Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AKTIVITAS ANTI CACING EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP Ascaridia galli Yessi - Febriani; Saeful - Hidayat; Serry - Seftiana
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.064 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v3i2.36

Abstract

AbstrakTelah dilakukan pengujian efektivitas antelmintik ekstrak etanol biji pinang (Areca Catechu L.). Pengujian dilakukan secara in vitro dengan hewan uji Cacing Ascaridia galli yang direndam di dalam larutan ektrak biji pinang, dengan pembanding piperazin sitrat 0,2%. Hewan uji dibagi dalam lima kelompok masing-masing terdiri dari lima 5 ekor cacing Ascaridia galli . Kelompok I, II, III, adalah kelompok uji ekstrak biji pinang pada konsentrasi 1%, 2%, 4%. Kelompok IV, adalah pembanding piperazin sitrat pada konsentrasi 0,2%, sedangkan kelompok kontrol negatif menggunakan NaCl 0,9%. Data yang dikumpulkan adalah jumlah total cacing yang mati pada setiap perlakuan selama 24 jam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) memiliki efek antelmintik pada semua konsentrasi dan yang mempunyai efek antelmintik yang paling baik dengan jumlah cacing yang mati sebanyak 11 cacing dari 15 sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol biji pinang pada konsentrasi 4%, namun tidak lebih baik dari jumlah cacing yang mati pada piperazin sitrat sebanyak 15 cacing dari 15 sampel. Kata kunci: Antelmintik, Ascaridia galli, Pinang (Areca Catechu L.). AbstractTesting has been done ethanol seed extract effectiveness anthelmintic of betel nut (Areca catechu L.). Tests conducted in vitro with worms Ascaridia galli as experiment animals were soaked in a solution of betel nut extracts, by compared piperazine citrate 0.2%. Test animals were divided into five groups, each consisting of five 5 worms Ascaridia galli. Groups I, II, III, is a test group areca seed extract at a concentration of 1%, 2%, 4%. Group IV, is a comparison piperazine citrate at a concentration of 0.2%, whereas the negative control group using 0.9% NaCl. The data collected is the total number of dead worms in each treatment for 24 hours. The results showed that the ethanol extract of betel nut (Areca catechu L.) has anthelmintic effect in all concentrations, and which has the best anthelmintic effect of ethanol extract of betel nut is at a concentration of 4% by the number of dead worms as many as 11 worms from 15 sample were used, but it’s not better than the number of dead worms of piperazine citrate as many as 15 of the 15 samples..  Keywords: Anthelmintic, Ascaridia galli, Betel Nut (Areca Catechu L.).
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK N- HEKSAN, ETIL ASETAT, DAN ETANOL Morus alba L. TERHADAP BAKTERI PENYEBAB KARIES GIGI Diah Lia Aulifa; Yessi - Febriani; Maria Selviana Rendo
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.622 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v4i2.48

Abstract

AbstrakFraksi etil asetat ekstrak metanol kulit akar dan ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) diketahui mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol buah murbei terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Simplisia buah murbei diekstraksi menggunakan kepolaran bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol dengan metode maserasi. Pada simplisia dan ekstrak dilakukan skrining fitokimia, karakterisisasi simplisia dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar. Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) dilakukan terhadap ekstrak paling aktif dengan metode difusi Agar dan diidentifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak paling aktif adalah ekstrak etil asetat dengan nilai KHM 8 mg/ml dan 9 mg/ml terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis. Hasil analisis statistika untuk taraf α = 0,05 menunjukkan adanya perbedaan daya hambat antara kontrol dengan ekstrak etanol dan etil asetat. Hasil skrining fitokimia pada ekstrak etil asetat menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, fenolat, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. Hasil identifikasi dengan KLT menunjukkan bahwa pada ekstrak etil asetat terdapat 10 spot dengan masing-masing Rf 0,04; 0,08; 0,16; 0,36; 0,48; 0,74; 0,78; 0,86 dan 0,94.  Kata kunci: buah murbei (Morus alba L.), Streptococcus mutans, Streptococcus sanguinis, KHM, Antibakteri.  AbstractEthyl acetate fraction of methanol extract of the root bark and ethanol extract of mulberry leaves (Morus alba L.) was known to have an antibacterial activity against Streptococcus mutans. The aims of this research is to know the antibacterial activity of n-hexane, ethyl acetate, and ethanol extract against Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. Mulberry fruit was extracted by a maceration method using gradient polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and ethanol). The phytochemical screening and characterization of crude drugs and extract were carried out, and identified by Thin Layer Chromatography (TLC). The antibacterial activity and the minimum inhibitory concentration (MIC) of the most active extract were determined using the agar diffusion method. The antibacterial activity showed the most active extract was ethyl acetate extract with MIC value 8 mg/ml and 9 mg/ml against Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis. The statistical analysis for level α = 0.05 showed differences inhibition between the control with ethyl acetate and ethanol extracts. The phytochemical screening of ethyl acetate extract showed flavonoid, phenolat, quinone, and monoterpene and sesquiterpene groups. The identification using TLC showed 10 spot with Rf 0.04; 0.08; 0.16; 0.36; 0.48; 0.74; 0.78; 0.86 and 0.94 respectively in the ethyl acetate extract.  Keywords: mulberry fruit (Morus alba L.), Streptococcus mutans, Streptococcus sanguinis, MIC, Antibacterial
PEMBUATAN SEDIAAN PELEMBUT TUMIT BENTUK BATANG (STICK) KOMBINASI EKSTRAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya Linn.) Yessi - Febriani; Aang - Hanafiah; Ade Syifa Fahriyah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.01 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v4i1.40

