Gizi lebih merupakan masalah gizi yang sering dijumpai dan berpotensi gangguan kesehatan akibat berbagai komplikasi. Perilaku sedentari adalah aktivitas-aktivitas yang tidak meningkatkan pengeluaran energi dan pengeluaran energinya setara dengan pengeluaran energi saat istirahat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas sedentari (berbasis layar, berbasis duduk, dan berbasis baca) dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa Universitas Nasional. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 176 mahasiswa Universitas Nasional. Subjek didapatkan dengan cluster random sampling. Data yang dikumpulkan antara lain karakteristik (jenis kelamin, usia), indeks massa tubuh, aktivitas fisik, aktivitas sedentari, dan asupan camilan. Data aktivitas sedentari dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner aktivitas sedentari (PACE Adults Sedentary Activity) (berbasis layar, berbasis duduk, dan berbasis baca). Asupan diukur dengan menggunakan Semi-Quantitative Food Frequency. Data antropometri diukur dengan timbangan dan microtoise yang kemudian dikonversi menjadi data IMT. Data dianalisis dengan menggunakan analisis chi-square. Hasil penelitian ini didapatkan terdapat 34,7% mahasiswa dengan gizi lebih. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas sedentari (berbasis layar dan berbasis duduk) dengan gizi lebih (p 0,05; OR 1,879 and p 0,000; OR 10,358). Ada hubungan yang signifikan antara asupan energi camilan tinggi (>500kal) dengan gizi lebih (p 0,000; OR 4,131). Tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas sedentari (berbasis baca) dengan gizi lebih. Ada hubungan antara aktivitas sedentari (berbasis layar dan berbasis duduk) dan asupan energi camilan dengan gizi lebih.