Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Metode Analisis Hormon Tanaman Kelompok Auksin Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Yusuf Eka Maulana; Dewi Meliati Agustini; Dedi Kurnia Rahman Abdullah; Maulana Yusuf Alkandahri
Chimica et Natura Acta Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.403 KB) | DOI: 10.24198/cna.v6.n1.14791

Abstract

Auksin merupakan salah satu kelompok hormon tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Analisis kandungan auksin pada tanaman sangat diperlukan di bidang pertanian untuk mengetahui pola pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis auksin menggunakan KCKT-UV. Analisis dilakukan terhadap tiga senyawa auksin, yaitu Asam Indol-3-Asetat (IAA), Asam Indol-3-Butirat (IBA) dan Asam 1-Naftalena Asetat (NAA). Pengembangan metode analisis meliputi tahap optimasi derivatisasi senyawa IAA, IBA dan NAA berdasarkan reaksi  sililasi dan optimasi kondisi analisis hasil derivatisasi iAA, IBA dan NAA menggunakan KCKT-UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum derivatisasi IAA, IBA dan NAA adalah menggunakan pereaksi trimetilklorosilen (TMCS) pada suhu 25oC selama 30 menit. Validasi proses derivatisasi menggunakan KCKT-UV memiliki presisi dan linieritas yang memenuhi syarat dengan nilai % SBR ≤ 2 dan nilai rata-rata koefisien korelasi (r) 0,9998 serta konsentrasi terkecil IAA, IBA dan NAA yang masih dapat diderivatisasi adalah 0,05 mg/L.Kata kunci: Asam Indol-3-Asetat (IAA), Asam Indol-3-Butirat (IBA), Asam 1-Naftalena                      Asetat (NAA), Reaksi Sililasi dan KCKT-UV
PENGUJIAN POTENSI ANTIJAMUR EKSTRAK AIR KAYU SECANG TERHADAP Aspergillus niger DAN Candida albicans Yenni Karlina; Putranti Adirestuti; Dewi Meliati Agustini; Nurul Laily Fadhillah; Nida Fauziyyah; Desi Malita
Chimica et Natura Acta Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.615 KB) | DOI: 10.24198/cna.v4.n2.10676

Abstract

Khasiat kayu secang sebagai minuman sudah banyak dikenal. Beberapa contoh penggunaan secara empiris adalah untuk mengatasi nyeri akibat gangguan sirkulasi darah, penawar racun bagi tubuh, antiseptik, antibakteri dan antikoagulan. Semua khasiat tersebut terkait dengan metabolit sekundernya, antara lain flavonoid, polifenol, terpenoid dan tanin yang membuat kayu secang memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian sebelumnya diketahui fraksi metanol, ekstrak dan fraksi etanol dari kayu secang, menunjukan aktivitas antibakteri. Berdasarkan alasan tersebut, telah dilakukan penelitian tentang uji potensi kayu secang terhadap pertumbuhan Aspergillus niger dan Candida albicans. Ekstraksi dilakukan dalam pelarut air (mineral kemasan, pH 3,0 dan pH 7,0); pada suhu 60°C selama 30 menit. Mikroorganisme uji adalah Aspergillus niger dan Candida albicans. Potensi antimikroba diukur berdasarkan daya hambat pada kedua mikroba uji dengan metode difusi perforasi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air pH 3,0 dengan konsentrasi 20% mampu menghambat kapang dan khamir dengan diameter 9,69 dan 9,42 mm. Metabolit berupa flavonoid dan terpenoid diduga yang berperan dalam hal ini.
Usnic Acid Isolated from Lichen Usnea sp. from Ciwidey, West Java Dewi Meliati Agustini; Riga Riga; Sari Purbaya; Eva Selviana; Muhammad Habibul Ikhsan
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 13 No. 1 (2023): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v13i1.463

