.), Anti-inflamasi AbstractAreca nut (Areca catechu L.) is generally used as a remedy inflammation, diarrhea, intestinal worms, cough with phlegm and others. Betel nut (Areca catechu L.) contains flavonoids, in particular proanthocyanidin compounds that have anti-inflammatory effects. Extraction is done by maceration method for betel nut 500 grams of crude drugs using 70% ethanol. Research has been conducted to examine the effects of anti-inflammatory of areca nut extract in experimental animals. Extract administered orally with various doses of 80, 120 and 160 mg/200 g BW to white male Wistar rats, used as positive control at a dose diclofenac sodium 1.3 mg/200 g BW. Inflammatory test was preceded by the formation of edema in the feet artificial injection of mice with carrageenan 1% as the inducer substances. The results showed the percent inhibition of inflammation increasing until to 5 hours. Optimal dose is shown in betel nut extract concentration of 160 mg/200 g BW with the percent inhibition of inflammation largest 64.19% at the first hours; but, the percent inhibition was no better than indicated Na-diclofenac. However, both doses of 120 mg/200 g and 160 mg/200 g BB showed inflammation inhibition time is faster than Na-diclofenac as a comparison.  Keywords: Betel nut extract (Areca catechu L.), Anti-inflammatory
PEMBUATAN SEDIAAN PELEMBUT TUMIT BENTUK BATANG (STICK) KOMBINASI EKSTRAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya Linn.) Yessi - Febriani; Aang - Hanafiah; Ade Syifa Fahriyah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.01 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v4i1.40

Abstract

AbstrakKandungan gizi dari buah alpukat bermanfaat dalam melembabkan dan melindungi kulit dari kekeringan, begitu juga dengan getah buah papaya yang bermanfaat untuk mengobati pecah-pecah pada tumit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan pelembut tumit bentuk batang (stik) dari kombinasi ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.) dan serbuk getah buah pepaya (Carica papaya Linn.) yang baik, stabil, dan aman pada penggunaannya. Kombinasi konsentrasi ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill) dan serbuk getah buah pepaya (Carica papaya Linn.) pada pembuatan sediaan bentuk batang (stik) berturut - turut adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%, 20%, 15%, 10%. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah penyiapan ekstrak, pengujian kualitatif ekstrak, formula sediaan bentuk batang (stik), pemeriksaan kestabilan sediaan meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, pengujian pH, uji keamanan dan uji efektivitas selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sediaan pelembut tumit yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Efektivitas yang baik dan aman untuk melembutkan kulit, ini ditunjukkan oleh formula 2 (F2) dan formula 5 (F5). Kata kunci: Alpukat, Pepaya, Kulit, Stik AbstractNutritional content of avocado fruit is useful in moisturizing and protecting the skin from dryness, as well as papaya latex useful for treating chapped heels.This study aims to make a preparation softener heel shape rod (stick) from a combination of avocado extracts (Persea americana Mill.) and powdered latex papaya (Carica papaya Linn.) that good, stable, and safe to use. The combination of concentration of fruit extract avocado (Persea americana Mill) and powdered latex papaya (Carica papaya Linn.) On making preparations form of rods (sticks) respectively - also are 5%, 10%, 15%, 20% and 25%, 20%, 15%, 10%. Stages of the research are preparation extract, qualitative testing, formulation dosage form of rods (sticks) observations of organoleptic stability, homogeneity, pH, safety and efficacy testing for 28 days. The results showed that all preparations heel softener produced are good quality and does not cause irritation to the skin. Produced effective and safe to soften the skin, as shown by the formula 2 (F2) and the formula 5 (F5).  Keywords: avocado, papaya, skin, sticks
UJI AKTIVITAS ANTI RADANG EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN Silvya - Poela; Aang - Hanafiah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.49 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v3i2.38

Abstract

AbstrakPinang (Areca catechu L.) secara umum digunakan sebagai obat inflamasi, diare, cacingan, batuk berdahak dan lainnya. Biji pinang (Areca catechu L.) memiliki kandungan flavonoid, khususnya senyawa proantosianidin yang mempunyai efek anti-inflamasi. Telah dilakukan penelitian untuk menguji efek anti-inflamasi ekstrak biji pinang pada hewan percobaan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi terhadap 500 gram simplisia biji pinang menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak diberikan secara oral dengan variasi dosis 80, 120 dan 160 mg/200 g BB kepada tikus putih jantan jenis Wistar; sebagai kontrol positif digunakan natrium diklofenak dengan dosis 1,3 mg/200 g BB. Uji inflamasi didahului dengan pembentukan edema buatan pada telapak kaki tikus dengan penyuntikan karagenan 1% sebagai zat penginduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen inhibisi radang terus meningkat sampai pada jam ke 5. Dosis optimal ditunjukkan pada kadar ekstrak biji pinang sebesar 160 mg/200 g BB dengan persen inhibisi radang terbesar 64,19% pada jam pertama; tetapi, persen inhibisi ini tidak lebih baik dari yang ditunjukkan Na-diklofenak. Namun demikian baik dosis 120 mg/200 g BB maupun 160 mg/200 g BB menunjukkan waktu penghambatan radang yang lebih cepat dibandingkan dengan Na- diklofenak sebagai pembanding. Kata kunci: Ekstrak biji pinang (Areca catechu L.), Anti-inflamasi AbstractAreca nut (Areca catechu L.) is generally used as a remedy inflammation, diarrhea, intestinal worms, cough with phlegm and others. Betel nut (Areca catechu L.) contains flavonoids, in particular proanthocyanidin compounds that have anti-inflammatory effects. Extraction is done by maceration method for betel nut 500 grams of crude drugs using 70% ethanol. Research has been conducted to examine the effects of anti-inflammatory of areca nut extract in experimental animals. Extract administered orally with various doses of 80, 120 and 160 mg/200 g BW to white male Wistar rats, used as positive control at a dose diclofenac sodium 1.3 mg/200 g BW. Inflammatory test was preceded by the formation of edema in the feet artificial injection of mice with carrageenan 1% as the inducer substances. The results showed the percent inhibition of inflammation increasing until to 5 hours. Optimal dose is shown in betel nut extract concentration of 160 mg/200 g BW with the percent inhibition of inflammation largest 64.19% at the first hours; but, the percent inhibition was no better than indicated Na-diclofenac. However, both doses of 120 mg/200 g and 160 mg/200 g BB showed inflammation inhibition time is faster than Na-diclofenac as a comparison.  Keywords: Betel nut extract (Areca catechu L.), Anti-inflammatory