Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Psychological Wellbeing of Indonesian Teachers Juliani Prasetyaningrum; Nuriah Halleyda; Siti Shalma Fitriah; Ghea Aziza Motik
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang berperan strategis dalam menghasilkan manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Guru memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam kelancaran proses pembelajaran siswa. Sebagai guru dan pengasuh, guru sering menghadapi tuntutan emosional yang tinggi di tempat kerja. Dengan demikian, kondisi psikologis guru mempengaruhi proses pembelajaran dan berdampak berkelanjutan pada terpeliharanya kebahagiaan dan prestasi akademik siswa. Studi ini merupakan studi tentang pengembangan instrumen kesejahteraanpsikologis guru yang terstruktur di sekitar tiga dimensi kesehatan psikologis, yaitu: kepuasan hidup, hubungan social, dukungan dan otonomi terkait dengan kepemilikan guru di lingkungan sekolah. Validasi item menggunakan validitas isi (content validity)dengan rumus CVI Aiken setelah dinilai oleh expert judgment. Mereka adalah ahli di bidang psikometri dan psikologi. Tujuan penelitian ini adalah menyusun danmengembangkan alat ukur berupa Skala Kesejahteraan Psikologis Guru yang disingkat SKPG. Skala ini bertujuan untuk membuat alat untuk mengukur kesejahteraan psikologis guru di lingkungan sekolah. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 339 orang guru berstatus PNS (208 orang), guru P3K (32 orang), PNS (10orang) dari sekolah swasta atau instansi (53 orang) dan guru honorer sekolah negeri (36 orang). Dari hasil analisis data yang diperoleh, item dengan nilai CVI > 0,74 disebut item dengan nilai sedang, sebanyak 52 item dan item dengan nilai CVI < 0.74 tergolong tidak valid sampai dengan 23 item. Hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha diperoleh skor = 0,928. Hasil penelitian ini membantu menentukan tingkat kesejahteraan psikologis guru dan memberikan pedoman penggunaan alat ukur SKPG.
Upaya Penurunan Prokrastinasi Akademik Siswa Melalui Pelatihan Time Management Nuriah Halleyda; Siti Shalma Fitriah; Ghea Aziza Motik; Yudhi Satria
Warta LPM WARTA LPM, Vol. 25, No. 4, Oktober 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.451 KB) | DOI: 10.23917/warta.v25i4.913

Abstract

The transition period of the online learning process from home creates an imbalance in school life and creates conditions of academic delay or procrastination among students. Based on previous research on 345 students at SMP Negeri 2 Jatisrono in February 2022, the results of student academic procrastination at the school were quite high. This community service activity aims to reduce the high level of student academic procrastination through time management training. The training was attended by 31 students at SMP Negeri 2 Jatisrono. The instrument used to measure the level of student academic procrastination is the academic procrastination scale. Measurements were carried out 2 times, namely before (pre test) and after (post test) training to determine the effectiveness of time management training in reducing the level of academic procrastination experienced by students. The results of data analysis using T-test showed a score of t = 40.83 with p = 0.000 (p <0.05), which means that there is a very significant decrease in academic procrastination after receiving time management training. In conclusion, time management training is very significantly effective in reducing academic procrastination in students at SMP Negeri 2 Jatisrono. Suggestions for further research is that this kind of training can be applied to other problems because it is able to reduce forms of negative behavior so that it can optimize learning outcomes and student achievement.