Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PESANTRENTS AND MULTICULTURAL VALUE IN A MULTI-ETHNIC SOCIETY Firdaus Wajdi; Dini Fadhilah; Mushlihin Mushlihin
Penamas Vol 33 No 2 (2020): Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/penamas.v33i2.416

Abstract

Artikel ini menjelaskan upaya Pesantren Kauman dari Lasem dalam menanamkan nilai-nilai multikultural yang dilakukan di tengah komunitas multi-etnis. Kajian ini memberikan kontribusi pada aspek pengajaran nilai nilai multikultur oleh salah satu perwakilan lembaga pendidikan Islam tertua, pesantren. Fokus utamanya tertuju pada pemahaman motivasi Pesantren dan metode implementasi penanaman nilai-nilai multikultural sebagai upaya untuk menjaga harmoni dengan masyarakat sekitarnya, yang didominasi oleh non-Muslim dengan latar belakang etnis Tionghoa. Penelitian ini berupaya menjawab apa urgensi, cara implementasi, serta tanggapan masyarakat Lasem dalam hal penanaman nilai-nilai multikultural yang dilakukan Pesantren Kauman. Jawaban atas permasalahan ini dapat menguatkan pendapat bahwa agama dapat menjadi kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Lokasi penelitian utama berlokasi di Lasem, Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai wilayah Tiongkok Kecil. Studi ini menemukan fakta bahwa Pesantren Kauman dari Lasem menumbuhkan motivasi penanaman nilai-nilai multikultural dari perspektif teologis dan sosiologis. Sedangkan implementasinya memanfaatkan aspek formal-pedagogis maupun nonformal-sosiologis. Studi ini juga menemukan bahwa implementasi ini menuai tanggapan pro dan kontra. Pesantren Kauman dari Lasem akhirnya berhasil mengajarkan nilai nilai multikultural dan menggunakannya untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat multikultural. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti bahwa nilai-nilai multikultural dapat diajarkan secara formal-pedagogis maupun nonformal-sosiologis. Aspek teologis dapat menjadi awal, namun aspek sosiologis juga penting untuk dipertimbangkan dalam penanaman nilai-nilai multikultural yang kemudian diimplementasikan di tengah masyarakat.
INTERNALISASI NARASI KENABIAN TENTANG RAMAH KEMANUSIAAN DALAM PENGEMBANGAN MODERASI KEAGAMAAN Abd Fadil Abdul; Mushlihin Mushlihin; Sa’dullah Sa’dullah; Arini Susanti; Mohammad Noufal
Sivitas : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal SIVITAS | Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Muttaqien Publishing Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STAI DR. KH.EZ. Muttaqien Purwakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52593/svs.03.1.01

Abstract

Islamic moderation needs to be disseminated and mainstreamed in religious life at all levels of society in order to create harmony in social life. A harmonious society is a prerequisite for the development of superior culture and civilization. Without Islamic moderation, the ummah will be deceived by the two extreme attitudes of liberalism and radicalism which will further expose them to ongoing conflicts. Islamic moderation should be a reference in responding to changes in society. The development of information and communication technology is assumed to have influenced people's behavior in all fields, including in the religious field. Human-friendly religious literacy is an effort to deal with people's behavior in using information and communication technology that seems free without any filtering. Currently, anyone can access religious sites and disseminate information without first filtering or filtering the content of that information. Thus, it can influence people's thinking and be exposed to information that contains radicalism in religion. This faculty-level community service program intends to help PAI and Islamic boarding school teachers to learn to identify, select, read prophetic narrative information about humanity-friendly. This activity has contributed to teachers in terms of having the ability to identify, select, read and understand prophetic narratives about humanity-friendly. and formulating policies that are considered important for the world of education in responding to the development of information and communication technology. This needs to be done considering that the teacher is the spearhead in educating students (santri) in teaching the good values ​​of religious teachings that are rahmatan lil alamin.