Ida Bagus Ngurah
Universitas Hindu Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BENTUK DAN MAKNA PADMASANA ANGLAYANG PURA KENTEL GUMI DI KECAMATAN BANJARANGKAN, KABUPATEN KLUNGKUNG Desak Nyoman Seniwati; I Gusti Ayu Ngurah; Ida Bagus Ngurah
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agama Hindu pada dasarnya memiliki konsep Panca Sradha yaitu lima keyakinan, salah satunya ialah percaya dengan adanya Brahman (Tuhan). Dalam teologi Hindu dikenal Tuhan dan segala manifestasinya. Umat Hindu memiliki simbol-simbol suci Tuhan yang kini banyak dijumpai di Bali berupa Pelinggih-Pelinggih yang menjadi stana Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Satu dari banyaknya jenis Pelinggih adalah Padmasana yang juga memiliki jenis-jenis tertentu, salah satunya adalah Padmasana Anglayang. Studi ini berupaya menjelaskan makna filosofi Padmasana Anglayang dan bentukbentuknya. Lokasi studi yakni di Pura Agung Kentel Gumi Desa Tusan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan studi dokumen. Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa Padmasana Anglayang di Pura Agung Kentel Gumi Desa Tusan, memiliki 3 bagian. Bagian pertama adalah tepas (dasar) yang memiliki simbol bedawangnala, naga basuki, dan naga anantabhoga. Bagian kedua adalah batur (badan) terdapat pepalihan 7 dan hiasan Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda diletakkan di bagian tengah belakang, sedangkan Angsa diletakkan di bagian atas belakang dan di bawah patung garuda terdapat simbol Boma. Fungsi Padmasana Anglayang di Pura Agung Kentel Gumi Desa Tusan, adalah mampu menghantarkan doa atau keinginan para pemujanya langsung kepada Tuhan. Makna Padmasana Anglayang di Pura Agung Kentel Gumi, Desa Tusan, Banjarangkan, Kabupaten Kungkung adalah bahwa umat berusaha mempersatukan pemujaan kepada unsur kehidupan guna mendapatkan kesejahteraan atau anugerah agar dapat menjalankan kehidupannya dengan bahagia, sehingga bisa bersatu kembali dengan Ida Sang Hyang Widhi.