Abstract

Indonesia is a tropical country that has a variety of plants. Plants are one potential source of medicine. One of them is Lichen Usnea sp., which is used by the community to treat several diseases, so further research is needed to study the chemical composition contained and other potentials of this plant. Research on the chemical constituent of Lichen Usnea sp. consists of various stages: sample preparation, maceration using methanol, fractionation by Vacum Liquid Chromatography (VLC) and radial chromatography guided by Thin Layer Chromatography (TLC) eluting with n-hexane, chloroform and ethyl acetate obtaining an isolated compound. The isolated compound was analyzed by various spectroscopic data (UV-Vis, FT-IR, 1H-NMR and 13C-NMR). Based on the spectra, the isolated compound was usnic acid.Keywords:  Usnic acid;  Lichen; Usnea sp.ABSTRAKIsolat Asam Usnat dari Lichen Usnea sp. Asal Ciwidey, Jawa BaratIndonesia adalah negara tropis dengan banyaknya spesies tumbuhan. Tumbuhan adalah salah satu sumber bahan baku yang potensial untuk obat–obatan. Salah satunya Lichen Usnea sp. yang digunakan masyarakat dalam pengobatan beberapa penyakit, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dan potensi lainnya dari tanaman ini. Penelitian kandungan kimia dari Lichen Usnea sp. asal Ciwidey, Jawa Barat, terdiri dari berbagai tahapan, yaitu, persiapan sampel, maserasi dengan pelarut metanol, fraksinasi dan pemurnian dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan kromatografi radial yang dipandu dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan eluen n-heksana, kloroform dan etil asetat dan menghasilkan satu senyawa. Senyawa yang diperoleh tersebut dianalisis dengan berbagai data spektroskopi (UV, IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah asam usnat.Kata kunci: Asam usnat; Lichen; Usnea sp.
Antioxidant Properties of The Ethyl Acetate Extract of Endophytic Fungus Penicillium Citrinum from Kalanchoe Millotii Stem Through Secondary Metabolites Isma Nur Aisyiyah; Heni Rahmawati; Dewi Meliati Agustini; Sari Purbaya; Lilis Siti Aisyah; Yenny Febriani Yun
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 10, No 2 (2023): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v10i2.30323

Abstract

Kalanchoe, as Cocor Bebek, is a genus of plants that is often used in traditional medicine because it has various biological activities, one of which is as an antioxidant. The development of research was carried out on the secondary metabolites compounds of endophytic fungi from the stem of K. millotii as the Cocor Bebek species. Endophytic fungi are microorganisms that live in plant tissues, generally producing secondary metabolites that have bioactivities such as anticancer, antioxidant, and antibacterial. One of the endophytic fungi isolated from the stem of K. millotii was identified as Penicillium citrinum. The potential antioxidant activity of the secondary metabolites contained in the ethyl acetate extract of the endophytic fungus P. citrinum is interesting to study. The sample extract was extracted using non-polar, semi-polar, and polar solvents. The ethyl acetate extract was separated and purified by various chromatographic methods to obtain 8 mg compound 1, as a yellow solid. The chemical structure was determined by spectroscopic methods. Based on spectrum analysis of 1D-NMR, 2D-NMR, FTIR, and UV-Vis, compound 1 was identified as 4-(2-ethylbutoxy)-3,5-dimethoxybenzaldehyde. Antioxidant activity testing of ethyl acetate extract and compound 1 was carried out using the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazyl) method. The test results on the extract showed weak activity with an IC50 value of 401.01 ppm while compound 1 showed moderate activity with an IC50 value of 221.41 ppm
Aktivitas Antioksidan Jamur Endofitik BS-1 yang Diisolasi dari Bunga Sambiloto Menggunakan Beras Putih sebagai Media Pertumbuhan: Antioxidant Activity of Endophytic Fungus BS-1 Isolated from Sambiloto Flowers Using White Rice as Growth Media Mauline Adia Silvani; Riga Riga; Dewi Meliati Agustini
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i2.1734