Abstract

AbstrakKandungan gizi dari buah alpukat bermanfaat dalam melembabkan dan melindungi kulit dari kekeringan, begitu juga dengan getah buah papaya yang bermanfaat untuk mengobati pecah-pecah pada tumit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan pelembut tumit bentuk batang (stik) dari kombinasi ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.) dan serbuk getah buah pepaya (Carica papaya Linn.) yang baik, stabil, dan aman pada penggunaannya. Kombinasi konsentrasi ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill) dan serbuk getah buah pepaya (Carica papaya Linn.) pada pembuatan sediaan bentuk batang (stik) berturut - turut adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%, 20%, 15%, 10%. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah penyiapan ekstrak, pengujian kualitatif ekstrak, formula sediaan bentuk batang (stik), pemeriksaan kestabilan sediaan meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, pengujian pH, uji keamanan dan uji efektivitas selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sediaan pelembut tumit yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Efektivitas yang baik dan aman untuk melembutkan kulit, ini ditunjukkan oleh formula 2 (F2) dan formula 5 (F5). Kata kunci: Alpukat, Pepaya, Kulit, Stik AbstractNutritional content of avocado fruit is useful in moisturizing and protecting the skin from dryness, as well as papaya latex useful for treating chapped heels.This study aims to make a preparation softener heel shape rod (stick) from a combination of avocado extracts (Persea americana Mill.) and powdered latex papaya (Carica papaya Linn.) that good, stable, and safe to use. The combination of concentration of fruit extract avocado (Persea americana Mill) and powdered latex papaya (Carica papaya Linn.) On making preparations form of rods (sticks) respectively - also are 5%, 10%, 15%, 20% and 25%, 20%, 15%, 10%. Stages of the research are preparation extract, qualitative testing, formulation dosage form of rods (sticks) observations of organoleptic stability, homogeneity, pH, safety and efficacy testing for 28 days. The results showed that all preparations heel softener produced are good quality and does not cause irritation to the skin. Produced effective and safe to soften the skin, as shown by the formula 2 (F2) and the formula 5 (F5).  Keywords: avocado, papaya, skin, sticks
UJI AKTIVITAS INSULIN-SENSITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH MALAKA (Phyllanthus emblica L.) PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAK Novi Irwan Fauzi; Yessi - Febriani; Risma Ayu Musthofa
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.749 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v6i2.66

Abstract

AbstrakBuah malaka (Phyllanthus emblica L.) merupakan salah satu tanaman potensial yang dapat digunakan untuk mencegah prognosis buruk penyakit diabetes melitus. Akan tetapi, potensi tersebut belum diketahui jelas mekanismenya. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas insulin-sensitizer ekstrak etanol buah malaka dalam rangka karakterisasi mekanisme kerja dalam mengendalikan kadar glukosa darah pada penyakit diabetes melitus. Secara acak, 18 tikus jantan galur Wistar dibagi menjadi 6 kelompok (n=3). Kelompok kontrol tikus normal, kontrol tikus resitensi insulin, kontrol positif (metformin 45 mg/kgbb) dan 3 kelompok dosis ekstrak etanol buah malaka 100, 500 dan 1000 mg/kgbb. Induksi resistensi insulin dilakukan dengan cara pemberian emulsi tinggi lemak pada masing-masing kelompok selama 21 hari, kecuali kelompok kontrol tikus normal. Tes toleransi insulin dilakukan pada hari ke 22 untuk menilai aktivitas insulin-sensitizer setelah pemberian perlakuan. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya peningkatan sensitivitas insulin yang signifikan pada semua kelompok tikus yang diberi ekstrak etanol buah malaka (p≤0,05), dinilai dengan cara membandingkan nilai konstanta tes toleransi insulin (KTTI) kelompok perlakuan terhadap kelompok tikus resistensi insulin. Nilai KTTI pada ketiga kelompok dosis ekstrak etanol buah malaka lebih besar dibandingkan kelompok kontrol tikus resistensi insulin, berturut-turut nilainya adalah 70,29; 76,14; 77,55 dan 38,41. Ekstrak etanol buah malaka menunjukkan aktivitas insulin-sensitizer pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi resistensi insulin menggunakan diet emulsi tinggi lemak.  Kata kunci: Buah Malaka (Phyllanthus emblica L.), Insulin-Sensitizer, Tes Toleransi Insulin, Diabetes Melitus  AbstractFruit malacca (Phyllanthus emblica L.) is one of potential plants that can be used to prevent bad prognosis of diabetes mellitus. However, this potential is not known unclear mechanism. This study was conducted to determine the activity of insulin-sensitizer ethanol extract of fruit Malacca in order to characterize the mechanism of action in controlling blood glucose levels in diabetes mellitus. Randomly, 18 Wistar male rats were divided into 6 groups (n = 3). Rats normal control group, insulin resistance rats control group, positive control group (metformin 45 mg/kgbb) and 3 doses of ethanol extract of fruit malacca 100, 500 and 1000 mg/kgbw. Insulin resistance induced by giving high-fat emulsions in each group for 21 days, except for the rats normal control group. Insulin tolerance tests were performed on day 22 to assess insulin-sensitizer activity after treatment. The results showed an increase in insulin sensitivity in all groups of rats given ethanol extract of fruit Malacca (p≤0,05), was assessed by comparing the value of the insulin tolerance test constant (KTTI) of the treatment group to the insulin resistance rats control group. The KTTI values in the three doses of ethanol extract of malacca were higher than those of insulin resistance rats control group, the values is 70,29; 76,14; 77,55 and 38,41 respectively. Malacca fruit ethanol extract showed activity of insulin-sensitizer in Wistar male rats induced insulin resistance using a diet high in fat emulsion.  Keywords: Fruit malacca (Phyllanthus emblica L.), Insulin-Sensitizer, Insulin Tolerance Test, Diabetes mellitus