Abstract

Sambiloto is a plant from the Acanthaceae family which is reported to produce various secondary metabolites which have bioactivity, one of which is antioxidant. Apart from using natural plants, another source for searching of antioxidant compound from Sambiloto is using endophytic fungus. The aim of this study was to determine the antioxidant activity and phytochemical screening of the BS-1 endophytic fungus colonizing with sambiloto flowers (Andrographis paniculata) using white rice as a growth media. The steps taken in this study started from the stages of inoculation, optimization, cultivation, and extraction using ethyl acetate to obtain a concentrated extract of ethyl acetate (EtOAc). The EtOAc extract of endophytic fungus BS-1 was subjected to phytochemical screening and antioxidant activity tests. The results of the phytochemical screening showed that the positive BS-1 endophytic fungus contained steroids, phenolics, and alkaloids. The phenolic compounds in the BS-1 endophytic fungus extract have the potential as antioxidants, which is supported by the antioxidant test results, where the BS-1 endophytic fungus extract has very strong antioxidant properties with an IC50 value of 38.61 ppm. Keywords: Sambiloto flowers, antioxidant, endophytic fungus Abstrak Sambiloto merupakan tumbuhan dari famili Acanthaceae dilaporkan menghasilkan berbagai metabolit sekunder yang memiliki bioaktivitas salah satunya bersifat antioksidan. Selain menggunakan tumbuhan alaminya, sumber lainnya untuk menentukan adanya bioaktivitas sebagai antioksidan dari sambiloto yaitu menggunakan jamur endofitik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antioksidan dan skrining fitokimia dari jamur endofitik BS-1 yang berkolonisasi dengan bunga sambiloto (Andrographis paniculata) menggunakan beras putih sebagai media pertumbuhan. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari tahap inokulasi, optimasi, kultivasi, dan diekstraksi menggunakan etil asetat sehingga didapatkan ekstrak pekat etil asetat (EtOAc). Ekstrak EtOAc jamur endofitik BS-1 dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa jamur endofitik BS-1 positif mengandung berbagai metabolit sekunder, di antaranya yaitu steroid, fenolik, dan alkaloid. Senyawa fenolik pada ekstrak jamur endofitik BS-1 ini dapat berpotensi sebagai antioksidan, yang didukung oleh hasil uji antioksidan, dimana ekstrak jamur endofitik BS-1 memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 38,61 ppm. Kata Kunci: Bunga sambiloto, antioksidan, jamur endofitik
Jamur Endofitik BJS-3 Asosiasi Sambiloto (Andrographis paniculata): Skiring Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan: Endophytic Fungal BJS-3 Associated Sambiloto (Andrographis paniculata): Screening Phytochemistry and Antioxidant Activity Riga Riga; Mauline Adia Silvani; Wandi Oktria; Edi Nasra; Desy Kurniawati; Dewi Meliati Agustini
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 5 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i5.2034

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata) is a member of the Acanthaceae family reported to synthesis various bioactive compounds and has biological activities. One of the activities is antioxidant. An alternative source of searching for antioxidant compounds from Sambiloto is its endophytic fungi. The research aims to examine the content of secondary metabolites and determine the antioxidant activity of the BJS-3 endophytic fungus associated with Sambiloto seeds. The steps of the research were inoculation, optimization, fermentation, as well as extraction using ethyl acetate to obtain crude extract (EtOAc). Crude extract of fungal BJS-3 was evaluated for their phytochemical screening and antioxidant activity. The results of the phytochemical test on the endophytic fungus BJS-3 showed positive for terpenoids and phenolic compounds. Furthermore, antioxidant actitvity of extract of fungal BJS-3 was categorized as strong antioxidant properties (IC50 = 67.58 ppm). Keywords:          Antioxidant, Andrographis paniculata, endophytic fungi   Abstrak Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah salah satu anggota keluarga Acanthaceae yang mampu mensintesis beragam senyawa bioaktif dan memiliki aktivitas biologis. Salah satu aktivitas tersebut adalah antioksidan. Sumber alternatif pencarian metabolit sekunder dengan aktivitas antioksidan dari sambiloto adalah dengan memanfaatkan jamur endofitik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan metabolit sekunder dan menentukan sifat antioksidan (IC50) dari jamur BJS-3 yang berasosiasi dengan biji sambiloto. Tahapan riset ini meliputi inokulasi, optimasi, fermentasi, dan ekstraksi dengan pelarut etil asetat dan diperoleh ekstrak etil asetat (EtOAc). Ekstrak EtOAc jamur BJS-3 tersebut dianalisis kandungan metabolit sekunder dan sifat antioksidannya. Hasil uji fitokimia pada jamur endofitik BJS-3 menunjukkan positif bahwa ekstrak tersebut mengandung terpenoid dan senyawa fenolik. Sementara itu, uji aktivitas antioksidan mengindikasikan bahwa ekstrak jamur BJS-3 berpotensi sebagai agen antioksidan yang tergolong kuat (IC50 = 67,58 ppm). Kata Kunci:         Antioksidan, Andrographis paniculata, jamur endofitik